BATU akik yang lagi ngetren dan booming saat ini telah membawa berkah tersendiri. Tidak berlebihanbila dikatakan telah mengurangi angka pengangguran yang cukup signifikan dan bisa menambah penghasilan alias untuk kerja sampingan.
Salah satu contoh adalah adanya Kampoeng Seni di kawasan Mulyosari, Surabaya, yang kini lagi menggeliat mengenalkan diri(baca Majalah FAKTANo.617 Edisi Agustus 2015). Disanaterlihat berbagai kegiatan yang terkait dengan batu akik, utamanya di DJAGO BATOE Art-Shop Antiq Uniq berlokasi di Jalan Mulyosari No.111 Surabaya.
Adalah Hepi Bachtiar, yang biasa dipanggil Pak Hepi, pendiri Kampoeng Seni sekaligus pemilik DJAGO BATOE. Pak Hepi tak kenal lelah dalam usahanya mengenalkan batu akik, dibantu seorang anak berumur 11 tahun bernama Scott Fulvian Ryuvin, yang panggilan sehari-harinya Lufin.
Lantas, siapakah sosok Lufin ? Ia adalah Pelukis Cilik yang unik dan mendulang prestasi melukis di sekolahnya, Sekolah Dasar Marry Queen. Rupanya Pak Hepi tidak menyia-nyiakan melihat bakat melukis cucu nomor tiganya yang bermata tajam berkulit kuning tersebut.
Dan, hampir setiap hari, mBah Kung(Pak Hepi) memanfaatkan Lufin sebagai tenaga ahli yang bertugas melukis spesialis ilustrasi batu akik bergambar. “Seperti diketahui bahwa batu akik ada yang bergambar namun kurang jelas. Nah, cucu Lufin saya suruh menggambar ilustrasi tersebut supaya menjadi jelas,” tutur Hepi sambil menambahkan bahwa Lufin dalam melukis mempunyai gaya yang unik juga.
Betapa tidak, kata Hepi mengambil contoh kalau cucunya menggambar manusia. Yakni, digambar lebih dahulu hidungnya. Seterusnya dilanjutkan dengan mulut, alis, mata dan barulah dilukis bagian luar, dilanjutkan dengan menggambar guratan-guratan wajah. Dan, jadilah gambar manusia yang utuh dan sempurna.
Selain menjadi pelukis spesialis ilustrasi batu akik bergambar, Lufin juga punya hobi mengumpulkandan mengkoleksi berbagai jenis batu akik. Tak heran karena kebiasaan tersebut bocah laki-laki berumur 11 tahun itu hafal jenis urat batu akik, bahkan mengetahui batu akik itu berasal dari negara mana.
Diakui oleh Lufin bahwa melukis wajah manusia asli yang berada didepannya lebih sulit dibanding dengan menggambar foto. “Sebab orang yang berada didepan dan sedang dilukis itu bisa capek kalau dilukis terlalu lama. Makanya harus konsentrasi penuh supaya cepat selesai dan tidak merasa lelah orangnya. Kalau menggambar foto bisa santai, kalau capek ya ditaruh dulu nanti dilanjutkan lagi,” tutur Lufin polos.
Dengan adanya bakat seni lukis yang turun dari ibunya yang bernama Farida, Pak Hepi punya misi akan mengkuliahkan Lufin di Yogjakarta, yakni di Akademi Seni Rupa Indonesia(ASRI). Semoga terwujud, amin. (Moh.Dawam) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com