Semua  

CALO PENERIMAAN MAHASISWA BARU FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS LIBATKAN BEBERAPA DOKTER

INILAH fenomena yang terjadi dalam lingkup perguruan tinggi negeri, Universitas Hasanuddin Makassar, khususnya jurusan Fakultas Kedokteran. Hal ini sesuai dengan fakta baru yang ditemukan penyidik kepolisian bahwa ternyata ada percaloan dalam penerimaan mahasiswa baru di Unhas tahun ajaran 2016. Seperti yang diduga dilakukan oleh dua orang perempuan masing-masing bernama Rahmatia alias Tia, 36, dan Nurjana Jalil, 53, yang diduga pula melibatkan beberapa oknum dokter.

Kedua tersangka penipuan masuk jalur non subsidi (JNS) tambahan Unhas, Rahmatia alias Tia dan Nurjana Jalil, itu dalam pemeriksaan penyidik terus menyebut keterlibatan sejumlah nama. Terakhir berdasarkan pengakuan mereka, beberapa oknum dokter disebutkan juga terlibat.

Kombes Pol Dicky Sondany SIK MH
Kombes Pol Dicky Sondany SIK MH

Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondany SIK MH, menyebutkan, selain dua atasan Tia, Irwan dan Daud, terakhir beberapa nama dokter masuk dalam daftar untuk diselidiki. Meski demikian, bekas Direktur Sabhara Polda Kepulauan Riau itu masih enggan menyebut identitas rekan tersangka itu. “Ada juga beberapa dokter yang disebut-sebut oleh kedua tersangka terlibat,” ungkap Dicky saat ditemui seusai mengekspos penangkapan sabu-sabu 900 gram awal Desember 2016.

Kepada penyidik, kata Dicky, Tia mengakui kalau oknum dokter itu membantu mencari calon korban yang akan masuk Fakultas Kedokteran Unhas. Katanya, jika calon korban ingin mencari ‘jalan tikus’ masuk fakultas bergengsi itu, maka si dokter akan mengajaknya menemui Tia agar bisa memuluskan jalannya. “Dokter ini yang memfasilitasi calon korban dan kalau mau masuk Fakultas Kedokteran lewat Tia saja, katanya,” ungkap perwira menengah polri itu.

Surat panggilan juga sudah dilayangkan oleh penyidik untuk pemeriksaan oknum dokter tersebut. Sedangkan dua atasan Tia, Irwan dan Daud, yang sudah disurati untuk pemeriksaan, belum juga memenuhi panggilan penyidik. Daud dan Irwan yang disebut-sebut sebagai PNS di bagian pemeliharaan di Workshop Unhas itu sudah tidak pernah terlihat lagi batang hidungnya.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unhas, Abdul Rasyid Djalil, mengaku mengenal dan mengetahui keduanya. Saat dikonfirmasi melalui telepon selularnya, dia mengakui sudah tidak melihat Irwan dan Daud beraktifitas sejak beberapa waktu lalu. Namun terkait dugaan keterlibatan keduanya, Unhas menyerahkan segalanya ke pihak berwenang. “Mereka sempat masuk setelah Rahmatia tertangkap,” terang dosen Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas.

Sebelumnya Direktur RS Bersalin Inau, dr Rahman, disebut-sebut pula terlibat dalam praktik percaloan jaringan Tia. Bahkan dari hasil pemeriksaan, Nurjana Jalil mengakui bahwa dia pernah meminta tolong pada dr Rahman untuk mengurus agar anaknya, Ananda, bisa lolos masuk kedokteran Unhas.

Terungkapnya kasus percaloan ini bermula dari para korban sebagai calon mahasiswa baru (maba) memegang SK penerimaan maba Unhas tahun ajaran 2016 yang dibubuhi tanda tangan Rektor Unhas dan undangan menghadiri upacara penerimaan maba di Baruga yag ditandatangani pejabat Kepala Biro Umum Unhas, Ahmad, yang mestiya menjabat Kepala Biro Perencanaan dan Informasi Unhas.

Di sanalah belasan korban itu kemudian dikumpulkan di ruangan Wakil Rektor III untuk dikorek informasinya. Selanjutnya beberapa pegawai dan pihak lain dihadirkan, termasuk Tia dan Nurjana. Belakangan diketahui SK dan undangan itu hanya akal-akalan yang dibuat Tia Cs untuk memperdaya para korbannya. Dari 19 korban yang mendapat undangan siluman itu, 7 di antaranya mendaftar di Fakultas Kedokteran, 4 di Fakultas Kedokteran Gigi, 3 di Fakultas Sospol dan 5 di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.

Selanjutnya orang tua salah satu korban, Suriana, 37, warga Kabupaten Gowa, melaporkan perbuatan tipu muslihat Tia dan Nurjana itu ke Polsek Pamalanrea, Kota Makassar. Pelapor meminta uangnya yang disetorkan kepada tersangka saat ingin meloloskan anaknya masuk Fakultas Kedokteran Unhas sebesar Rp 325 juta dikembalikan. Tapi, nasi sudah jadi bubur, Tia dan Nurjana ditahan polisi dan tidak lama lagi akan diserahklan ke jaksa untuk disidangkan di pengadilan. (Tim)