Semua  

BKPH GONDANG SIAP REBOISASI 2019

KRPH Dodol, Wanijan, saat memeriksa bibit kopi yang disodorkan mandor Suparman.
KRPH Dodol, Wanijan, saat memeriksa bibit kopi yang disodorkan mandor Suparman.
KRPH Dodol, Wanijan, saat memeriksa bibit kopi yang disodorkan mandor Suparman.
KRPH Dodol, Wanijan, saat memeriksa bibit kopi yang disodorkan mandor Suparman.

KESIAPAN BKPH Gondang untuk menanam kembali di kawasan hutan lindung tahun 2019 sudah benar-benar ready. Administratur/KKPH Bojonegoro, Dewanto SHut MM, didampingi Assper Gondang, Kasmijan, serta KSS Markum menjelaskan bahwa di BKPH Gondang juga sudah mempersiapkan persemaian bibit/plances tanaman rimba campur untuk ditanam di kawasan hutan lindung.

Selanjutnya Assper Gondang, Kasmijan, menambahkan bahwa untuk persemaian di RPH Dodol selain untuk kebutuhan hutan lindung kawasan BKPH Gondang juga disuplaikan ke beberapa BKPH lain, tinggal menunggu petunjuk pimpinan dalam hal ini KKPH Bojonegoro. “Tolong konkrit data di masing-masing KRPH agar lebih rinci,” ulas Assper Kasmijan dengan bijak.

Adapun KRPH Dodol, Wanijan, didampingi Mandor Suparman menjelaskan bahwa RPH Dodol selain sibuk persemaian juga pengawasan ekstra bidang keamanan hutan dampak gagal panen jagung. “Mengemban amanah/kepercayaan pimpinan dan demi tugas, kami tak peduli teman maupun siapa saja diperingatkan 2 kali. Kalau dianggap angin lalu, ya demi tugas mengamankan aset negara, kami akan langsungkan saja. Memang kata siap itu ringan diucapkan tapi berat dalam tanggungan, termasuk siap dengan segala konsekwensinya,” tegas Wanijan.

Perihal persemaian RPH Dodol, secara geografis, untuk lahan persemaian dekat jalan raya, kebutuhan air cukup. Adapun jenis plances termasuk jumlahnya yakni tanaman kopi 2.726 batang, trembesi 23.990 batang, randu 71.972 batang, mahoni 23.990 batang, nangka 59.926 batang, secang 43.618 batang, gamal (clirisidi) 2.726 batang. Kaliandra merah 2.726 batang, lamtoro 2.726 batang, juwet 59.976 batang.

RKPH Sukun, H Bakri, saat mengomando Polhut Dwiyudi.
RKPH Sukun, H Bakri, saat mengomando Polhut Dwiyudi.

“Setiap hektar untuk 400 tanaman terdiri dari 10 jenis dengan jumlah variatif. Persiapan RPH Dodol yakni sekitar 27,51 hektar dengan pola tanam menyesuaikan untuk keseimbangan. Pengawas dari DAS (Daerah Aliran Sungai) dan dari UGM (Universitas Gajah Mada). Sedangkan uraian pemanfaatan tenaga kerja, juga menyesuaikan. Yakni, ketika persiapan lahan butuh banyak orang, untuk pembuatan bedeng sedikit, untuk pengisian ke polybag maupun oper banyak. Sedangkan untuk pemeliharaan cukup 4 orang. Pengupahan tenaga kerja tiap hari Sabtu,’’ jelas Mantri (KRPH) Dodol, Wanijan.

Perkiraannya memang selain BKPH Gondang juga ada beberapa BKPH lainnya. Tapi hal itu nanti sesuai keputusan pimpinan. Kalau untuk rencana suplai tingkat RPH dalam jajaran BKPH Gondang di antaranya RPH Sukun 196,75 hektar, RPH Soko 36,53 hektar, RPH Gondang 133, 80 hektar. “Tapi tolong dikros cek di RPH-nya, siapa tahu kita salah angka,’’ pinta Wanijan.

“Untuk Kamhut, Alhamdulillah bisa mencapai penurunan angka kerawanan/kerugian 62 %, tetapi membutuhkan tenaga ekstra terutama petak 155, kelas tanaman KU 12 dan petak 153 kelas Tanaman KU III & KU IV. Gejolak belum ada, tetapi perlu antisipasi mengingat gagal panen jagung karena faktor alam. Saatnya membuahi ternyata hujan tak turun, akhirnya batang layu sebelum berkembang,” ulas KRPH Wanijan.

Sedangkan KRPH Sukun, H Bakri, bersama para mandor dan polhut di antaranya Dwiyudi, Sipan dan Bambang Harnowo sedang sibuk persiapan pembuatan acir. Dalam penjelasannya ketika dikonfirmasi Eko Purnomo dari FAKTA, KRPH Sukun, H Bakri, mengatakan bahwa pembuatan acir sesuai klasifikasi, yakni untuk acir pal batas tinggi satu meter kayu besar, sedangkan acir babonan tinggi 130 cm kayu besar, acir biasa tinggi 1 meter ukuran kayu kecil. Untuk penanaman hutan lindung RPH Sukun ada 10 anak petak, terluas adalah petak 163 c luasnya 37 hektar. Untuk keamanan hutan (kamhut) terdapat kalong pohon akibat pencurian 2 pohon di petak 161 c Klas TBK.

Disebutkan pula oleh KRPH yang juga mantan POLMOB tersebut bahwa tahun 2019 RPH Sukun tidak punya produksi, tetapi kalau 2020 ada produksi dari petak 161 c dengan luas 11,2 hektar dan jumlah pohon 2.773 tegakan, target produksi 1.800 meter kubik. “Di sini juga gagal panen jagung, biasanya per hektar 4-5 ton, kini cuma maksimal 500 kg. Hadeeeeh,’’ jelas KRPH Bakri sambil mengomando mandor Yudi. (F.463)