TRI Rismaharini, Walikota Surabaya, mengatakan, kelompok nelayan dan petani dalam beberapa tulisan psikologi perkotaan disebutkan sangat sulit beradaptasi dengan perkembangan kota. Namun, di luar dugaan, pada hari itu parkiran di kawasan wisata mangrove tersebut penuh.
Bu Risma, panggilan akrab Walikota Surabaya, berterima kasih atas kepercayaan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dengan pembangunan sentra kuliner di Wonorejo, Surabaya. Diharapkan dengan sentra kuliner tersebut dapat meningkatkan ekonomi nelayan dan UKM sekitar.
“Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kementrian kelautan dan perikanan dalam peningkatan ekonomi nelayan di Surabaya,” ujar Bu Risma, Jumat (16/12) di sentra kuliner MIC Wonorejo, Surabaya.
Usai sambutan dilakukan penandatanganan prasasti oleh Walikota Surabaya didampingi oleh Nilanto Perbowo, Innes Rahmania, Direktur Akses Pasar dan Promosi Ditjen PDSPKP Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, dan Asmur, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur.
Nilanto Perbowo, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, dalam sambutannya mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan penuh Pemerintah Kota Surabaya. Di tahun 2016 pihaknya membangun empat sentra kuliner. Ia menambahkan, pembangunan sentra kuliner di Kota Surabaya ini merupakan pembangunan yang tercepat.
Menurut Nilanto, melalui sentra kuliner tersebut diharapkan dapat mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya gemar makan ikan. Sosialisasi tersebut merupakan tanggung jawab seluruh kementerian di pusat. Gerakan ibu-ibu PKK didorong untuk makan ikan. Karena dengan mengkonsumsi ikan memiliki protein yang tinggi dan penting untuk 1.000 hari pertama perkembangan anak sejak dalam janin.
Nilanto menjelaskan, perbandingan konsumsi ikan perkapita di suatu negara mempengaruhi kemajuan negara tersebut. Karena dengan asupan gizi dari protein ikan dapat mendukung kecerdasan. Diharapkan sentra kuliner yang dibangun ini dapat bermanfaat bagi masyarakat Surabaya dan sebagai pengembangan ekonomi masyarakat Surabaya.
Seperti diketahui, pemanfaatan sumber daya alam (SDA) secara lestari untuk kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu hal yang penting dalam upaya penyelamatan ekosistem mangrove. Tujuan mendasar di dalam pengelolaan hutan adalah memperoleh manfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat. Masyarakat merupakan bagian dari ekosistem yang tidak dapat terpisahkan. Pada hakekatnya sumber daya alam akan lestari apabila dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, terlebih apabila sumber daya tersebut dapat menjadi sumber mata pencaharian utama yang berkelanjutan. Sehingga, SDA akan lestari bergantung pada masyarakat itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model mata pencaharian masyarakat secara berkelanjutan pada ekosistem mangrove di Wonorejo.
Ekosistem mangrove Wonorejo memiliki permasalahan tersendiri, karena terletak di pesisir kota metropolitan Surabaya, di mana pembangunan dan pemanfaatan lahan secara besar-besaran dilakukan di wilayah Wonorejo tanpa memperhatikan masyarakat setempat. Penelitian ini ditujukan untuk melihat potensi keberlanjutan mata pencaharian masyarakat sebagai dasar untuk pengelolaan ekosistem mangrove berbasis masyarakat. Mata pencaharian berkelanjutan yang dimaksud adalah jenis mata pencaharian masyarakat yang ada di Wonorejo. Di antaranya petani tambak, petani mangrove, dan nelayan harian, yang mana mata pencaharian ini dapat dikembangkan sebagai mata pencaharian yang dapat memberikan nilai manfaat ekologi, ekonomi, dan sosial. (F.809) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com / www.instagram.com/mdsnacks