Semua  

GUGUS TUGAS DESA BEGADON, KECAMATAN GAYAM, SIAGA PENUH

Kades Begadon, H Hariyono (tertinggi pakai masker unggu), Ketua BPD Mbah Win (kaos merah lengan panjang).
Kades Begadon, H Hariyono (tertinggi pakai masker unggu), Ketua BPD Mbah Win (kaos merah lengan panjang).
Kades Begadon, H Hariyono (tertinggi pakai masker unggu), Ketua BPD Mbah Win (kaos merah lengan panjang).
Kades Begadon, H Hariyono (tertinggi pakai masker unggu), Ketua BPD Mbah Win (kaos merah lengan panjang).

SEBAGAI tindak lanjut instruksi Bupati Bojonegoro maka Pemerintah Desa Begadon, Kecamatan Gayam, langsung bergerak dalam upaya pencegahan virus corona (Covid-19).

Kepala Desa (Kades) Bagadon, H Hariyono, didampingi seluruh perangkat desa termasuk ketua BPD, kepada Wartawan Majalah FAKTA (Ekopurnomo), menjelaskan bahwa untuk pemerintahan Desa Begadon begitu ada instruksi bupati saat itu juga langsung membentuk Gugus Tugas Desa, berbelanja logistik kebutuhan pencegahan (alat penyemprotan, masker, sarung tangan, termasuk pula wadah air untuk cuci tangan). “Begitu terima instruksi langsung belanja, berapa pun kebutuhannya langsung dicukupi, kekurangannya menyusul (dananya ada tapi barangnya tidak ada). Alhamdulillah, dibarengi rasa kesadaran tinggi, wawasan luas, tentang kebersihan, karena desa pernah dilewati para pejabat negara (di kawasan tambang minyak Exxon),  bila perihal saffety sudah bukan hal baru. Walau Begadon itu desa tetapi soal wawasan kebersihan sudah paham,” papar kades yang melaksanakan bhaktinya di periode ketiga ini.

Lebih Lanjut dijelaskan pula bahwa untuk memberikan rasa aman dan nyaman, untuk 525 kepala keluarga (KK) yang mayoritas petani maju teknologi ini, Gugus Tugas Desa Begadon berjumlah 50 orang, untuk patroli terkait pemberlakuan jam malam. Berhubung kesadaran warga yang tinggi tadi, maka bisa ringan. “Karena modal wawasan sudah ada, ibarate sudah faham. Misalnya ada instruksi, jadi kadang kita belum tahu kabar, mereka malah sudah cerita. Oleh karena itu, sebagai kades dituntut kebijaksanaannya serta memfasilitasinya. Karena bijaksana tapi tak sepenuhnya memfasilitasi ‘terus piye’, memfasilitasi tapi tak bijaksana, ada dugaan ‘pilih-pilih’. Pokoke, opo kebutuhane kono, untuk kepentingan warga, ‘yo opo jare’. Yang penting, berdoa bareng, yasinan di rumah, tahlilan berhubung harus berjarak, biasane ngrumpel satu mushola sekitar 28-24 orang, sekarang tinggal 6-10 orang, karena berwawasan jarak. Semua itu adalah antisipasi, bukannya ‘ngalup/berkeinginan jelek’, soalnya wabah corona itu walau alam, tetap harus mengantisipasi, ojo nganti kena, dan jangan mengabaikan himbauan pemerintah. Harapan kita, semoga Allah SWT segera memberikan ‘inayah’, seperti lagunya Pak Haji Rhoma Irama,’Corona tak bisa dilihat mata, tak bisa diraba. Dan corona bisa pulang ke tempat asalnya, agar kehidupan tak lagi gulana, ekonomi jadi polemik tak lancar’. Apalagi akan menghadapi Ramadhan, virus corona mosok ora minggat. Ter…la…lu”.

Rumah Rofi'in (guru/warga Begadon) ketika disemprot disinfektan oleh Gugus Tugas Desa Bagadon.
Rumah Rofi’in (guru/warga Begadon) ketika disemprot disinfektan oleh Gugus Tugas Desa Bagadon.

Ketua BPD Winarto (Mbah Win) menambahkan bahwa sigapnya Pemdes Begadon terhadap pencegahan virus Covid-19, sungguh luar biasa. “Kami memberikan apresiasi pada Pak Kades, perangkat, serta semua elemen yang ada di sini (Begadon), cepet tanggap dan bergerak cepat. Untuk penyemprotan disinfektan diawali di fasilitas umum”.

Himbauan Kades Bagadon, H Hariyono, beserta Gugus Tugas, di antaranya warga Begadon yang ada di perantauan hendaknya menunda kepulangannya hingga kondisi membaik. “Berdasarkan himbauan Pak Presiden dan Menteri Desa,” kata Kades Begadon.

“Untuk pembagian alat cuci tangan diserahkan masing-masing koordinator,” papar ketua BPD yang sekaligus penulis semi senior media Suara Banyuurip ini. (F.463)