
KABUPATEN Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, kembali menerima penghargaan dari pemerintah pusat. Kali ini, kabupaten yang berjuluk ‘Bumi Sanggam’ tersebut mendapatkan penghargaan sebagai Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) 2019, dengan kategori Pratama yang diterima Bupati Balangan, H Ansharuddin, dan diserahkan langsung oleh Menteri PPPA RI, Prof DR Yohana Susana Yembise Dip Apling MA, di Hotel Four Points Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Penghargaan tersebut didapat karena kepeduliannya terhadap tumbuh kembang anak di Kabupaten Balangan yang baru berusia 16 tahun (2003-2019). “Alhamdulillah, Balangan mendapatkan penghargaan, karena kepedulian terhadap perkembangan anak,” ujar Ansharuddin.
Penghargaan tersebut, lanjut Bupati Ansharuddin, diserahkan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2019 oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI. “Penghargaan ini diberikan kepada kepala daerah yang telah menyelenggarakan kebijakan, program dan kegiatan dalam upaya pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak dalam bentuk kabupaten/kota layak anak,” jelasnya.
Ditambahkan Ansharuddin, pihaknya ke depan akan semaksimal mungkin dalam memberikan perlindungan terhadap anak, karena mereka merupakan generasi penerus bangsa. “Anak merupakan generasi penerus bangsa jadi kita harus terus memberikan yang terbaik bagi mereka,” jelasnya.
Turut hadir pada acara peringatan HAN 2019 sekaligus penyerahan penghargaan KLA yang mengangkat slogan “Kita Anak Indonesia, Kita Gembira” ini Kepala Dinas PPPA Balangan, H Halidi, serta jajarannya. Dan, diketahui, untuk tahun 2019 ini diberikan penghargaan KLA kepada 247 kabupaten/kota, termasuk salah satunya Kabupaten Balangan.
Ketua Panitia Pelaksana, Lenny N Rosalin, yang juga merupakan Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian PPPA RI menyampaikan, KLA merupakan kabupaten/kota dengan sistem pembangunan yang menjamin pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak yang dilakukan secara terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan.
Lenny N Rosalin juga menjelaskan bahwa penghargaan KLA terdiri dari lima kategori yakni Pratama, Muda, Madya, Nindya dan Utama. Dan, tahun ini ada 247 kabupaten/kota yang mendapatkan penghargaan KLA, salah satunya adalah Kabupaten Balangan.
Sementara itu, Menteri PPPA RI, Prof Yohana Susana Yembise, dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada kepala daerah yang menerima penghargaan KLA 2019.
Menteri PPPA mengatakan, penghargaan KLA yang diberikan setiap tahun tersebut bertujuan untuk memacu gubernur, walikota dan bupati sebagai kepala daerah untuk bekerja keras menjadikan daerahnya layak anak. Ia juga meminta kepada pemerintah daerah agar lebih serius dan terus-menerus memperhatikan urusan perempuan dan anak-anak.
“Tahun 2030 adalah target tercapainya Indonesia Layak Anak. Mendukung hal tersebut perlu sinergitas dan kerja keras dari para kepala daerah, termasuk koordinasi dan kerjasama antar SKPD,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Bupati Balangan, H Ansharuddin, mengungkapkan rasa syukur atas raihan penghargaan KLA untuk Kabupaten Balangan, serta menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh jajaran Dinas PPPA Balangan, dinas/instansi terkait lainnya serta seluruh masyarakat dan stakeholder yang terlibat dalam upaya memenuhi kesejahteraan anak di Bumi Sanggam, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan.
“Penghargaan KLA ini merupakan apresiasi pemerintah pusat kepada Pemkab dan masyarakat Balangan yang melakukan percepatan KLA dalam bentuk kebijakan, program, dan kegiatan konkrit untuk pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak,” ucapnya.
Bupati Balangan, Ansharuddin, berharap, penghargaan tersebut akan dapat dipertahankan dan terus diupayakan untuk ditingkatkan ke tahapan atau kategori yang lebih tinggi.
Seperti diketahui, Kementerian PPPA RI menyelenggarakan malam penghargaan Kabupaten/Kota Layak Anak 2019 di Hotel Four Points, Makassar. Malam penghargaan ini diberikan guna mendorong pemerintah daerah tingkat II memenuhi kebutuhan anak Indonesia. Target KPPPA RI adalah Indonesia Idola Anak 2030.
Malam penghargaan tersebut diselenggarakan tepat pada Hari Anak Nasional yang pada tahun ini diadakan di Makassar. Pagi hari sebelum acara malam penghargaan, Lapangan Karabosi Makassar menjadi saksi kegiatan Hari Anak Nasional yang dihadiri ribuan anak.
Malam penghargaan KLA dibuka dengan tarian adat khas Sulawesi Selatan. 20 penari siswi SMP disambut sorak-sorai dan tepuk tangan para hadirin, kemudian dilakukan doa bersama yang diwakili 5 pelajar SMA yang mewakili beberapa agama di Indonesia. Secara bergantian mereka berdoa sesuai dengan agama masing-masing. Doa ditutup dengan harapan terwujudnya Indonesia LayakAnak.
Selanjutnya, Ketua Tim Evaluasi Penghargaan KLA 2019 sekaligus Deputi IV Tumbuh Kembang Anak, Lenny Rosalin, memberikan sambutan dan menyampaikan terima kasih atas partisipasi berbagai pihak dalam membantu mencapai tujuan Indonesia Layak Anak 2030. “Penghargaan KLA 2019 diberikan dengan penilaian komprehensif dibantu oleh tim independen,” ujarnya. Penilaian dilakukan dengan mengedepankan revolusi industri 4.0, penilaian menggunakan website.
Selain penghargaan KLA juga ada nominator Pelopor Provinsi Layak Anak yang diukur dari nilai Kabupaten/Kota di dalam provinsi tersebut.
Mama Yo (panggilan akrab Menteri Yohana Susana Yembise) kemudian memberikan sambutan. Mama Yo mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Presiden Jokowi yang menjadi perintis kota layak anak ketika masih menjadi Walikota Solo. Undang-Undang (UU) RI No. 35 Tahun 2014 pasal 21 ayat 4 dan 5 mendorong pemerintah daerah bertanggung jawab mendukung pemerintah pusat dalam perlindungan terhadap anak. Sebelum menutup sambutannya, Mama Yo mengajak hadirin memberikan apresiasi kepada Ananda Rosalinda dari NTT yang komik karyanya dihargai di New York dan 100 negara.
Berikut beberapa nominasi :
Provinsi Layak Anak (Provila) : DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Banten, dan Kepulauan Riau.
Provinsi Penggerak Kabupaten/Kota Layak Anak : Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Lampung, dan Jambi.
Provinsi Penggerak Dengan Peran Dunia Usaha Terbanyak : Riau.
Provinsi Penggerak Dengan Semua Kabupaten/Kota Yang Memiliki Skor Di Atas 500 : Bali dan Kalimantan Selatan.
Pembina Terbaik Forum Anak Provinsi : Riau, Bali, dan Sulawesi Selatan.
Pembina Forum Anak Kabupaten/Kota Terbaik : Kabupaten Lebak, Kota Denpasar, Kabupaten Batang.
Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Provinsi Terbaik : Sulawesi Selatan.
Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Mandiri : Kabupaten Sleman.
Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Kabupaten/Kota Terbaik : Kota Balikpapan.
Puskesmas Dengan Pelayanan Ramah Anak Terbaik : Puskesmas Kedaung Wetan Kota Tangerang, Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon, dan Puskesmas Tanjung Uban Kabupaten Bintan.
Sekolah ramah anak terbaik :
TK : TK Mungu Raya Kabupaten Hulu Sungai Selatan, TK Islam Plus Ihsan Kamil KabupatenTuban,
dan TK Negeri Pembina Jebres Kota Surakarta.
SD dan MIN : SDN 1 Baler Bale Agung Kabupaten Jembrana, SDN 03 Balikpapan Kota, SDN 26
Pemecutan Kota Denpasar, MIN 3 Kabupaten Jombang, MIN 20 Kabupaten Aceh Besar, MI
Uways Al Qorni Kota Pekanbaru.
SMP dan MTsN : SMPN 6 Kandis Kabupaten Siak, SMPN 1 Krian Kabupaten Sidoarjo, SMPN 1 Kota
Tomohon, MTsN 1 Kabupaten Tuban, MTsN 1 Kabupaten Mamuju.
SMA, SMK, MA : SMAN 2 Tuban JawaTimur, SMAN 2 Trenggalek JawaTimur, SMAN 21 Makassar
Sulawesi Selatan, SMKN 1 Sidrap Sulawesi Selatan, SMKN 2 Barru Sulawesi Selatan, MAN 4
Banjar Kalimantan Selatan, MAN Bulungan Kalimantan Utara.
Sekolah Luar Biasa : SLBN B Garut Jawa Barat, SLBN Cicendo Jawa Barat, SLBN Balikpapan
Kalimantan Timur.
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Terbaik : Sulawesi Selatan (Provinsi) dan KabupatenSleman
(Kabupaten/Kota).
Pelopor Perusahaan Peduli Anak : PT Astra Internasional Tbk.
Pasca pembacaan nominasi penghargaan, Ketua Komisi VIII DPR RI, Ali Taher, memberikan pandangan. Menurutnya, legislatif selama ini mendukung dengan alokasi anggaran yang cukup dan perundangan yang memudahkan. Tak kalah penting, Ali Taher menyoroti kondisi keluarga yang saat ini menghadapi angka perceraian yang tinggi. Teknologi komunikasi yang disalahgunakan dapat memicu rentannya hubungan keluarga. (Tim)








