Semua  

GONDANG BANJIR BANDANG TERJANG TANAMAN BARU

Assper BKPH Gondang, Kasmijan, dan KRPH Gondang, Agus Supriyanto, serta mandor tanam sedang mendata petak yang potensi tanamannya rusak akibat hujan dan banjir bandang.
Assper BKPH Gondang, Kasmijan, dan KRPH Gondang, Agus Supriyanto, serta mandor tanam sedang mendata petak yang potensi tanamannya rusak akibat hujan dan banjir bandang.
Assper BKPH Gondang, Kasmijan, dan KRPH Gondang, Agus Supriyanto, serta mandor tanam sedang mendata petak yang potensi tanamannya rusak akibat hujan dan banjir bandang.
Assper BKPH Gondang, Kasmijan, dan KRPH Gondang, Agus Supriyanto, serta mandor tanam sedang mendata petak yang potensi tanamannya rusak akibat hujan dan banjir bandang.

KONDISI BKPH Gondang, KPH Bojonegoro, identik sebuah syair Pak Haji Rhoma Irama, yakni “Cobaan tumpang tindih silih berganti”. Baru-baru ini banjir bandang telah menghanyutkan tanaman kayu putih seluas 4,7 hektar dan hilangnya acir sekitar 2,5 hektar di petak 47-E RPH Gondang.

Ada apa sebenarnya di BKPH Gondang ? Hal ini jadi tanda tanya beberapa pihak. Berangkat dari sering berkecamuknya persoalan yang ada di BKPH Gondang, menjadikan ketertarikan tersendiri, Wartawan Majalah FAKTA, Ekopurnomo, pun rajin berkelana di seputaran BKPH Gondang untuk mencari tahu. Ternyata banjir bandang sering terjadi tapi tidak merusak tanaman besar.

Assper Gondang, Kasmijan, didampingi KRPH Gondang, Agus Supriyanto, menjelaskan bahwa sering turun hujan intensitas tinggi dan sering banjir bandang, tidak mengakibatkan robohnya tegakan pohon besar terutama di RPH Gondang, hanya pohon kecil serta acirnya saja. “Solusinya yakni penanaman kembali, tetapi jika cuaca memungkinkan. Karena lokasi petak tersebut di pinggir sungai jalur arus besar,” ungkap Assper/KBKPH Gondang, Kasmijan.

KRPH Gondang, Agus Supriyanto, menambahkan bahwa memang petak tersebut bisa dikatakan daratan rendah, sedangkan hulu air dari dataran tinggi/pegunungan. Sehingga jika ditanami minggu-minggu ini dengan berbagai pertimbangan belum bisa dilaksanakan. “Ini masih identifikasi lahan/tanaman yang berdampak dari bencana alam,” kata mantan anggota Instruktur Pramuka di KPH Padangan ini.

Sedangkan Adm/KKPH Bojonegoro, Dewanto SHut MSc, didampingi Bagian Humas KPH Bojonegoro, Markum, memberikan ulasan bahwa sejak pertengahan bulan Januari 2020 hingga saat ini (minggu awal Februari 2020) bisa dikatagorikan hujan dengan intensitas tinggi serta angin kencang, mengakibatkan banyak hal di antaranya pohon roboh, lahan rusak, tetapi tidak sampai mengakibatkan korban jiwa. Misal di beberapa RPH saja. Dan, uniknya, robohnya pohon seperti ‘uji petik’, tidak merata satu area, namun seperti dipilihi. Soal tanaman baru seperti jenis kayu putih di BKPH Gondang, memang perlu waktu yang tepat. Pertimbangannya, menunggu iklim, kondisi alam. Lagi pula bibit pohon kayu putih juga kecil,” jelas Adm/KKPH Bojonegoro, Dewanto SHut MSc, dengan ramah. (F.463)