Desa Jejangkit Muara Terpilih Menjadi Optimasi Lahan Rawa Lebak

Bupati Batola, Hj Noormiliyani, Mentan RI, Andi Amran Sulaiman, dan Gubernur Kalsel, H Sahbirin, berbincang akrab di lokasi rawa lebak Jejangkit Muara.
Bupati Batola, Hj Noormiliyani, Mentan RI, Andi Amran Sulaiman, dan Gubernur Kalsel, H Sahbirin, berbincang akrab di lokasi rawa lebak Jejangkit Muara.

Wabup Rahmadian Noor : Insya Allah Sebulan Pekerjaan Bisa Selesai

Bupati Batola, Hj Noormiliyani, Mentan RI, Andi Amran Sulaiman, dan Gubernur Kalsel, H Sahbirin, berbincang akrab di lokasi rawa lebak Jejangkit Muara.
Bupati Batola, Hj Noormiliyani, Mentan RI, Andi Amran Sulaiman, dan Gubernur Kalsel, H Sahbirin, berbincang akrab di lokasi rawa lebak Jejangkit Muara.

KABUPATEN Barito Kuala yang berjuluk Bumi Ije Jela dan berpredikat sebagai salah satu daerah lumbung padi untuk ketahanan pangan di Provinsi Kalimantan Selatan ini kembali mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat, yaitu memilih salah satu desa sebagai optimasi lahan rawa lebak.

Kali ini pemerintah pusat memilih Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala (Batola), sebagai optimasi lahan suboptimal Rawa Lebak, penggarapan program cetak sawah baru di lahan rawa dengan target 750 hektar, juga telah ditopang oleh jaringan irigasi sepanjang 1 kilometer lebih.

Memang, untuk Kabupaten Barito Kuala masih banyak lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal, dan ini merupakan peluang yang cukup baik bagi investor yang ingin menanamkan modalnya, terutama di bidang pertanian dan perkebunan.

Untuk pengembangan lahan rawa lebak di Desa Jejangkit Muara ini kementerian pertanian akan menyumbangkan 40 ekskavator yang direalisasikan alokasi dari 215 ekskavator yang akan disumbangkan ke seluruh Indonesia. Pengadaan ekskavator ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan sistem pengairan, petakan sawah, jalan pertanian, perbaikan saluran irigasi, pembuatan embung, pemeliharaan penataan struktur lahan pertanian pada lahan rawa serta kawasan pertanian lainnya.

Diharapkan, dengan melimpahnya sumber daya di Kalsel dapat memajukan ekonomi masyarakatnya, sehingga masyarakat Kalsel berproduksi karena tanahnya subur dan airnya berlimpah. Dan, Kalimantan Selatan tidak bergantung pada provinsi lain.

Menurut rencana, areal pertanian di Batola ini juga melibatkan industri padat karya dari masyarakat sekitar, dengan membangun pertanian yang modern yang menggunakan alat-alat mesin pertanian untuk tanam rice transplentar dan untuk panen combine harvester. Sementara budidaya komoditas yang diunggulkan adalah padi, jagung dan kedelai.

Lokasi yang dicanangkan pemerintah pusat untuk jaringan irigasi guna keperluan optimasi lahan rawa lebak agar menjadi sawah produktif telah dikerjakan Pemkab Batola melalui Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Batola dan Provinsi Kalsel serta TNI.

Jaringan irigasi yang digarap diperkirakan akan selesai pada 30 Juni 2018 sepanjang 12,5 kilometer yang dibagi dalam beberapa tempat. Yakni, Handil I dengan panjang irigasi 4 kilometer, Handil II sepanjang 3 kilometer, Handil III dengan panjang 3 kilometer, serta Handil Gantung sepanjang 2,5 kilometer.

Penggarapan saluran pengairan itu telah dimulai pengerjaannya pada 5 April 2018 yang lalu, setelah Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, meninjau lokasi optimasi lahan rawa lebak di Desa Jejangkit Muara.

Bupati Batola, Hj Noormiliyani, menerangkan, masyarakat Jejangkit Muara menyambut luar biasa terhadap rencana penerapan program optimalisasi lahan suboptimal ini. Sehingga lahan yang semula direncanakan hanya 400 hektar justru menjadi 700 hektar.

Karenanya, Noormiliyani selain mengucapkan terima kasih kepada pihak Kementerian Pertanian juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Jejangkit Muara yang bersedia menyediakan lahan mereka untuk dijadikan areal penerapan program pertanian optimasi lahan suboptimal rawa lebak ini.

Untuk mengerjakan empat jaringan irigasi telah diterjunkan tiga alat berat ekskavator Komatsu PC 200 di bawah koordinasi Dirziad Letkol Czi Budi dan Mayor Czi Jumadi, bersama tim lapangan serta operator dari masyarakat sipil.

Untuk ekskavator PC 200 yang sudah berada di Desa Jejangkit Muara, sampai berita ini dibuat sudah 7 unit yang diterjunkan, yakni 4 unit standby dan 3 sudah beroperasi. Semua alat berat itu dikirim Kementerian Pertanian agar target pembukaan lahan seluas 750 hektar sesuai dengan rencana. Rinciannya, pembukaan lahan sawah seluas 400 hektar dan 350 hektar untuk lahan tidur.

Wabup Batola, H Rahmadian Noor, meninjau dari dekat garapan rawa lebak Jejangkit Muara dibonceng motor.
Wabup Batola, H Rahmadian Noor, meninjau dari dekat garapan rawa lebak Jejangkit Muara dibonceng motor.

Wakil Bupati Batola, H Rahmadian Noor,  di sela-sela kesibukannya menghadiri syukuran terpilihnya Desa Jejangkit Muara sebagai lokasi Optimasi Lahan Rawa Lebak di Desa Jejangkit Muara, menyempatkan waktu meninjau lokasi penggarapan cetak sawah seluas 750 hektar tersebut.

Untuk mencapai lokasi, Wabup Rahmadian Noor harus dibonceng sepeda motor oleh Kadistan TPH Batola, Zulkifli Yadi Noor, karena infrastruktur jalannya tidak bisa dilewati jika menggunakan roda empat/mobil.

Melihat kondisi di lapangan, wabup yang sebelumnya berprofesi sebagai kontraktor itu pun optimis hasil garapan bisa selesai 30 Juni 2018. “Jika lahan garapan dikerjakan dengan cepat, Insya Allah sebulan pekerjaan bisa selesai,” katanya saat berada di lokasi.

Saat ini penggarapan yang dikerjakan TNI bersama Distan TPH  Provinsi Kalsel dan Kabupaten Batola yang dicanangkan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, sudah berlangsung sekitar setengah bulan. Sedangkan lokasi yang sudah tergarap baru berada di Handil I dengan panjang 1 kilometer dengan ketinggian 1,5 meter serta lebar 4 meter. (Tim)