
DULU sebelum terjadi huru-hara penjarahan hutan yang dikenal Penjarahan Kayu Bebas, BKPH Tondomulo KPH Bojonegoro adalah termasuk lumbungnya kayu jati kelas besar (A-III up), disusul BKPH Pradok, BKPH Deling, BKPH Nglambangan.
Namun seiring perjalanan waktu, BKPH yang berbatasan wilayah hutan dengan KPH Mojokerto (sisi tenggara), KPH Nganjuk (sisi selatan), bagaikan bait syairnya Pak Haji Rhoma Irama,”Tinggalah puing-puing kenangan”.
Berikut audiens antara Asper (KBKPH) Tondomulo, Kuntoro, dengan Wartawan Majalah FAKTA (Ekopurnomo). “BKPH Tondomulo memiliki 4 RPH yakni Bunten, Malangbong, Mundu, Banaran. Untuk produksi paling minus, kalau gangguan keamanan memang tergolong butuh penanganan lebih adalah RPH Malangbong. Bahkan baru-baru ini berhasil menangkap 2 orang pencuri kayu tegakan berasal dari Nganjuk, dengan barang bukti yang berhasil diamankan berupa 32 batang, kubikasi 0,810 m3. Tersangkanya masih di polsek, tertangkapnya pada tanggal 18-2-2020, TKP-nya di RPH Malangbong petak 42. Secara logika memang jumlah anggota keamanan kami kurang, tetapi kami bisa mengoptimalkannya. Memang BKPH Tondomulo dari grade pendapatan KPH Bojonegoro posisinya terbawah. Kalau LMDH-nya ada 9, semua komunikatif, kooperatif dan komsos berjalan. Untuk mengembalikan seperti semula sulit. Bahkan dari cerita adanya penjarahan hutan, awalnya di BKPH Tondomulo, bahkan sampai Mabes Polri dalam penanganannya dulu. Saat itu membawa pesawat helikopter. Itu bagian dari masa lalu, menjelang tahun 2000,” kenang Asper Tondomulo, Kuntoro.

“Sekarang memang gangguannya tidak fokus pada pohon/tegakan. Namun lirikannya pada lahan garapan. Patroli gabungan maupun teritorial rutin dilakukan. Untuk reboisasi 2020, rencananya seluas 113 hektar (biomasa + kayu putih). Sedangkan saat ini tanah kosong (TK) sekitar 60 hektar. Perihal demplot tanaman kayu putih dari 2018-2019 bagus. Kalau berkaitan dengan LMDH yakni penggarapan lahan dengan pola plong- plongan. Untuk tanaman kayu putih, tahun 2018 seluas 2 hektar, hasilnya bagus, maka 2019 luasnya 30 hektar. Harapannya ke depan bisa meminimalkan segala problem, komunikasi sosial jalan (proaktif), sinergi dan saling bisa memahami tupoksi masing-masing,” ulas Asper Tondomulo, Kuntoro.
Administratur (Adm/KKPH) Bojonegoro, Dewanto SHut MSc, mendukung penuh inovasi personil, termasuk Asper Tondomulo. Upaya maksimal ditempuh yakni untuk mewujudkan hutan lestari. “Kami tetap men-support agar tetap semangat, tak sekedar menjaga tetapi membangun kembali. Dan yang sangat perlu diingat, yakni jaga kesehatan dan keselamatan tugas, tetap waspadalah, waspadalah”. (F.463)






