Semua  

Camilan Desa Bareng Ikon Kecamatan Ngasem “Go Public”

Ketua Kelompok "ENDEREZE", Yeni Supriati, ketika mohon doa restu kepada Bupati Bojonegoro, DR Hj Anna Muawanah MSi. akan ikut pelatihan di Kabupaten Malang.
Ketua Kelompok "ENDEREZE", Yeni Supriati, ketika mohon doa restu kepada Bupati Bojonegoro, DR Hj Anna Muawanah MSi. akan ikut pelatihan di Kabupaten Malang.
Ketua Kelompok "ENDEREZE", Yeni Supriati, ketika mohon doa restu kepada Bupati Bojonegoro, DR Hj Anna Muawanah MSi. akan ikut pelatihan di Kabupaten Malang.
Ketua Kelompok “ENDEREZE”, Yeni Supriati, ketika mohon doa restu kepada Bupati Bojonegoro, DR Hj Anna Muawanah MSi. akan ikut pelatihan di Kabupaten Malang.

SEDIKIT demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Itulah filosofi yang dipakai oleh pelaku BUMDes Desa Bareng, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, pengelola PRT (Perusahaan Rumah Tangga/Home Industry), dengan brand “Enderese”. Dengan memproduksi camilan,di antaranya keripik emping, singkong, emping gerut, keripik tempe, rengginang singkong.

 “Enderese itu merk/brand. Awalnya ender-ender, dan ini pewaris jajanan leluhur, lalu di zaman pembaharuan ini diberi nama Enderese. Menurut riwayat, tiap ada jajanan ender-ender tepung ‘ketepu’/minyok/singkong, berebut, terkesan reze, maka Desa Bareng suk rejane jaman, ender-ender diganti nama Endorser,’’ ujar kades legendaris era reformasi yang menjabat sampai 3 periode berturut-turut tanpa sela, Rudi Hartono SH, didampingi Ketua BUMDes Bareng, Pawoto Kurniawan SAg, kepada Eko Purnomo, Wartawan Majalah FAKTA.

Lebih lanjut, kades yang tanpa tebang pilih dalam pelayanan ini menyebutkan pula bahwa giat pelaku usaha home industry di desanya memang awalnya tidak seberapa, namun setelah adanya support dari Bupati Bojonegoro, DR Hj Anna Muawanah MSi, dan Camat Ngasem, Waji SE MM, mampu memberikan warna sendiri yakni semakin bernilai dan inovatif.

Sedangkan Ketua Kelompok Pengrajin ‘Enderese’, Yeni Supriati (37), didampingi pengurus dan pelaku home industry di antaranya Lailatul Fitria (Wakil Ketua), Astutik (Bendahara 1), Iis Mariatun (Bendahara 2), Maghfirah(Sekretaris 1), Ninik Kusnanti (Sekretaris 2), Sartika dan Siti Musyarafah (Anggota), Seksi Mobilisasi/Pengantar Barang (Sarkun dan Suharto), mengatakan,”Awalnya coba-coba kok enak kok laku, lalu bikin kelompok kumpulin dana, ada penjual ‘abrak-abrak’ sepuluh ribu tiga-sepuluh ribu tiga. Lalu belanja alat, bahan baku, semuanya hampir Rp 3.500.000,- ternyata laris manis. Tiap ada bazar tampil, pesanan membludak. Alhamdulillah, ibaratnya dulu akan bersolek cukup bedak karungan nomor 3, sekarang mampu membeli bedak seharga puluhan ribu bahkan serarus ribu lebih, ekonomi tambah, suami makin sayang, semakin betah di rumah sambil bantu goreng-goreng camilan produk ‘Endereze’. Pola marketingnya selain ke toko-toko, juga online (facebook, instragram, WA). Sedangkan offline melalui bazar, reseller. Bommingnya 2018, produksi emping singkong 2-3 kwintal per bulan, emping gerut 2-3 kwintal per bulan, rengginang dan keripik tempe 175 kwintal per bulan. Dengan omzet kisaran Rp 11 jutaan. Pengeluaran per bulan menganggsur pokok dan bunga BUMDes serta honor pengrajin kisarannya minimal Rp 300.000,-per bulan. Soal bahan baku selain dari rekanan petani Desa Bareng, juga bekerja sama dengan petani luar desa lingkup Kecamatan Ngasem yaitu Stren, Trenggulunan, Ngadiluwih, Jelu, Ngantru, Sendangharjo dan Ngasem,” ungkap Yeni Supriati.

Masih menurut Ketua Kelompok “Endereze”, peningkatan ekonomi terkatrol 60-75 %, jika optimal. Adapun kekurangannya adalah alat pemotong keripik. “BUMDes amat sangat membantu pertumbuhan perekonomian warga. Bahkan sudah memberi bonus yang jadi kalender tahunan yakni ziarah wali. Pokoknya, Bareng Makmur Bersatu,” pungkasnya.

Kades Bareng , Rudi Hartono SH, didampingi seluruh perangkat desanya terdiri dari Abib Wahidiah Wati (Sekdes), Moh Ali Imron (Kasun Nglingi), H Sunarto (Kasun Tunjung), Masduki (Kasun Dowo), Syamsul Hadi (Kasun Jepon), M Imam (Kasi Kesra), M Gianto (Kaur Keuangan), M Juana S (Kasi Pemerintahan), M Ali Muksin (Kasi Pembangunan), Yato (Kaur Perencanaan), Ahmad Taufiq (Kaur Umum), serta 3 stafnya (Di, Maftukin, Suyatmin), mengatakan, secara monografi Desa Bareng penduduknya terpadat nomor 2 setelah Desa Wadang yaitu per 21/8/2019) ada 6.939 jiwa terdiri dari laki-laki 3.452 jiwa, perempuan 3.487 jiwa. Terbagi 4 dusun yaitu Tunjung, Dowo, Nglingi, Jepon, dan beberapa kampung yakni Jeruk Pecel, Badong, Cabe, Randu Alas, terpecah lagi 17 RT, 4 RW. Produksi pertaniannya padi, jagung, tembakau, palawija (kacang hijau, kedelai, kacang tanah, kacang tunggak/saplag). “Alhamdulillah saya terpilih hingga 3 periode tanpa jeda, saya mengucapkan terima kasih kepada warga atas kepercayaan atau amanahnya kepada saya. Yang penting bisa berbagi pelayanan kepada warga, tidak tebang pilih. Soal “Endorser”, insya Allah, untuk ke depannya punya prospek yang bagus lagi. Soalnya pengelolanya selalu inovatif. Dan tiap even juga ikut tampil, termasuk di Go Fund,” ungkap Kades Rudi Hartono SH.

Camat Ngasem, Waji SE MM, didampingi tokoh pemuda Bareng, Moh Khoiri SH, ketika dikonfirmasi FAKTA, mengatakan,”Kami sangat mengapresiasi kegiatan ibu-ibu warga Desa Bareng yang kini sudah jadi brand produk camilan Kecamatan Ngasem. Bareng bisa jadi agro camilan, sinergi dengan petani pensuplai bahan baku maupun mitra pemasok. Awalnya kami ya kaget, merk camilan ‘Enderze’, tapi ternyata rasanya kok enak, kebetulan ada tamu dari kejaksaan dan dari dinas kabupaten, ternyata kesannya positif. Teruskan dan tingkatkan. Tiap ada even selalu tampil. Dan hasilnya lebih dari cukup menggembirakan,” komen Camat Ngasem, Waji SE MM.

“Memang Desa Bareng masyarakatnya guyup rukun, seumpama ada sesuatu program, asal programnya jelas, imamnya mau maka makmumnya juga akan melaksanakannya dengan baik. Maka produk camilan apa pun, asal rasanya enak dan harganya terjangkau, pasti cepat viral,” sambungnya. (F.463)