TANGGAPNYA Asper/KBKPH walau predikat top skor urutan ke-2 tentang kamhut maka tak sampai menjalar di tingkat RPH lainnya. Berikut wawancara Wartawan Majalah FAKTA (Ekopurnomo) dengan Asper Clebung yang dipersiapkan seluruh KRPH Clebung.
Dari paparan Asper Clebung, Mahfud Wawan Prasetyo SHut, didampingi 4 KRPH yaitu KRPH Cancung, Lustono, KRPH Clebung, Utomo, KRPH Ngorogunung, Eka Winarto, KRPH Jeblogan, Mulyadi, menerangkan bahwa dalam monografi BKPH Clebung luasnya 3.416,9 hektar (Ha), didominasi tegakan kecil yakni KU-1 walau ada KU-12, KU-10, KU-9. Tingkat kerusakannya variatif, yakni murni pencurian kayu, karena identik ‘cemolong/mudah digotong’ serta perencekan, perambah untuk lahan garapan. Sehingga BKPH Clebung dari 13 BKPH masuk rawan kamhut ranking 2 tingkat KPH Bojonegoro. Terutama di RPH Cancung. Sedangkan RPH Cancung jati top skor nomor 1 tingkat BKPH Clebung. ‘Endi mantrine ?’
Disampaikan pula oleh Asper pindahan dari KPH Malang tersebut bahwa faktor penyebabnya adalah kompleknya kerusakan, di antaranya adalah BKPH Clebung secara geografis mengelilingi hutan, sepanjang jalan mulai Tugu Proklamasi Kota Kecamatan Bubulan hingga perbatasan Kecamatan Temayang. Bahkan Camat Bubulan (sebelum camat sekarang yang menjabat mulai April 2020) menyebutkan 75 % petani di Kecamatan Bubulan lahannya adalah garapan lahan hutan. “Tentunya ini menjadikan ekstra ketat dan hati-hati dalam bertindak melaksanakan tugas. Karena fenomena tersebut penjabarannya butuh waktu lama untuk bisa tercapai tanpa terjadi gesekan. Perhutani bertekad ingin program hutan kembali lestari berhasil, sementara masyarakat juga ingin menggarap lahan, bahkan ada juga yang memakai rumus ‘pokoke’. Itulah problem yang tidak ringan bagi rimbawan. Alhamdulillah, terjalin komunikasi baik dengan Forpimca, komsos dengan LMDH berjalan lancar, terutama mereboisasi walau step by step. Terus terang untuk mengembalikan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Jangankan mengembalikan, memberikan pemahaman itu saja ‘amit-amit’. Bahkan pernah mengundang pertemuan masyakarat 50 orang yang datang lebih dari 300 orang. Intinya, mereka datang walau tak diundang. Konon, katanya, hanya ingin tahu mana Aspernya. Namun ini sebuah konsekwensi, serta support dari pimpinan. Maka apa pun resikonya harus dihadapi, karena penyampaian informasi ini harus pada warga. Maka dengan mengucapkan Bismillah, kami laksanakan, walau ada seorang anggota yang kedodoran ketika akan kami ajak untuk ke lokasi, mengingat yang diundang 50 yang datang hampir 300. Terdengar suara sebelumnya,’piye rupane Aspere lan opo sing arep diomongke (bagaimana wajah Aspernya (KBKPH) dan apa yang akan diomongkan ?”
Di BKPH Clebung ada 6 LMDH di antaranya LMDH Wana Lestari Desa Bubulan, Ketuanya Darkasi, Wana Karya Desa Cancung, Ketuanya Hadi Waluyo, Rimba Sakti Desa Clebung, Ketuanya Suyanto, Jati Barokah Desa Sumberbendo, Ketuanya Kuslan, Jati Raya Desa Ngorogunung, Ketuanya Agung M, Jati Makmur Desa Jono, Kecamatan Temayang, Ketuanya Muji.
Kebersamaan dan sinergi Perhutani BKPH Clebung dan LMDH pun beranjak meningkat. Bahkan LMDH Rimba Sakti Clebung berkomitmen tinggi memberikan sanksi kepada para perusak tanaman pokok Perhutani minimal 10 % harus diganti. Demikian kata Madi (Pengurus LMDH Rimba Sakti).
Bagaimana LMDH serta informasi seputar BKPH Clebung ? Tunggu sambungannya, termasuk tanggapan dari Administratur (ADM/KKPH) Bojonegoro. (F.463)
