Semua  

Bu Endang Menerjemahkan Gagasan Basofi Sudirman

HAMPIR semua penduduk Indonesia ingat bahkan pernah melantunkan lagu ‘Tidak semua laki laki, bersalah padamu’ ciptaan H Basofi Sudirman (Gubernur Jatim di era tahun 1990-an). Berikut hasil audiensi Wartawan Majalah FAKTA di Bojonegoro (Ekopurnomo) dengan keponakan (Alm) H Basofi Sudirman yakni Bu Endang yang memiliki nama lengkap Dra Endang Sri Wigati MPd, yang kini menjadi Kepala Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur.

Demi memenuhi panggilan jiwa, walau sebenarnya belum saatnya dituangkan, tetapi masyarakat desa yang punya destinasi go internasional karena beberapa negara sudah mengunjungi Kebun Belimbing Ngringinrejo, menghendaki untuk dipimpinnya, menggantikan kakaknya, Drs M Syafii, yang wafat  saat masih aktif menjabat, maka Dra Endang Sri Wigati MPd harus merelakan jabatannya sebagai Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bojonegoro yang masih diembannya 8 tahun ditinggalkan demi memenuhi keinginan warga.

“Bukan spekulasi, tetapi niat dan tekad mengabdi sebagai tindak lanjut perjuangan keluarga besar yang menggalakkan program GKD (Gerakan Kembali Ke Desa) harus diwujudkan dan dilestarikan, terlepas dari besar mana pendapatan (income) jadi pendidik dengan kades. Tujuan utama bukan hal itu, tetapi warga butuh kami untuk menata, memimpin, membangun secara phisik maupun non phisik (SDM), itu harapan kita. Sekarang konsen dan fokus untuk Ngringinrejo secara universal, apa yang sudah dicapai mulai empu hingga kakak yang sudah almarhum kita tingkatkan. Inovasi ke depan adalah dunia pendidikan, yakni untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM), tak ketinggalan pula bermatematika berbasis ekonomi. Dimulailah dengan diadakan kelompok belajar ilmu ‘MATEMATIKA’. Ini inovasi dan terobosan baru, sebelum bertengger di PT (perguruan tinggi) kini sudah start dengan Bimbel Matematika untuk menuju ikon Ngringinrejo sebagai Kampung ‘MATEMATIKA’,” jelas Kades Ngringinrejo yang juga cucu Letjen TNI (Purn) Sudirman yang namanya diabadikan sebagai nama Stadion Letjen Sudirman Bojonegoro.

“Srikandi” Ngringinrejo ini juga sebagai eksodus dari Maluku Utara tahun 1999, ketika ada konflik. Dari konflik itu didapat hikmah positif bahwa ASN bisa pulang di daerah masing-masing. “Saat bertugas pengangkatan pertama sebagai PNS (guru) di sana karena sesuai konsekwensi permohonan di lamaran siap ditempatkan di mana saja”.

“Sekarang karena resmi jadi kades baru belum genap 3 bulan dilantik, ini masih adaptasi lingkungan tugas, orientasi wilayah belum seluruhnya, termasuk sosialisasinya ya belum tuntas dong,” aku kades yang juga punya kerja sampingan sebagai dosen lepas ini.

Untuk pengembangan sarana dan prasarana/infrastruktur, sesuai programnya adalah melebarkan jalan poros desa sebagai penunjang kenyamanan saat bus besar bersimpangan. Pasalnya, Desa Ngringinrejo bagian dari ikon destinasi wisata Kabupaten Bojonegoro, bila bus besar simpangan, satunya harus berhenti dan harus berlama-lama menunggu aba-aba agar tidak nyenggol walaupun sudah ada kaca spionnya. Maka, rencananya jalan itu akan dilebarkan kanan kiri jalan luas tambahannya 1 meter. Dan tidak sampai menebang pohon. Karena pohon kanan kiri jalan bukan sekedar penghias semata, tetapi sebagai sumber oksigen alami, serta penahan erosi dan juga peneduh bagi pengguna jalan dari terik matahari. “Pokoknya, harus manfaat yang positiflah,” tandas ibunda dosen dari putra tunggalnya yang tinggal di Semarang, Jateng, ini.

Wartawan Majalah FAKTA di Bojonegoro (Ekopurnomo) foto bersama para turis asal Belgia dan Meksiko yang berwisata ke Kebun Blimbing Ngringinrejo.
Wartawan Majalah FAKTA di Bojonegoro (Ekopurnomo) foto bersama para turis asal Belgia dan Meksiko yang berwisata ke Kebun Blimbing Ngringinrejo.

“Ada yang jadi program pemerintah pusat maupun daerah harus dilaksanakan sesuai prosedur yang digariskan. Inovasi sesuai kondisi yang multi efek, masyarakat cerdas, ekonomi meningkat, tamu yang datang di Ngringinrejo selalu punya kenangan positif. Alhamdulillah, Ngringinrejo sebagai juara 1 Destinasi Wisata Bidang Seni Tari mewakili Tingkat Kecamatan Kalitidu,” ungkap Bu Endang.

Dalam pencapaian dan pelaksanaan program sesuai visi dan misinya, yakni “Mewujudkan masyarakat gemah ripah loh jinawi ayem tentrem karto raharjo yang baldattun thayibbatun wa rabbun ghafur”, Dra Endang Sri Wigati MPd tentunya tidak bekerja sendirian akan tetapi dibantu oleh para perangkatnya yakni Kasun Suwoto, Kasun Sumari, Kasi Kesra Mulyanto, Kasi Pelayanan Bakri, Kaur Perencanaan S Zuhdi, Kasi Pem Sri Purwati, Kaur Umum Asrap, Kaur Keuangan Supriyadi, serta para Ketua RW. Ketua RT, Linmas dan lain-lain.

Bu Endang foto bersama para perangkatnya.
Bu Endang foto bersama para perangkatnya.

“Sebagai kades adalah penerjemah program pimipinan di antaranya Bupati Bojonegoro (DR Hj Anna Muawanah MSi), yakni Ngopeni, Ngayomi, Ngopeni. Jadi berusaha seperti itu. Lain ketika jadi guru, usai pulang jam mengajar ya sudah, tapi jadi kades full day, baru akan istirahat ada lagi yang datang. Kita rela karena niat awalnya yakni mengabdikan diri untuk warga. Walau sebenarnya rencana 6 tahun lagi tetapi sudah diminta saat ini, nggih monggo,” tuturnya dengan ramah.

Seorang kepala desa di wilayah Kalitidu memberikan nilai positif dan mengapresiasi kehadiran Dra Endang Sri Wigati MPd di AKD Kalitidu. Kades yang juga berlatar belakang Sarjana Pendidikan ini juga menilai bahwa hadirnya Kades Ngringinrejo tersebut akan membawa warna baru untuk AKD Kalitidu, karena Bu Endang berwawasan luas, baik akademis maupun umum, romannya mendukung untuk selalu dimunculkan, diplomatis, narasi penyampaiannya mudah dipahami oleh kalangan awam, setengah-setengah maupun akademis. “Singkatnya, AKD Kalitidu sekarang punya Srikandi yang mumpuni walau baru terbit,” aku kades senior itu. (F.463)