
DALAM peribahasa disebutkan ‘emas diuji dengan api, manusia diuji dengan budi pekerti’. Itulah kalimat yang cocok disandang oleh Kepala Desa (Kades) Sumberagung, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, H Abdul Manan (Mbah Kaji Manan), yang sudah teruji memimpin Desa Sumberagung selama 3 periode berjalan, walau terjeda 2 (dua) kepala desa dari menjabat periode pertama tahun 1991 lalu.
Walau ada yang berupaya ‘ nggembosi’ tapi Mbah Kaji Manan tetap membangun. “Mbah Kaji Manan pada periode ketiga terakhir ini adalah periode golek pulihan,” olok beberapa warga yang tak memilihnya. Namun hal itu dalam pola lubuk hati yang amat sangat dalam, bagi Mbah Kaji Manan ibarat ‘bara api jauh dari panggangan sate’, maka mereka jadi berbalik memihaknya.
Berikut hasil kelana Wartawan Majalah FAKTA (Ekopurnomo) menelusuri tentang Kades Sumberagung, H Abdul Manan, dengan hasil pembangunan kantor desa berlantai 3 (tiga) yang begitu megahnya. Penuturan kades dengan panggilan akrab Mbah Kaji Manan ini didampingi perangkatnya, Yanto (Kaur Keuangan) dan Eni Fitriawati SPd (Staf Administrasi) bahwa pembangun kantor desanya tersebut dananya dari APB-Des (P 2019) sebanyak Rp 835 juta. Itu belum termasuk bangunan yang di atas, serta kamar mandi ala hotel berbintang. Memang ada semacam kontrak politik ketika penyampaian visi misi, bersamaan dengan arahan Bupati Bojonegoro, DR Hj Anna Mu’awanah MSi, bahwa dana ‘P’ bisa digunakan untuk memperbaiki Kantor Desa/Balai Desa.

Dengan dana itulah dibangunlah kantor desa 100 pinggir hutan ‘Bonagung’ dengan luas bangunan 7,5 meter x 17 meter. Termasuk lantai 1 ,2, dan 3. Termotivasi sekaligus untuk menepis anggapan memimpin periode ke-3 adalah saatnya mencari pulihan (kembalinya modal). “Walau belum dilantik, kantor desa sudah kami bongkar. Begitu tahu begini, isu muncul, kalau dibangun begini megahnya kok penak tenan nanti penggantinya. Namanya penduduk sedesa sebanyak 5 ribuan jiwa maka pro dan kontra pasti tetap ada. Kalau sudah begini perangkat bisa kerja dengan nyaman, betah di kantor, pelayanan makin prima. Untuk menata perangkat kuncinya 1, menata diri masing-masing dengan kejujuran, karena bila tidak jujur maka selamanya tidak akan tercapai dengan baik. Perangkat Sumberagung tidak ada yang tidak sejalan, semuanya sinergi. Alhamdulillah 6 bulan sudah tuntas, tidak sampai 1 tahun. Di samping itu Pemdes Sumber Agung juga membangun satu gedung PAUD, 3 (tiga) jembatan yakni jembatan Glonggong-Parengan, jembatan pasar desa, jembatan askar, jalur usaha tani (jitu) Dusun Glonggong. Karena itu merupakan unggulan untuk mobilisasi hasil pertanian. Juga membangun gedung PAUD Glonggong dan drainase Dusun Parengan 160 meter. Untuk pembangunan mulai bulan 10 hingga 1 Maret 2020. Sedangkan penggunaan atau manfaat jitu adalah meningkatkan produksi pertanian, karena mengarah kepada peningkatan perekonomian. Sedangkan pasar desa dikelola oleh BUMDes dengan cara sewa dan retribusi. Untuk tokonya ada 8 unit dengan harga sewa Rp 2.500.000,- per tahun, sedangkan retribusinya masih dalam proses namun sudah disepakati. Rencananya untuk deretan depan ada 10 kios, sedangkan untuk yang di timur jalan akan dikavling atau sudah dikavling dengan sistem sewa Rp 750.000,- per tahun ukuran 4 meter x 10 meter, terdapat 13 kavling”.
Selanjutnya Kaur Keuangan Yanto mengatakan bahwa kepemimpinan Mbah Kaji Manan adalah selalu sesuai dengan aturan yang ada. Termasuk pada para perangkat dengan pola tata kelola sesuai dengan posnya masing-masing. “Beliau selalu memberi contoh yang terbaik untuk kebaikan bersama dalam memberikan pelayanan pada perangkat maupun warga tanpa tebang pilih. Beliau selalu menerima masukan-masukan dari staf dan apabila sudah disepakati maka semua juga bertanggung jawab atas kesepakatan tersebut. Beliau tidak mau menabrak aturan, apabila sekiranya saja terdapat kekurangan beliau selalu bertanya kepada staf agar bisa sama-sama berbenah. Termasuk pengajuan keadaan darurat, walaupun belum ada dananya tetapi sudah berani mengerjakan, terbukti ya selesai. Seperti halnya di Dusun Glonggong ada pekerjaan di 3 lokasi, termasuk jembatan darurat selatan balai desa, belum masuk usulan. Tapi karena itu sarana vital ya langsung dikerjakan”.

” Alhamdulillah, semua perangkat melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksinya dan bertanggung jawab,” tutur Mbah Kaji Manan.
Menurut Eni Fitriawati (Staf Administrasi),”Semangatnya Pak Kades walaupun sudah sepuh sungguh sangat luar biasa. Semangatnya mengalahkan perangkat walaupun perangkatnya muda-muda. Termasuk dalam melatih disiplin datang ke kantor desa dan mengerjakan tugas sesuai dengan tupoksinya. Sehingga perangkat merasa segan apabila yang datang ke kantor lebih dulu Pak Kades. Beliau juga tidak pernah marah kepada perangkat atau bawahan sehingga antara marah dan tidak marah, perangkat susah untuk membedakan. Karena bila ada yang salah hanya ditanya terus jawabannya dengan senyum. Oleh karena itu perangkat juga harus selalu waspada pada diri sendiri he…he…he… Beliau marah tidak pernah tapi kalau makan bersama-sama sering”.
Camat Dander, H Kusnan SH MM, menanggapinya bahwa dengan pembangunan Kantor Desa Sumberagung yang begitu megah itu supaya bisa memberikan pelayanan secara optimal. Termasuk untuk meningkatkan aktivitas perangkatnya. “Di Kecamatan Dander ada beberapa desa yang juga sedang membangun. Desa Sumberagung memang yang lebih dulu selesai. Desa berhak mengatur seperti apa yang sudah menjadi kesepakatan warganya sesuai undang-undang yang memberikan hak penuh kepada desa”.
Ada beberapa tanggapan bervariasi (terkesan bangga) tentang hasil pembangunan yang dilaksanakan oleh Pak Kepala Desa Sumberagung. Umumnya sangat takjub. Memang jika dinilai dari jumlah uangnya tidak sesuai yakni hanya sekian juta namun bisa mewujudkan kantor semegah itu, berlantai 3 dengan fasilitas yang serba bagus pula. “Deso liyane kok terkesan ‘mbel-mbelan’, dengan angka tertera lebih dari itu. Ketidaksesuaian bangunan fisik dengan biayanya tapi kok bisa lolos monitoring ya he…he…he,” sindir sumber. (F.463)






