Disetujui Presiden, Proyek Kereta SRRL Surabaya–Sidoarjo Dipercepat, Begini Kata Gubernur Khofifah

Ilustrasi.

FAKTA – Surabaya kembali bersiap menapaki fase baru dalam pengembangan sistem transportasi massal yang lebih modern dan berkelanjutan.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dengan penuh keyakinan mengumumkan bahwa dua proyek strategis transportasi rel — Surabaya Regional Railways Line (SRRL) dan jalur ganda kereta Wonokromo–Sepanjang — akan segera dipercepat pelaksanaannya.

Kepastian ini diperoleh usai Presiden Prabowo Subianto menyatakan persetujuannya terhadap percepatan kedua proyek vital tersebut.

Di hadapan awak media, Jumat (4/7/2025), Khofifah menyampaikan bahwa lampu hijau dari pemerintah pusat telah diberikan, menyusul jawaban resmi dari Kementerian Perhubungan.

Surat yang diteruskan langsung kepada Menteri Keuangan menyebutkan permintaan percepatan realisasi pinjaman dan pengalokasian anggaran proyek SRRL Fase I dapat segera diproses pada tahun anggaran 2026.

Proyek SRRL fase pertama yang mencakup jalur Gubeng–Sidoarjo akan menjadi prioritas awal pelaksanaan.

Jalur kereta rel listrik (KRL) sepanjang 27 kilometer ini sedang dalam tahap penyelesaian administratif, mulai dari pengadaan hingga kesiapan anggaran.

Menurut Khofifah, proyek ini bukan sekadar koneksi transportasi, melainkan fondasi dari sistem mobilitas masa depan di kawasan metropolitan Surabaya.

“Pembangunan SRRL sejalan dengan visi Asta Cita Presiden dan Prioritas Nasional, khususnya dalam pembangunan transportasi publik yang terintegrasi dan ramah lingkungan,” tutur Khofifah.

Ia juga meyakini proyek ini akan memperkuat hubungan antarwilayah, seperti Surabaya dengan kota-kota penyangga Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, hingga Lamongan.

Lebih dari 10 juta jiwa diperkirakan akan merasakan dampak langsung dari hadirnya layanan transportasi ini.

Tak hanya soal mobilitas, SRRL juga diyakini menopang target pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen.

Proyek ini pun mendukung agenda transformasi ekonomi hijau, infrastruktur berkelanjutan, dan penguatan kawasan perkotaan seperti tertuang dalam prioritas pembangunan nasional.

Sementara itu, untuk jalur ganda Wonokromo–Sepanjang, Khofifah memastikan proses konstruksi dapat segera dimulai.

Detail rancangannya sudah tersedia di Kementerian Perhubungan, menandakan bahwa proyek tinggal menunggu tahap eksekusi.

Jalur ini akan mengurangi kemacetan lintasan kereta api di kawasan selatan Jawa yang selama ini menjadi titik kritis arus kereta.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Allan Tandiono, dalam penjelasannya mengungkapkan bahwa SRRL akan mulai dikerjakan pada tahun 2027 dalam dua tahap besar.

Fase pertama meliputi elektrifikasi lintasan Gubeng–Sidoarjo, peningkatan kualitas beberapa stasiun, pembangunan Depo Sidotopo, hingga flyover di titik-titik rawan kemacetan.

“Selain itu, kami akan perkuat sistem persinyalan, akses masuk dua arah ke stasiun, serta teknologi telekomunikasi rel. Semua diarahkan agar transportasi publik semakin diminati,” ujar Allan.

Ia juga menambahkan bahwa Direktorat Jenderal Perkeretaapian terus membangun sinergi dengan Pemkot Surabaya, Pemprov Jatim, dan seluruh pemangku kepentingan agar proyek ini tepat waktu dan memberi dampak ekonomi serta sosial yang luas.

Dengan perencanaan yang matang dan dukungan penuh dari pusat dan daerah, proyek SRRL menjadi simbol perubahan besar dalam wajah transportasi perkotaan Jawa Timur — menghubungkan bukan hanya jarak, tapi juga mempercepat langkah menuju kota yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan. (Laporan : F1 || majalahfakta.id)