Daerah  

Data Bocor, Buruh Rencanakan November Demo Nasional

Sa'id Iqbal dalam kanal YouTube 'BicaralahBuruh'

FAKTA – Said Iqbal, Presiden Partai Buruh, telah membunyikan genderang perang urat saraf di ranah publik. Melalui kanal YouTube BicaralahBuruh , ia mengumumkan dua aksi besar yang akan segera digelar, di mana aksi pertama ditetapkan pada 22 November 2025 . Tanggal yang dipilih bukan tanpa alasan, melainkan sehari setelah pemerintah mengumumkan Upah Minimum Nasional. Iqbal memperkirakan, demonstrasi atas penetapan upah akan memicu mobilisasi massa di seluruh skala provinsi.
“ Ratusan ribu buruh , saya ulangi ratus ribu buruh di seluruh kota-kota industri Indonesia turun ke jalan tanggal 22 November,” tegasnya.

Kemarahan buruh bersumber dari prediksi kenaikan upah yang diukur tidak proporsional. Iqbal memberkan bahwa angka kenaikan telah bocor dari internal Dewan Pengupahan, berkisar pada indeks tertentu sebesar 0,2 % sampai 0,7%.
Kalau kalian-kalian media tanya, dari mana Bung Iqbal tahu 0,2% sampai 0,7% indeks tertentu? Ya Dewan Pengupahan ,” lugasnya, menjustifikasi dasar informasi pergerakan mereka. Angka minimalis itu dianggap sebagai detonator yang akan memantik aksi besar-besaran.

Titik fokus aksi dipusatkan di jantung kekuasaan. Sekitar 15 ribu buruh diciptakan untuk mencakup kawasan ring satu Jakarta. Iqbal menyebut dua lokasi yang menjadi sasaran utama: Istana Negara dan Gedung DPR RI.
“Untuk di Istana atau DPR RI mungkin sekitar$15$ribu buruh turun pada tanggal 22 November 2025,” jelasnya.

Ia juga menggarisbawahi potensi ketegangan di ibu kota, “Bisa jadi aksinya dua hari berturut-turut dua-dua sampai 23 November. Bisa jadi ya, tapi untuk sementara ini belum memutuskan, untuk sementara baru 22 November memutuskan, ” lanjutnya.

Jaringan aksi ini meluas secara luas, berpotensi melumpuhkan urat nadi perekonomian di sejumlah daerah vital.
“Begitu diumumkan oleh Menaker, maka 22 November, serentak, seluruhnya gempar itu. Aksi besar-besaran. Lumpuh itu, kota-kota industri ,” ancam Iqbal.

Peta mobilisasi ini membentang dari barat hingga timur Indonesia, menyasar kantor gubernur atau bupati di:
Jawa: Bandung (Gedung Sate), Serang (Banten), Semarang (Jawa Tengah), dan Surabaya. Di Surabaya, massa diperkirakan mencapai 10 ribuan orang.
Luar Jawa: Batam, Banjarmasin, Samarinda, Banda Aceh, Medan, Bengkulu, Pekanbaru, Makassar, Morowali (Sulawesi Tengah), Manado, Ponawe (Sulawesi Tenggara), hingga Ternate dan Ambon .
Kawasan Sumber Daya: Perlawanan bahkan menjangkau wilayah strategis seperti Mimika (Papua Tengah, dekat Freeport), Merauke (Papua Selatan), Kupang (NTT), dan Lombok/Mataram (NTB).

Ancaman aksi masif ini merupakan manuver politik yang jelas: menolak pengumuman kenaikan upah minimum yang ditetapkan sehari sebelumnya. Kini, bola panas ada ditangan regulator di tengah prediksi pergerakan ratusan ribu massa yang siap tumpah ke jalan. (fa)