Majalahfakta.id – Pengguna jalan warga Kota Prabumulih yang tinggal di wilayah Tugu Nanas Prabumulih Barat mengharapkan proyek pekerjaan flyover pintu perlintas kereta api (KA) tersebut segera rampung, Jumat (21/01/2022).
Jika proyek ini selesai, akses menuju pusat Kota bagi warga di sana tak lagi membutuhkan waktu lama. Sementara bagi pengguna jalan Lintas Prabumulih – Muaraenim dan sebaliknya tidak lagi wajib melalui jalan lingkar.
Terkait hal tersebut, progres pembangunan fisik flyover Patihgalung, Prabumulih saat ini masih terus berjalan dan sudah mencapai 30 persen. Pekerjaan terus dikebut siang dan malam dengan menerapkan dua shift. Flyover di atas jalur kereta api ini ditargetkan selesai November 2022.
Pantauan di lapangan, memasuki tahap pengecoran tiang pancang. Puluhan tiang pancang raksasa dipasangi besi cor ulir berukuran paling besar dikelasnya tampak menjulang ke langit ditumpahi bahan cor menggunakan eksavator.
Sepanjang pengalaman meliput kegiatan proyek, baru kali ini menemukan besi ulir sebesar itu dipasang di tiang pancang atau pondasi proyek Pemerintah di Kota Prabumulih. Besi tersebut kata pengawas adalah ukuran paling besar. Artinya tidak ada lagi ukuran paling besar diatas besi yang mereka gunakan.
“Kalau untuk sekarang dapat kami pastikan progres pengerjaan proyek saat ini sudah mencapai 30 persen. Hari ini sampai sebulan kedepan tahap pengecoran diperkirakan masih terus berlanjut untuk mengejar pemasangan girder tepat waktu” ujar pengawas pelaksana kegiatan proyek, Warsono.
Dikatakan, untuk mencapai proyek sesuai target dan tepat waktu pihaknya senantiasa bekerja secara maksimal dan menurunkan seluruh kemampuan serta peralatan penunjang. “Untuk bahan cor kita produksi sendiri karena kalau beli selain kualitas tidak bisa dipastikan bagus sesuai yang kita harapkan juga ditakutkan tak mampu melayani kebutuhan proyek” kata Warsono.
Ditempat lain yakni dekat sekolah SMPN 4 Prabumulih masih di kawasan proyek flyover, terlihat puluhan beton-beton berukuran besar dan panjang seperti balok raksasa mirip leter (T) terletak di sana. Beton itu bertuliskan sebuah nama perusahaan BUMN Wika. Mungkin itu girder yang disebut Warsono tadi.
“Beton ini kelak akan dipasang diatas pondasi yang sedang dicor yang erfungsi untuk menyalurkan beban kendaraan di atasnya untuk dikirimkan ke struktur bawah yaitu abutment agar bisa diredam dan tidak terjadi persimpangan beban atau gaya” kata salah satu teknisi proyek lainnya.
Kata dia, penggunaan girder pada saat ini memang lebih disenangi para kontraktor karena lebih praktis dan lebih kuat. Ada dua pilihan girder yaitu baja dan beton yang biasa digunakan dalam pembuatan jembatan, fly over, jalan tol dan lain-lain. Balok girder mempunyai bentang panjang sekitar 20 sampai 40 meter.
“Yang digunakan pada proyek flyover Patihgalung ini adalah girder beton yang diproduksi di pabrik dan diangkut menggunakan kendaraan khusus ke lokasi proyek. Tak lama lagi akan segera dipasang Pak. Setelah itu bentuk flyover sudah bisa dilihat secara utuh” pungkasnya. (wis/dwi)






