PERTANIAN berbasis teknologi bakal dikembangkan di Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, bahkan telah menjajaki kerja sama dengan PT Pura di Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah, untuk mengembangkan pertanian dengan sentuhan teknologi ini. Seperti apa ?
Dalam Pekan Informasi Pembangunan (PIP) Kabupaten Badung Tahun 2017, Selasa (18/4), Bupati Giri Prasta didampingi Sekda Badung, I Wayan Adi Arnawa, dan sejumlah pejabat terkait di lingkup Badung telah secara langsung melihat alat-alat penyimpanan produk-produk pertanian di Riset dan Teknologi Pura Agro Mandiri, Kudus.
Selain melihat gudang penyimpanan, Giri Prasta bersama rombongan juga mengunjungan enginering Pura sebagai pabrik pembuatan alat-alat pertanian di Kota Kretek, Kudus.
Untuk gudang penyimpanan hasil pertanian yang ada di Riset dan Teknologi Pura Agro Mandiri, produksi pertanian mulai dari bawang, cabai, tomat dan berbagai hasil pertanian kultura lainnya bisa disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Pasalnya, produk-produk pertanian ini disimpan dalam sebuah wadah pendingin atau cold storage. Ukuran cold storage ini pun cukup besar sehingga bisa menyimpan berton-ton hasil pertanian. Untuk satu cold storage bahkan bisa menyimpan sedikitnya 25 ton komoditi pertanian.
Menurut Agung Subani selaku vice plant manager, “controlled atmosphaer storage” (CAS) merupakan alat penyimpanan bahan komoditi paling mutakhir dengan memadukan teknologi pendingin, pengontrol RH, dan pengontrol atmosphare. CAS memiliki keunggulan mampu menyimpan produk 3-6 bulan. Faktor hilang susut bobot komoditi sangat minim, kurang dari 10%. Kualitas dan kesegaran produksi juga lebih terjaga.
“Yang terpenting kan dengan alat ini kesejahteraan petani akan meningkat. Karena hasil produksi komoditi mereka bisa diatur sehingga harga-harga bisa dikendalikan,” ujarnya.
Adapun teknologi CAS ini meliputi storage room, yakni rangkaian insulation panel setebal 10 cm dilengkapi pintu dan jendela intai. Refrigerator sebagai pengendali temperatur storage room. Humidifier sebagai pengendali kelembaban storage room dan atmosphare controller berfungsi sebagai pengendali atsmosphare agar terjadi dormansi atau matisuri. “Kalau problem petani kan biasanya penyimpanan hasil, faktor cuaca, distribusi. Nah, dengan alat ini maka kendala-kendala itu bisa diatasi,” kata Agung Subani.
Ia juga menambahkan komoditi yang disimpan di pendingin bisa dikeluarkan kapan pun juga sesuai kebutuhan. Dengan begitu stabilitas harga bisa dikendalikan.
“Saat produksi petani melimpah, kita simpan di sini. Namun saat tidak memproduksi ini otomatis akan menjadi cadangan. Dengan begitu tidak ada istilah kita kekurangan produk,” tegasnya.
Bupati Giri Prasta sendiri mengaku sangat tertarik dengan gudang penyimpanan produk pertanian semacam ini. Politisi asal Pelaga ini bahkan berencana mengembangkan model ini di Badung.
Badung, kata dia, sangat dimungkinkan dibangun “cold storage raksasa” seperti ini. Pasalnya, “Gumi Keris” juga memiliki beragam hasil pertanian yang melimpah. “Ini sangat bagus, karena akan membantu masyarakat secara utuh. Ini juga salah satu cara melawan tengkulak,” kata Giri Prasta.
Dengan konsep yang ada di Riset dan Teknologi Pura Agro Mandiri ini, menurut Giri Prasta, harga-harga pertanian bisa dikontrol. Sehingga saat produksi melimpah, harga pertanian tidak jeblok. Begitu juga saat produksi “paceklik”, harga komoditi bisa diatur sehingga tidak naik bebas.
“Kita akan lakukan kerja sama dengan PT Pura ini. Kita harus bisa menjadikan petani Badung bangga sebagai petani,” tegasnya.
Adapun kerja sama yang dimaksud tidak hanya dalam bidang peralatan dan teknologi, namun juga sumber daya manusianya. “Dengan alat yang namanya CAS ini sudah terbukti bawang bisa diawetkan sampai enam bulan,” imbuhnya sembari menyatakan bahwa di Badung komoditi yang paling mungkin diawetkan adalah cabai, tomat, strowbery, pepaya, pisang dan hasil pertanian kultura lainnya..
“Kalau sudah punya alat ini, maka apa yang dibutuhkan hotel tiap hari, kami bisa penuhi. Hasil petani juga bisa kami garansi. Harapan kami nanti hotel harus jadi bapak angkat petani,” pungkasnya. (Humas Setdakab Badung)