DINAS Pertanian Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, pada tahun 2012 lalu telah mencanangkan program pertanian dari dana APBN 2012, di antaranya untuk penanaman bibit ungul padi jenis Meleongga, Si Hirang, Cibogo dan Infari.
“Dengan luas lahan 1 hektar, para petani bisa mendapatkan bibit padi unggul sekitar 25 kg dan untuk luas 2 hektar mereka bisa mendapatkan 65 kg bibit unggul,” ujar Kepala Bidang Pertanian Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Peternakan dan Perikanan (SLPTT) Kabupaten Balangan, Muchtar, kepada FAKTA.
Ada 8 kecamatan yang telah mengembangkan penanaman bibit unggul, yaitu Kecamatan Batu Mandi, Paringin, Paringin Selatan, Lampihong, Juai, Awayan, Halong dan Tebing Tinggi.
Dari 8 kecamatan tersebut, hanya 4 yang dinilai berhasil melaksanakannya, yakni Kecamatan Batu Mandi, Paringin Selatan, Juai dan Awayan.
Sasaran 2012 pada produksi pertanian terutama pada padi mencapai 123.695, di mana padi sawah 109.659, padi ladang 14.036, jagung mencapai 1.617, kedelai 294, kacang tanah 575, kacang hijau 54, ubi kayu 3.392, dan ubi jalar mencapai 1.724.
Selain kegiatan produksi ada pengawalan iklim dan SLPHT. Untuk curah hujan normal SLPHT sudah jalan di 10 lokasi, yaitu Halong 2 unit, Juai 1 unit, Paringin 1 unit, Paringin Selatan 1 unit, Lampihong 1 unit, Batu Mandi 2 unit, Awayan 1 unit, dan Tebing Tinggi 1 unit.
Untuk pengendalian hama yang ada di Awayan sudah mulai rendah, dapat diartikan rentan akan penyakit dan wereng coklat, karena dataran pertaniannya relatif tinggi, dan 8 kecamatan ini memiliki 65 hektar pertanian yang mendapatkan bantuan dari pemerintah, mulai bibit unggul dan obat-obatan untuk penyemprotan pada tanaman padi dan memiliki luas pengendalian 773 hektar pada Maret 2012 dan hama tikus 13 hektar.
Pada tahun 2012 lalu sudah mengalami peningkatan, yaitu dengan adanya perubahan iklim, tanaman yang terserang hama wereng mencapai 50% dari luasannya. Karena itu, pihak dinas terkait berharap, petani melakukan penanaman serentak, pergiliran varietas tanaman, dengan adanya aktifitas penggerak pertanian di lapangan.
Menteri Pertanian RI, Suswono, mengingatkan, para bupati dan walikota untuk tidak sembarangan mengalihfungsikan lahan persawahan untuk kepentingan lain. Karena jika itu dilakukan hukuman pidananya tiga kali lebih berat dibanding jika dilakukan oleh rakyat biasa.
“Undang-undangnya mengatakan seperti itu, karenanya bupati dan walikota tidak boleh sembarangan melakukan alih fungsi areal yang sudah ditetapkan sebagai lahan persawahan berkelanjutan,” kata Mentan Suswono saat dikonfirmasi FAKTA melalui telepon.
Dalam UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, pasal 73 berbunyi; Setiap pejabat pemerintah yang berwenang menerbitkan izin pengalihfungsian Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan tidak sesuai dengan ketentuan dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp 1 miliar dan paling banyak Rp 5 miliar.
Mentan pun mengungkapkan, investasi untuk lahan persawahan sangat mahal karena terkait dengan infrastruktur lainnya, seperti waduk, irigasi, jalan usaha tani dan lain sebagainya. “Menjadikan areal pertanian itu tidak murah, karena terkait dengan infrasruktur lainnya yang investasinya mahal,” ungkap mentan.
Dan pemerintah saat ini terus melakukan upaya mencetak sawah baru untuk meningkatkan produksi pangan nasional. Karenanya berapa pun luasnya, jika ada areal yang ingin dijadikan sawah baru, pemerintah siap membantu. “Ayo saya tantang berapa saja areal yang mau dijadikan sawah, pemerintah siap. Asal kemudian ditetapkan sebagai lahan persawahan abadi yang tidak boleh dialihgungsikan,” tandas mentan.
Contohnya, di Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya, Kementan sudah mencetak sekitar 350 hektar sawah. Dengan biaya cetak sawah Rp 10 juta per hektar, sudah Rp 3,5 miliar bantuan yang diberikan pemerintah. Dan pada kesempatan tersebut, Kementan juga memberikan bantuan mesin penggiling gabah (ricemill), hand tractor, 150 ton benih, dan dana sebesar Rp 3,5 miliar untuk perbaikan irigasi dan pengolahan serelia.
Pada panen perdana tersebut produksi per hektar mencapai 5,7 ton. Jumlah, yang menurut mentan, cukup besar untuk kategori sawah yang baru pertama kali dipanen.
Pada saat ini Kabupaten Balangan juga melakukan program yang sama dengan kabupaten lain yakni dengan melakukan “Tanam Manual Upaya Meningkatkan Produksi Padi Balangan”.
Kadis Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura Peternakan dan Perikananan (DPTPHPP) Kabupaten Balangan, Ir Tuhalus, menilai petani di daerahnya sulit mengubah pola tanam padinya.
Diungkapkannya, petani masih menggunakan sistem satu kali tanam, dan padi yang ditanam masih menggunakan bibit lokal. “Masyarakat harus mengubah pola pengelolaan lahan dan tanam padinya. Pola pikir cukup satu kali tanam, hanya cukup untuk makan saja, itu harus diubah, agar produksi padi meningkat,” katanya.
Sementara, lanjutnya, penggunaan padi varietas unggul di Kabupaten Balangan masih relatif kecil. “Pengunaan varietas unggul masih sekitar 60 persen. Sementara, di Kabupaten Hulu Sungai Utara, penggunaannya sudah mencapai 90 persen. Kita masih rendah,” katanya.
Padahal, katanya, varietas unggul memiliki beberapa kelebihan, seperti potensi hasilnya yang tinggi, toleran terhadap hama dan penyakit, toleran terhadap cekaman lingkungan, mutu produk bagus dan umur panen pendek.
“Kami menganjurkan petani menanam benih padi varietas unggul untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian, sehingga hasil padinya juga bertambah,” katanya.
Pemkab Balangan berupaya meningkatkan produksi padi dengan menjalankan program dua kali tanam dan penggunaan varietas unggul.
Ir Tuhalus mengungkapkan, untuk pelaksanaan program dua kali tanam sangat mungkin dilakukan di Bumi Sanggam, karena lahannya memiliki banyak kesesuaian dengan areal dua kali tanam, serta bisa menggunakan varietas unggul.
“Program dua kali tanam dan penggunaan benih unggul, salah satunya dilaksanakan di Desa Muara Pitap, Kecamatan Paringin Selatan. Setelah panen perdana awal Maret lalu, dilanjutkan dengan tanam untuk kedua kalinya,” katanya.
Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Kabupaten Balangan, Sofyan Noor, meminta agar petani segera melapor apabila ada permasalahan di bidang pertanian, sehingga bisa segera dicarikan solusinya. “Pada bulan Maret 2015 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, mentargetkan produksi padi sebanyak 162 ribu ton”.
Sebelumnya Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Peternakan dan Perikanan (PTPHPP) Balangan, Tuhalus, di Paringin, mengatakan, panen perdana telah dilaksanakan di Desa Muara Pitap, Kecamatan Paringin, sebagai awal produksi padi di wilayah ini. “Panen perdana tahun ini dilaksanakan di Desa Muara Pitap dan selanjutnya panen padi akan dilaksanakan pada April mendatang. Tahun ini kita targetkan produksi padi sekitar 162 ribu ton,” jelasnya.
Dalam panen raya perdana tersebut juga digelar temu lapangan yang juga dihadiri Dandim 1001/Amuntai diwakili Kepala Staf Kodim, Mayor Inf Hasanuddin Daulay, Ketua Komisi II DPRD Balangan, Fakhruddin, Kepala Badan Pelaksanaan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan, Sofyan Noor. Selain itu juga hadir Kepala BPS Balangan, Muhammad Dawam, Camat Paringin Selatan, Eshar Supriadi, serta penyuluh lapangan, kelompok tani dan masyarakat.
Tuhalus menambahkan, Dinas PTPHPP Balangan bekerja sama dengan TNI AD, penyuluh serta para kelompok tani berusaha keras untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional melalui peningkatan produksi padi. Sebelumnya target produksi beras Balangan sebesar 127 ribu ton dengan realisasi mencapai 159 ribu ton produksi beras. “Jika melihat hasil yang dicapai pada tahun 2014 lalu, maka target yang ditetapkan pada tahun 2015 sebanyak 162 ribu ton optimis bisa kita capai,” ungkapnya.
Hasil panen padi perdana ini, ungkap Tuhalus, berdasarkan model plot “ubinan” adalah 4,10 ton atau setara dengan produktivitas 6,5 ton per hektar untuk jenis padi varietas mikongga. “Kami yakin target yang dibebankan pada kita sebesar 162 ribu ton bisa tercapai. Apalagi kini dibantu oleh TNI AD, penyuluh, serta para kelompok tani,” tambahnya. (F.552) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com