Semua  

Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngraho, Produsen Rinjing Tembus Bali Dan Papua

Kades Sugihwaras, Supandi, foto bersama Ketua TP PKK Desa, bidan desa, perangkat desa, kader posyandu, dan pengrajin 'rinjing'.
Kades Sugihwaras, Supandi, foto bersama Ketua TP PKK Desa, bidan desa, perangkat desa, kader posyandu, dan pengrajin 'rinjing'.
Kades Sugihwaras, Supandi, foto bersama Ketua TP PKK Desa, bidan desa, perangkat desa, kader posyandu, dan pengrajin 'rinjing'.
Kades Sugihwaras, Supandi, foto bersama Ketua TP PKK Desa, bidan desa, perangkat desa, kader posyandu, dan pengrajin ‘rinjing’.

WALAU terbuat dari bambu, namun kreatif. Warga Dusun Jurang Krapak, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, mampu mensuplai barang jinjingan masyarakat yang masih tradisional di Pulau Bali, Papua, serta Karawang, Bekasi, Bojonegoro, Ngawi, Blora. Yakni, berupa ‘rinjing’.

Kepala Desa Sugihwaras, Supandi, didampingi beberapa perangkat desanya antara lain Kasun Jurang, Eko Wahyudi, Bayan Marjuki, Bayan Peno, Bidan Desa Elva, kelompok pengrajin Rupiyah, ketika dikonfirmasi Wartawan Majalah FAKTA (Ekopurnomo), menjelaskan bahwa untuk Dusun Jurang ada sekitar 217 warga sebagai pengrajin ‘rinjing’ secara otodidak turun-temurun dari nenek moyang. “Untuk pengepul baru marketing dalam negeri kebetulan juga berasal dari Desa Sugihwaras. Harga per unit kisaran Rp 10.000,- sampai Rp 15.000,- dari pengrajin. Ke depannya juga akan ditangani oleh BUMDes, jika BUMDes sudah jalan,’’ papar kades yang selalu tampil smile ini.

(Kaos hitam) Kades Sugihwaras, Supandi, saat meninjau mutu jembatan poros desa.
(Kaos hitam) Kades Sugihwaras, Supandi, saat meninjau mutu jembatan poros desa.

Lebih lanjut , kata kades yang berpostur ala petinju ini menjelaskan pula bahwa saat ini pihaknya sedang melaksanakan pembangunan poros desa, serta kegiatan Adi Buana di antaranya penanaman 500 bibit tanaman terdiri dari 3 jenis tanaman untuk sepanjang 2 km, yakni tanaman bunga bougenvil, plabubuya, sengon. “Ini termasuk perintah ibu bupati, juga pak camat, maka segera kami laksanakan dan segera kita tuntaskan. Doakan juga, Mas, mulai tahun 2020 peningkatan perekonomian kita bisa tambah meningkat. Perihal stuntingnya juga sesuai harapan bersama. Pokoknya, Desa Sugihwaras selalu siap melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai yang dicanangkan pemerintah. Desa Sugihwaras selalu berusaha sebagai desa yang taat. Termasuk akan membagikan rinjing guna mempermudah memilah sampah rumah tangga untuk didaur ulang,’’ pungkas Kades Sugihwaras dengan bijaksana.

Bidan Desa Elva menambahkan bahwa dengan langkah kades yakni tiap hari Jumat bagi para kader yandu mengikuti senam bersama bisa menambah semangat berkumpul berkomunikasi, pesertanya selalu bertambah. Sehingga ibu-ibu juga mudah menerima informasi untuk disampaikan pada pemilik balita. “Intinya, dapat sehatnya juga dapat ilmunya,’’ kata Bidan Elva.

Camat Ngraho, Drs Saefur R MM, kepada FAKTA mengatakan bahwa apa yang dilaksanakan oleh desa-desa termasuk Desa Sugihwaras yakni Adi Buana adalah program kabupaten. Dan sekarang di wilayah kecamatan sedang fokus persiapan kegiatan pilkades serentak, sudah mulai tahapan pendaftaran gelombang pertama. Intinya, selain pembekalan untuk panitia juga pembekalan bagi para pemdamping desa saat pelaksanaan pilkades, yakni 2 personil kecamatan dengan menerjunkan 1 pejabat dan 1 staf untuk per desa. Semua berjumlah 22 personil untuk 11 desa yang akan melaksanakannya. “Desa mana saja langsung tanyakan ke Kasi Pem Kecamatan Ngraho,” urai camat dengan nada ramah.

Kasi Pem Kecamatan Ngraho, Eko Cahyanto SSos.
Kasi Pem Kecamatan Ngraho, Eko Cahyanto SSos.

Selanjutnya Kasi Pem Kecamatan Ngraho, Eko Cahyanto SSos, menguraikan bahwa 11 desa itu adalah Desa Klempun, Payaman, Mojorejo, Kalirejo, Sumberagung, Tanggungan, Sumberarum, Luwihaji, Tapelan, Nganti, sudah melaksanakan tahapan pendaftaran gelombang pertama. Adapun validasi/verifikasi untuk gelombang pertama yakni tanggal 17 Desember 2019. Sedangkan bila pendaftar di gelombang kedua dilaksanakan apabila gelombang pertama kurang dari 2 pendaftar.

“Penekanannya, semua panitia harus netral, jangan berpihak pada salah satu calon. Soal antipasi ya kita selalu koordinasi bersama forpimka (dulu muspika), soal desa yang perlu diwaspadai. Untuk desa yang perlu perhatian lebih juga ada, cuma tak bisa disebutkan,” ulas Camat Ngraho. (F.463)