TAK ada lagi anggaran kelanjutan proyek Stadion Barombong yang diusulkan di APBD 2019. Kontraktor yang tengah bekerja pun menjerit lantaran belum dibayar oleh Pemprov Sulsel. Kontraktor yang mengerjakan pemasangan atap stadion mengaku realisasi pegerjaannya sudah 90 persen. Hanya saja pencairan anggarannya masih menunggu persetujuan TP2D.
Manajer Proyek Stadion Barombong dari PT Usaha Subur Sejahtera, Charles, mengatakan, baru 40 persen anggaran proyek yang dibayarkan oleh Pemprov Sulsel. Dia mengaku sudah mengajukan usulan pencairan anggaran sejak beberapa pekan lalu. Tapi sampai sekarang tak kunjung cair. Dia mengaku kesulitan lantaran sudah dikejar banyak tagihan. “Tagihan kita sudah 80 persen. Belum lagi upah tukang. Tagihan-tagihan itu dari pengusaha material atap dan yang lain,” ujarnya.
Charles mengatakan, pihaknya sudah mengerjakan tugasnya berupa pemasangan atas sudah 90 persen. Sisanya finishing dan beberapa bagian kecil yang dibenahi. Dia khawatir, pengerjaan proyek akan terbengkalai jika rekanan tak dibayar. “Utamanya untuk pembayaran tukang. Mereka (tukang) biasanya menolak bekerja jika upahnya tak dibayar. Kita berupaya maksimal untuk mempercepat bangunannya. Cuma masalahnya kalau seperti ini kami menjerit juga. Kasihan para tukang jika tidak terima upahnya. Mereka juga mau makan bersama keluarganya walaupun upahnya sedikit, tapi kalau tidak dibayar lagi upahnya bagaimana hati nurani kita”.
Staf Administrasi PT Usaha Subur Sejahtera, Muli, mengaku pernah mempertanyakan masalah ini ke Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Sulsel selaku OPD pemilik proyek. Kata dia, Dispora Sulsel pun sudah berusaha membantu proses pencairan anggarannya. Hanya saja sampai sekarang masih tertahan, Alasannya, karena semua mesti lewat persetujuan TP2D sebelum pencairan. ‘’Tapi kan tukang-tukang saya masa mau menunggu pencairaan baru makan. Alasan mereka baru terima sekitar Rp 18 milyar lebih dari total anggaran Rp 62 milyar lebih. Saya juga agak lupa berapa. Harus lewat TP2D dulu sebelum cair. Siapa itu TP2D, Pak ? tanya Muli kepada wartawan. Padahal, kata dia, semua persetujuan pencairan anggaran yang diajukan sudah lengkap. Dia mengaku heran dengan kondisi di pemprov saat ini.
Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Dispora Sulsel, Muhlis Mallajareng, mengaku berupaya untuk mempercepat pencairan anggaran kontraktor. Dia pun tak ingin berkomentar banyak ketika disinggung terkait restu dari TP2D. “Kita juga tak dapat anggaran untuk tahun depan, karena harus diaudit dulu. Tahun depan kami usulkan pengerjaan berlanjut ke bagian lapangan,” tambahnya.
Tahun ini pembangunan atap di sekeliling stadion memakan anggaran besar. Pagunya mencapai Rp 62,8 milyar. Sesuai dengan pantauan dan keterangan yang didapatkan FAKTA bahwa atap pun sudah mengelilingi seluruh bagian tribun stadion. Untuk balkon penonton, belum dibersihkan. Bagian lapangan pun belum dikerjakan. Rencananya 2019 namun tertunda karena tak kebagian anggaran.
Sedangkan Anggota TP2D mengatakan bahwa selama memenuhi aturan dan dokumennya lengkap, hak kontraktor pasti akan diberikan. “Yang jelas kami tidak pernah menahan-nahan anggaran,” tambahnya. (F.546)