DIKENALI dari gejalanya mual muntah dan mata menguning, 8 murid SMP 5 Mlajah Kabupaten Bangkalan yang dikhawatirkan terjangkit Hepatitis A diperiksakan ke Rumah Sakit (RS) Syarifah Ambami Rato Ebu (Syamrabu) Bangkalan. Mereka adalah Erik Dwi Pranata (Kauman, Socah), Sita Aprillia Aggraini (Pedeng, Socah), Redo Afriyan Azza (Jl Seruni, Mlajah), R Kevlin Ramadhani A (Sidingkap), Cindi Imani Rachman (Jaddih Barat, Socah), Dwi Putri Maulidia (Timur Pasar Socah), Moh Amin Fisol Rohma (Tedunan, Socah), Moh Rifai Qory Cosesi (Pelabuhan).
Dari hasil diagnosa dokter rumah sakit hanya 5 anak yang dinyatakan positif terjangkit Hepatitis A, sedangkan 3 murid lainnya dinyatakan negatif. Dari 5 anak yang dinyatakan positif Hepatitis A, 4 anak sudah dipulangkan dan cukup berobat jalan. Sementara 1 murid masih harus menjalani rawat inap hingga beberapa hari di rumah sakit.
Menurut dr Nunuk, Wakil Direktur RS Syamrabu, dengan jumlah pasien Hepatitis A lebih dari dari 3 orang yang berasal dari tempat yang sama serta dalam waktu yang hampir bersamaan ini termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB). Sepanjang pengalaman dirinya bertugas di RS Syamrabu, biasanya hanya menemukan penderita Hepatitis A hanya 1 orang dalam sebulan. Namun kali ini jumlahnya berlipat. Karena itu pihaknya merasa perlu mengirim laporan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan agar ada penanganan lebih lanjut dalam mengatasi penyebaran virus Hepatitis A yang mewabah di lingkungan sekolah SMP 5 Kelurahan Melajah tersebut.
“Dalam waktu singkat pasien berasal dari sekolah SMP 5 ini ada 8 anak. Ini termasuk kejadian luar biasa (KLB) ya. Sebab, biasanya, hanya 1 dalam 1 bulan. Ternyata ini ada 5, jadi dua kali lipat lebih. Berarti ini perlu ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan (Dinkes). Jadi, kami sudah mengirimkan beberapa data kepada Dinas Kesehatan agar ditindaklanjuti,” ungkapnya kepada Moh Hasan Sibti Rosul dari FAKTA di RS Syamrabu, Kamis (1/12/2016).
Lebih lanjut dr Nunuk menerangkan, penularan virus Hepatitis A biasanya melalui makanan dan minuman (mamin) yang berasal dari satu wadah yang tercemar virus penderita Hepatitis A. Dengan cara ini umumnya virus ini menular dari penderita ke orang lain di lingkungan sekitarnya. Dengan masa inkubasi atau waktu penularan sekitar 1 sampai 2 minggu. Ciri dan gejala orang yang terjangkit virus Hepatitis A, ia mengeluh mual muntah, nyeri ulu hati dan warna air seninya menyerupai warna air teh.
Berbeda dengan virus Hepatitis B, yang mana penderita yang terjangkit virus ini sulit diobati. Ditegaskan dr Nunuk, pasien Hepatitis A bisa diobati dan akan sembuh total. Penyembuhan pada pasien ini bisa dengan terapi diberi vitamin dan istirahat yang cukup. “Virus Hepatitis A memang bisa sembuh total, tidak seperti Hepatitis B. Kalau Hepatitis B kan ada di tubuh manusia selamanya,” papar dokter yang pernah menjabat sebagai Kepala Puskesmas Kecamatan Tanah Merah ini.
Senada dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan, dr Yusro (Plt), bahwa pasien Hepatitis A dengan jumlah tersebut dapat dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). “Kemarin saya mendapat laporan dari Kepala Bidang Pelayanan Medis (Yanmed) bahwa di Irna E ada pasien dengan Hepatitis A kok banyak dan dari sekolah yang sama,” katanya.
Menyikapi mewabahnya virus Hepatitis A yang terjadi di wilayahnya itu, pihak Dinkes mengambil tindakan profilaksis atau pencegahan dengan memberikan obat terhadap murid-murid yang belum dijangkiti virus itu.
Menurut dr Yusro, dalam usaha penanggulangan agar penularan tidak meluas, ia menugaskan anak buahnya untuk menemukan sumber penyebaran virus ini dengan cara mengambil contoh jajanan yang dijual di kantin sekitar sekolah dan juga mengambil sampel air, baik yang ada di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal murid yang sebelumnya sempat dirawat di rumah sakit.
Dituturkan juga oleh Kadinkes yang membawahi 22 Puskesmas di Bangkalan ini bahwa pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Hal ini ia lakukan tanpa terlebih dahulu menunggu hasil lab sampel, yang biasanya baru selesai 6 hari kerja. “Jadi kami hari ini sudah langsung melaporkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tanpa harus menunggu hasil lab dari contoh air dan makanan yang ada di sana. Pencegahan kepada para murid yang belum sakit kita akan beri obat dan itu dari Dinkes,” tandasnya.
Di hari yang sama, Kepala Sekolah SMP 5 Malajah, Solehuddin, saat ditemui FAKTA di ruang kantornya membenarkan kabar itu. Namun Solehuddin menyanggah bahwa sumber penularan virus ini berasal dari lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Justru ia mensinyalir virus ini dibawa pasien dari kampung tempat tinggalnya. Pasalnya, menurut Soleh, dari pasien yang pernah mendapat perawatan medis itu kebanyakan dari kampung yang sama yaitu Kauman, Kecamatan Socah.
“Ya kebetulan mereka anak-anak SMP 5. Mereka memang sekolah di sini, dan mereka sama satu kampung di Kauman, Socah,” terang Kasek SMP 5 Mlajah.
Untuk mengetahui perkembangan pemulihan kesehatan para muridnya, Kasek SMP 5 Mlajah menugaskan beberapa orang guru untuk memantau langsung paska penanganan medis. Para guru ini melihat langsung perkembangan kondisi muridnya paska rawat inap. Selain itu, untuk membantu proses pemulihan kesehatan para muridnya yang sakit, pihak sekolah memberikan 1 liter botol minuman obat herbal yang terbuat dari temulawak dan gula batu kepada masing-masing siswa. Ramuan ini dipercaya sebagai obat mujarab untuk menyembuhkan penyakit yang oleh orang Madura lebih dikenal dengan sebutan “penyaké’ konéng” tersebut. (F.1005) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com / www.instagram.com/mdsnacks