
HUTAN jati memang jadi lirikan atau alternatif paling mudah untuk ditukar dengan uang. Menurut KRPH Sawitrejo, Wulyono, ditemani mandor tanam D Sujoko bahwa perlu pengamanan ekstra di petak 53 dan petak 59. Walau kelas TBK masih harapan panen. “Kami patroli lalu istirahat di pos Jono (sebuah nama warung di tengah hutan yang jadi titik kumpul petugas). Hingga pukul 20.00.WIB patroli lagi atau bergeser bergantian rute dengan tim inti BKPH Clangap. Di RPH Sawitrejo tidak ada tanaman sela, klirisidi juga tidak ada, yang ada tanaman pokok jati dan pengisi yakni acir ke 5, ada tanaman kesambi atau johar,” jelas Wulyono yang menjabat baru 4 bulan.
Sedangkan sesepuh mandor tanam D Sujoko MTA (Mandor Tanam Abadi) yakni sudah 17 tahun tugas di RPH Sawitrejo, yang juga Pramugari Langen Tayub menambahkan bahwa demi tugas dan tanggung jawab pada kepercayaan pimpinan, ia tetap setia pada tugas. “Ini jalannya sudah baik, kendaraan bebas berlalu-lalang. Dulu saat jalannya masih jelek ibaratnya jalmo moro jalmo wedi, lha kita jepipis di pos ini. Tapi kembali lagi karena demit pun mungkin tahu bahwa yang di sini tidak mengusik mereka, akan tetapi menjaga tempat tinggal mereka, enek wit asem, ploso, begitulah,” ungkap Sujoko.
Assper Clangap, H Lugianto, didampingi TU BKPH Clangap, Supriyanto, menegaskan bahwa hal tersebut sudah menjadi rutinitas KRPH jajaran BKPH Clangap. “Terima kasih sekali kepada mas wartawan FAKTA yang sudah berkenan nimbrung di pos Jono malam-malam. Kami tahu dapat share dari Pak Mantri Sawit. Lho kok ternyata Mas Eko, dikirain kita comment kemarin-kemarin tidak fakta, ternyata dibuktikan oleh FAKTA juga”.
Hingga berita ini dibuat, wartawan Majalah FAKTA masih belum berhasil menghubungi Adm/KKPH maupun Humas KPH Bojonegoro. (Bersambung/F.463)