Kembangkan Tanam Padi Apung
KABUPATEN Hulu Sungai Utara (HSU), Provinsi Kalimantan Selatan, menghasilkan beras organik yang mempunyai potensi dan dinilai sangat memiliki peluang yang cukup besar di pasaran.
Beras organik dari hasil tanaman petani HSU yang ditanam khusus tidak menggunakan bahan pupuk dengan tumbuh secara alami kini nampaknya banyak dinikmati konsumen. Di HSU, untuk tanaman beras organik sudah dikembangkan oleh sebagian petani.
Pengembangan beras organik tidak hanya dilakukan petani hanya saat tanam saja, namun hingga panen dan menjadi beras pun dilakukan. Seperti mengemas beras alami yang sudah bersertifikat dan teruji ini untuk dipasarkan. Hasilnya banyak yang ingin kontrak kerja sama untuk memesan beras organik dari HSU.
Meskipun beras organik di HSU mendapat sambutan yang bagus dari luar daerah, namun untuk memenuhi kebutuhan kontrak masih belum bisa mencukupi lantaran masih sedikitnya lahan yang dikembangkan untuk beras ini dibanding jumlah permintaan. Mengenai peluang pasar beras organik ini sangat bagus. Dan bahkan ada yang ingin menawarkan kontrak dengan petani untuk pemasok beras organik.
Beras organik yang dihasilkan oleh Kabupaten HSU saat ini banyak dijual di pasaran, dan bahkan petani masih kekurangan stok beras organik oleh karena tingginya permintaan pasar.
Seperti diketahui, Kabupaten HSU yang berjuluk Bumi Bertaqwa tidak hanya menghasilkan beras organik yang memiliki nilai peluang pasar beras yang menjanjikan, namun berbagai kerajinan anyaman dari purun dan ilung juga memiliki pangsa pasar yang bagus. Tidak hanya di Provinsi Kalsel saja, tapi juga di provinsi tetangga seperti Kalteng dan Kaltim, bahkan manca negara.
Terkait dengan potensi tersebut, Pemkab HSU telah melakukan upaya peningkatan manajemen pasar dengan melakukan pelatihan bagi pengrajin, juga bekerja sama dengan pihak ketiga yakni Bank Indonesia (BI) yang telah memberikan pelatihan dan bantuan bagi pengrajin.
Berhasil tanam padi dengan beras organiknya, petani padi di Kabupaten HSU kini mulai mencoba menerapkan sistem bercocok tanam padi apung guna memaksimalkan lahan rawa yang hampir 90 persen menutupi wilayahnya.
Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Kabupaten HSU berharap dengan melalui teknik bercocok tanam padi apung ini dapat meningkatkan produksi padi dan swasembada beras, tetapi pemda masih mengkaji model yang tepat dari tanam padi apung ini agar secara ekonomis tidak membebani petani.
Secara umum teknik tanam padi apung ini sangat sesuai diterapkan di lahan yang selalu tergenang air seperti lahan rawa atau lebak yang mendominasi lahan pertanian di Kabupaten HSU.
Supaya lebih memberdayakan para petaninya, Pemkab HSU mendatangkan instruktur dari Joglo Tani Yogyakarta untuk memberikan penyuluhan bagi petani tentang teknik tanam padi apung. Teknik bercocok tanam padi apung belum pernah diterapkan petani di Kalimantan Selatan. Meski demikian, teknik ini perlu analisis usaha untuk mengetahui nilai ekonomis apakah menguntungkan jika diterapkan petani di Kabupaten HSU.
Seperti diketahui, petani di HSU sudah terbiasa dengan bercocok tanam biasa, sedangkan teknik padi apung ini cukup banyak menggunakan peralatan, sehingga menambah ongkos produksi. Namun, teknik ini mulai dibutuhkan mengingat kondisi iklim atau cuaca yang tidak bisa diperkirakan mengakibatkan terjadinya perubahan masa bercocok tanam akibat lahan tergenang air. (Tim) www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com