Dekranasda HSU Selenggarakan Pelatihan Membuat Pangan Sehat Dan Bergizi

Ketua Dekranasda Kabupaten HSU, Hj Anisah Rasyidah Wahid, bersama Kepala Kantor Bank Kalsel Amuntai, Fachriza Nor Asli, dan pejabat Disperindagkop dan UKM Kabupaten HSU, M Yani, meninjau pelatihan teknis pengolahan pangan di Desa Kota Raja, Kecamatan Amuntai.
Ketua Dekranasda Kabupaten HSU, Hj Anisah Rasyidah Wahid, bersama Kepala Kantor Bank Kalsel Amuntai, Fachriza Nor Asli, dan pejabat Disperindagkop dan UKM Kabupaten HSU, M Yani, meninjau pelatihan teknis pengolahan pangan di Desa Kota Raja, Kecamatan Amuntai.

Anisah Tuntut Hasil Pelatihan, Karena Menggunakan Uang Rakyat

Ketua Dekranasda Kabupaten HSU, Hj Anisah Rasyidah Wahid, bersama Kepala Kantor Bank Kalsel Amuntai, Fachriza Nor Asli, dan pejabat Disperindagkop dan UKM Kabupaten HSU, M Yani, meninjau pelatihan teknis pengolahan pangan di Desa Kota Raja, Kecamatan Amuntai.
Ketua Dekranasda Kabupaten HSU, Hj Anisah Rasyidah Wahid, bersama Kepala Kantor Bank Kalsel Amuntai, Fachriza Nor Asli, dan pejabat Disperindagkop dan UKM Kabupaten HSU, M Yani, meninjau pelatihan teknis pengolahan pangan di Desa Kota Raja, Kecamatan Amuntai.

PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Hulu Sungai Utara (HSU), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), dalam hal menekan angka stunting, melalui Dekranasda setempat menyelenggarakan pelatihan teknis pengolahan pangan yang sehat dan bergizi di Desa Kota Raja, Kecamatan Amuntai.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten HSU, Hj Anisah Rasyidah Wahid, menuntut berbagai pelatihan kerja dan bidang usaha yang menggunakan anggaran daerah harus membuahkan hasil karena anggaran daerah berasal dari uang rakyat.

Ditambahkannya, pelatihan tidak hanya sekedar menambah keterampilan semata, melainkan harus ada hasilnya yang bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat karena pelatihan ini menggunakan sejumlah dana.

Anisah mengatakan, pihaknya akan memonitor hasil dari pelaksanaan pelatihan teknis pengolahan pangan. Ia berharap pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh bisa diteruskan kepada warga lainnya.

Anisah yang juga merupakan istri Bupati HSU juga mengajak serta Kepala Kantor Bank Kalsel Amuntai, Fachriza Nor Asli, agar nantinya Bank Kalsel bisa berperan dalam membantu pinjaman kredit dan memberikan sosialisasi bagi pelaku usaha kecil menengah.

Hj Anisah Rasyidah Wahid juga menitipkan pesan kepada para pelaku industri rumahan yaitu agar pelaku industri rumahan terus mengembangkan serta mempertahankan kualitas dalam memproduksi berbagai olahan pangan. Hal ini disampaikan Hj Anisah Rasyidah Wahid saat pelatihan teknis pengolahan pangan di Desa Kota Raja, Kecamatan Amuntai.

Terkait pelatihan tersebut, Hj Anisah Rasyidah Wahid menekankan agar para peserta dapat semaksimal mungkin memanfaatkan waktu pelatihan dengan sebaik-baiknya. Lalu hasil pelatihan bisa direalisasikan untuk pengembangan industri rumah tangga yang dijalankan.

“Apabila kurang mengerti tanyakan kepada instrukturnya, jadi nanti para peserta dapat mengajarkannya kembali di kampung masing-masing, supaya mengangkat harkat martabat dan kesejahteraan keluarga,” tutur Anisah.

Dalam kegiatan pelatihan yang diselenggarakan dari tanggal 18-20 Februari 2020 ini, para pesertanya terdiri dari 20 orang ibu-ibu dan remaja dari beberapa desa di Kabupaten HSU. Sedangkan yang diajarkan cara pengolahan berbagai penganan kue kering.

Kurangnya perhatian orangtua terhadap kebutuhan gizi anak menjadi salah satu masalah yang menjadi dasar tingginya angka stunting dewasa ini. Oleh karena itu perlu adanya upaya pemerintah beserta seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama berpartisipasi menekan permasalahan tersebut. Salah satunya dengan cara pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita.

Terkait hal itu Ketua Tim Penggerak (TP) PKK yang juga Ketua Dekranasda Kabupaten HSU, Hj Anisah Rasyidah Wahid, berharap melalui kegiatan pelatihan pengolahan pangan yang baik, para ibu dan kader posyandu desa dapat terus-menerus mempraktikkan di kehidupan sehari-hari, terutama pengolahan pangan tambahan bagi ibu hamil dan balita yang sangat membutuhkan gizi tambahan.

Hasil dari pelatihan ini diharapkan nantinya dapat dipraktikkan oleh ibu-ibu atau kader posyandu di desanya masing-masing dalam berbagai kegiatan, seperti kegiatan posyandu sekaligus pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita.

Anisah berpesan kepada ibu-ibu dan para kader posyandu agar menyediakan menu-menu sehat dalam berbagai bentuk kegiatan, tidak melulu menu umum yang mengandung nilai gizi tergolong biasa. “Jangan sampai pemberian makanan tambahan di kegiatan posyandu menunya mengandung gizi yang tidak sesuai dengan ibu hamil dan balita,” tuturnya.

Anisah menambahkan, melalui pelatihan pengolahan pangani ni juga nantinya dapat memberikan ide-ide inovatif dalam hal pengolahan makanan, khususnya pemberian makanan tambahan yang menarik dan membuat minat bagi balita.

“Semoga pemberian pelatihan ini dapat membuat motivasi dan inovasi kepada para kader yang dilatih,” harap Anisah.

Sementara pejabat dari Disperindagkop dan UKM Kabupaten HSU, Muhammad Yani, menjelaskan, peserta dari UP2K Desa Banyu Hirang diikutsertakan dalam rangka persiapan UP2K desa ini mewakili Kalsel pada lomba UP2K tingkat nasional.

M Yani berharap melalui pelatihan teknis pengolahan pangan, para peserta bisa membuat produk olahan pangan yang bisa dikemas dan dipasarkan. “Jangan hanya terpaku pada produk olahan pangan yang diajarkan, tapi coba kembangkan menjadi usaha rumah tangga sehingga meningkatkan penghasilan,” katanya.

Pelatihan pengolahan makanan diberikan oleh para tutor yang banyak memanfaatkan bahan-bahan olahan makanan yang inovatif, unik, dan bergizi. Seperti olahan donat labu kuning, sus goreng jagung manis, jagung manis lumer, dan kue labu kuning kenyal. (Tim)