FAKTA — Anggota DPRD Kabupaten Padang Pariaman dari Fraksi Golkar, Syahrul Dt Lung, menyoroti serius insiden banjir yang kembali merendam ratusan rumah warga di Perumahan Bumi Kasai Permai, Korong Kasai, Nagari Kasang, Kecamatan Batang Anai, Sumatera Barat.
Ia menegaskan perlunya langkah penanganan jangka panjang dan permanen, bukan sekadar respons darurat setiap kali hujan lebat turun.
“Dari tahun ke tahun, banjir tetap menjadi momok bagi masyarakat, khususnya di Nagari Kasang dan Nagari Sungai Buluh Selatan. Ini menunjukkan perlunya penelusuran menyeluruh terhadap akar permasalahan banjir, mulai dari hulu hingga hilir,” ujar Syahrul dalam keterangannya, Senin (24/11/2025).
Banjir besar kembali menerjang kawasan Perumahan Bumi Kasai Permai pada Kamis sore (20/11), setelah hujan tanpa jeda mengguyur wilayah Batang Anai selama berjam-jam. Air bah merangsek masuk ke perumahan dan permukiman warga, membuat aktivitas lumpuh dan sejumlah keluarga terpaksa mengevakuasi barang berharga mereka.
Peristiwa ini menambah panjang daftar kejadian serupa yang hampir setiap tahun menghantam wilayah tersebut.
“Ini bukan semata musibah alam, tetapi juga peringatan keras bahwa sistem kesiapsiagaan dan pemeliharaan infrastruktur kabupaten harus ditingkatkan secara serius,” kata Syahrul Dt Lung.
Ia menilai, perubahan pola musim dan curah hujan ekstrem beberapa tahun terakhir membuat bencana banjir semakin sulit diprediksi. Karena itu, ia meminta Pemkab Padang Pariaman tidak lagi mengandalkan penanganan insidental yang hanya menyelesaikan persoalan di permukaan, tapi gagal menjawab akar masalah.
Syahrul Dt Lung menguraikan sejumlah rekomendasi teknis yang menurutnya penting segera dieksekusi pemerintah daerah:
Memperluas saluran air di bawah Jalan Lintas Padang–Bukittinggi agar aliran tidak tersumbat ketika debit meningkat.
Memperbesar kanal pembuangan dari Perumahan Kasai Permai ke sungai terdekat, karena kapasitas eksisting tak lagi memadai.
Mendorong Pemkab berkoordinasi dengan PT KAI untuk memperbesar saluran di bawah rel kereta api yang kini menjadi titik penyempitan aliran.
“Kalau memungkinkan, dibuat jembatan kecil agar aliran air lebih lancar dan tidak terjebak di satu titik,” ujarnya.
Menurutnya, Perumahan Kasai Permai kini menjadi lokasi tumpuan aliran air dari Nagari Kasang, Nagari Sungai Buluh Selatan, hingga sebagian wilayah Pasar Usang. Kondisi ini membuat kawasan tersebut rawan menjadi kolam besar saat hujan deras.
“Ada dua nagari yang terdampak langsung—Sungai Buluh Selatan dan Kasang. Air datang dari berbagai arah dengan volume besar, sehingga perumahan menjadi titik genangan utama,” jelasnya.
Warga berharap pemerintah daerah dan pihak terkait segera menindaklanjuti sorotan dan rekomendasi tersebut, mengingat banjir di Batang Anai kerap berulang dan semakin parah setiap tahunnya.
Syahrul mengingatkan bahwa keselamatan warga harus menjadi prioritas.
“Pemerintah harus hadir dengan solusi permanen, bukan hanya ketika banjir sudah terjadi. Ini menyangkut masa depan masyarakat di dua nagari sekaligus,” tutupnya. (SS)






