SEJUMLAH sekolah di Thailand akan mengakhiri kegiatan belajar-mengajar 90 menit lebih awal dan membolehkan murid-murid menentukan sendiri aktivitas mereka.
Konsekuensi uji coba pemerintah Thailand yang akan diterapkan pada 3.500 sekolah di Thailand itu bakal membuat aktivitas sekolah berakhir pada pukul 14.00. Setelah itu, para murid diberikan pilihan kegiatan ekstrakurikuler atau bisa langsung pulang ke rumah.
Sebagaimana dilaporkan surat kabar Thailand, the Nation, uji coba itu ditempuh agar tekanan pada murid-murid berkurang sekaligus memberi mereka kesempatan untuk mencoba kegatan seni, olahraga, musik, atau latihan penjurusan.
Kamol Rod-klai selaku pejabat Komisi Pendidikan Dasar, berharap sebagian besar murid akan tetap di sekolah setelah pelajaran formal selesai.
“Kami ingin menggelar aktivitas tambahan untuk mengembangkan kemampuan non-akademis murid, baik secara fisik maupun psikologi, di luar pengembangan intelektual. Namun, jika ada murid yang ingin pulang ke rumah untuk membantu orangtua, mereka dipersilakan,” ujarnya kepada the Nation.
Metode tersebut menuai kritik tajam
“Ini adalah gagasan ala diktator, bukan reformasi,” kata Sucheep Patthong, seorang kepala sekolah di Provinsi Ranong, Thailand selatan.
Menurutnya, banyak murid mengambil les pribadi pada malam hari karena mereka menginginkan pembelajaran akademis.
Seorang kepala sekolah lainnya mengatakan sekolah yang dikelolanya tidak punya staf tambahan untuk mengatur kegiatan ekstrakurikuler. (BBC Indonesia)