Bupati Abdul Wahid Sukses Turunkan Stunting, Raih Penghargaan

Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor (kiri), saat menyerahkan dua penghargaan kepada Bupati HSU, H Abdul Wahid HK (kanan).
Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor (kiri), saat menyerahkan dua penghargaan kepada Bupati HSU, H Abdul Wahid HK (kanan).
Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor (kiri), saat menyerahkan dua penghargaan kepada Bupati HSU, H Abdul Wahid HK (kanan).
Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor (kiri), saat menyerahkan dua penghargaan kepada Bupati HSU, H Abdul Wahid HK (kanan).

STUNTING adalah kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding dengan tinggi badan anak seusianya. Hal ini disebabkan oleh karena kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waku yang lama, dan pada umumnya terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh badan. Sehingga dimanifestasi kegagalan pertumbuhan (growth faltering) yang dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.

Untuk menekan meningkatnya angka stunting, pihak terkait mengupayakan sosialisasi pada masyarakat untuk memahami faktor apa saja yang menyebabkan stunting.

Penyebabnya yaitu kekurangan gizi dalam waktu lama yang terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1.000 Hari Pertama Kelahiran).

Hal ini dikarenakan rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani.

Selain itu, faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan kepada anak juga menjadi penyebab anak stunting apabila ibu tidak memberikan asupan gizi yang cukup dan baik.

Tidak menginginkan daerahnya terus meningkat angka stuntingnya, jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Hulu Sungai Utara (HSU), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), bekerjasama dan berkomitmen mengatasi permasalahan kekurangan asupan makan yang bergizi terhadap warganya, terkhusus kepada ibu hamil dan yang baru melahirkan.

Berkat kerjasama dan komitmen dari seluruh jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Kota Bertakwa, Bupati HSU, H Abdul Wahid HK, menerima penghargaan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel sebagai kabupaten paling inovatif dalam pelaksanaan konvergensi intervensi penurunan stunting terintregrasi untuk kategori kinerja kabupaten/kota di Kalimantan Selatan pada 2019.

H Abdul Wahid juga menerima penghargaan karena Kabupaten HSU menjadi terbaik kedua dalam penilaian pelaksanaan konvergensi intervensi penurunan stunting terintregrasi di Kalimantan Selatan 2019.

Kedua penghargaan itu diserahkan langsung oleh Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor, kepada Bupati HSU pada kegiatan rapat kerja di Gedung DR H Idham Khalid di Banjarbaru.

“Prestasi yang diraih berkat kerjasama semua pihak, sehingga angka stunting dapat segera diturunkan,” ujar Bupati H Abdul Wahid HK yang sudah dua periode ini memimpin Kabupaten HSU ketika menerima dua penghargaan tersebut di Banjarbaru.

H Abdul Wahid mengatakan bahwa Kabupaten HSU pernah tertinggi kasus stuntingnya pada 2013. Namun berkat komitmen pemerintah daerah, dukungan dan kerja sama seluruh SKPD terkait serta partisipasi masyarakat maka upaya menurunkan angka stunting bisa dilakukan dengan cepat.

Penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten HSU ini berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan nomor 188.44/0702/KUM/2019, dan diserahkan bersamaan dengan penyerahan plakat penghargaan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI atas capaian WTP pemerintah provinsi, kabupaten/kota se-Kalsel.

Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor, menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada pemerintah kabupaten/kota se-Kalsel atas kinerja dan capaian prestasi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. “Saya berharap kinerja ini tetap dipertahankan dan ditingkatkan untuk mendukung program pemerintah khususnya dalam penanganan kasus stunting,” ujar Paman Birin.

Yang perlu diketahui beberapa faktor penyebab terjadinya stunting pada anak adalah ibu yang masa remajanya kurang nutrisi, bahkan di masa kehamilan, dan laktasi akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh dan otak anak.

Faktor lainnya yang menyebabkan stunting adalah terjadi infeksi pada ibu, kehamilan remaja, gangguan mental pada ibu, jarak kelahiran anak yang pendek, dan hipertensi. Dan juga rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk akses sanitasi dan air bersih menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan anak.

Ciri-ciri anak yang mengalami stunting akan terlihat dari perawakan anak yang kerdil saat mencapai usia 2 tahun, atau lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya dengan jenis kelamin yang sama. Selain pendek atau kerdil, anak yang mengalami stunting juga terlihat kurus. Walaupun terlihat pendek dan kurus, tubuh anak tetap proporsional. Tetapi perlu diingat, tidak semua anak yang pendek itu disebut stunting.

Selain mengalami gangguan pertumbuhan, stunting pada anak juga mempengaruhi perkembangannya. Anak dengan stunting akan mengalami penurunan tingkat kecerdasan, gangguan berbicara, dan kesulitan dalam belajar. Akibatnya, prestasi anak di sekolah akan buruk. Dampak lebih jauh dari stunting adalah pada masa depan anak, di mana ia akan sulit mendapatkan pekerjaan ketika dewasa.

Anak dengan stunting juga memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, sehingga lebih mudah sakit, terutama akibat penyakit infeksi. Selain itu, anak yang mengalami stunting akan lebih sulit dan lebih lama sembuh ketika sakit. Stunting juga memberikan dampak jangka panjang terhadap kesehatan anak. Setelah dewasa, anak akan rentan mengalami penyakit diabetes, hipertensi, dan obesitas.

Seluruh ciri-ciri anak stunting ini sebenarnya adalah dampak dari kurangnya nutrisi, seringnya terkena penyakit, dan salahnya pola asuh pada 1.000 hari pertama kehidupan, yang sebenarnya dapat dicegah namun tidak dapat diulang kembali.

Dengan diketahuinya penyebab dan ciri-ciri anak yang mengalami stunting, tentunya akan lebih mudah pula mencegah serta mengatasinya. Sehingga anak-anak tumbuh dan berkembang dengan sehat, dan dapat menjadi generasi penerus sebagai SDM yang berkualitas. (Tim)