
PULUHAN ribu orang mengambil bagian dalam “hari aksi” di sejumlah kota di Eropa -dan Australia – untuk mendukung kaum pengungsi dan migran.
Di beberapa kota, muncul juga demonstrasi tandingan, menentang para pengungsi.
Eropa mengalami kesulitan besar dalam menangani datangnya orang – kebanyakan dari Suriah – dalam jumlah luar biasa, yang mengungsi dari kekerasan dan kemiskinan di negara-negara mereka.
Lebih dari 9.000 pengungsi tiba di Muenchen, Sabtu (12/9). Diperkirakan, 40.000 pengungsi akan tiba di Jerman selama akhir pekan ini.
Kanselir Jerman, Angela Merkel, membela keputusannya untuk membiarkan masuknya pengungsi dalam jumlah banyak, dengan mengatakan bahwa ia “yakin bahwa itu merupakan hal yang benar.”
Namun kritik dari sekutu-sekutu politiknya meningkat, antara lain dari menteri pertama negara bagian Bayern, yang mengatakan kepada majalah Der Spiegel, bahwa dalam waktu cepat situasi ini akan lepas dari kendali.
Sekitar 4.000 tentara dikerahkan untuk dukungan logistik.
Dukungan dan penentangan
Di London, puluhan ribu orang berunjuk rasa dengan melakukan aksi jalan kaki menuju Downing Street 10, kediaman resmi Perdana Menteri Inggris.
Seperti dilaporkan wartawan BBC Indonesia, Nuraki Aziz, para pengunjuk rasa menyanyikan yel-yel seperti,”Teriakkan dengan lantang dan jelas, para pengungsi diterima di sini !”, “David Cameron tidakkah kau melihat orang-orang tenggelam di laut ?”
Mereka juga membawa berbagai spanduk, poster dan plakat yang isinya antara lain “Buka Perbatasan”, “Masuklah Pengungsi”, “Pengungsi Disambut,” dan lain-lain.
Aksi serupa terjadi juga di beberapa kota di Inggris.
Pemerintah Inggris mengatakan akan menampung hingga 20.000 pengungsi, namun bukan dari mereka yang datang membanjiri Eropa, melainkan dari kamp-kamp pengunghsi di Timur Tengah.
Di ibu kota Swedia, Stockholm, ribuan orang turun ke jalan menyerukan dukungan pada pengungsi.
Di Kopenhagen, ibu kota Denmark, lebih dari 30.000 orang berkumpul di pelataran parlemen, menyanyikan seruan bersama:”Mari ucapkan lantang dan jelas, di sini para pengungsi diterima !”
Sebaliknya, unjuk rasa menentang penyambutan para pengungsi berlangsung di sejumlah kota di Eropa Timur.
Yang terbesar berlangsung di Warsawa, ibu kota Polandia, diikuti 5.000 orang yang menyanyikan slogan-slogan anti-Islam. Aksi tandingan berlangsung tak jauh letaknya, diikuti sekitar 1.000 orang.
Di Praha, Ceko, sekitar 800 orang membawa spanduk antara lain bertuliskan “saya tak menginginkan pengungsi dan Islam di Republik Ceko,” serta “Lindungi perbatasan.”
Demo tandingan berlangsung dengan peserta lebih sedikit.
Demo anti-pengungsi juga berlangsung di Bratislava, ibu kota Slovakia, diikuti sekitar 1.500 orang. (BBC Indonesia) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.com