Semua  

AKAN MEMIMPIN TIGA PERIODE, DUA KALI KOMPETISI TIADA LAWAN

Kades Karangmangu, Parji, bersama istri tercinta yang juga sebagai Ketua TP PKK Desa Karangmangu.
Kades Karangmangu, Parji, bersama istri tercinta yang juga sebagai Ketua TP PKK Desa Karangmangu.
Kades Karangmangu, Parji, bersama istri tercinta yang juga sebagai Ketua TP PKK Desa Karangmangu.
Kades Karangmangu, Parji, bersama istri tercinta yang juga sebagai Ketua TP PKK Desa Karangmangu.

KEPEMIMPINAN Kepala Desa Karangmangu, Kecamatan Ngambon, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, Parji, bersama istrinya, Lis Sunarti, akan melangkah untuk periode yang ketiga. Berikut wawancara Wartawan Majalah FAKTA (Ekopurnomo) dengan Kades Karangmangu, Parji, didampingi istri tercintanya yang juga Ketua TP PKK Desa Karangmangu, serta Kasun sekaligus Plt Kasi Pembangunan Parlan.

Menurut Parji yang mulai menjabat sebagai Kades Karangmangu sejak tahun 2008-2014, lalu periode kedua 2014-2020, tiada lawan, dan sekarang akan memimpin lagi untuk periode 2020-2026, juga tiada lawan. Prinsipnya adalah ‘melayani dengan sepenuh hati, tanpa tebang pilih, selalu tak pernah ada rasa membenci, serta tak pernah menanamkan rasa benci pada orang lain, terutama warganya. “Kami merasa tak pernah benci kepada siapa pun dan kami tak pernah merasa dibenci oleh siapa pun. Pokoknya kami ibaratkan pikiran orang lain seperti pikiran kami, yakni tidak ada rasa benci atau membenci orang lain,” tuturnya.

Lebih lanjut, Parji berprinsip bahwa ‘hidup di dunia ini tidaklah sendirian, kita pasti membutuhkan teman, untuk saling mengerti, untuk saling memberi. Dan janganlah merasa diri paling utama di antara sesama manusia. Karena, tanpa mereka, kita bukan apa-apa. Ya seperti yang ada dalam syair lagu dari Pak Haji Rhoma Irama, ‘Rambate Rata Hayo’,’’ papar kades berputra 2 orang yang berjarak 15 tahun antara putra pertama dengan putra keduanya ini.

“Prinsip kami, hidup bermasyarakat harus mensyukuri apa adanya, ‘nrimo ing pandum, ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani’. Ada pekerjaan dimusyawarahkan, dikerjakan sesuai tupoksi masing-masing, bila ada yang kerepotan kita bantu. Ya itu tadi ‘rambate rata hayo’ versi Bang Haji Rhoma Irama. Lha kalau versi Mbah Dalang Maestro Ki Narto Sabdo,’rambate rata hayo, hulubis kuntul baris, bareng-bareng tumandang maju mbangun deso’. Kita mengutamakan pembangunan infrastruktur jalan, TPT, jembatan. Karena semua itu sebagai sarana dan prasarana pertumbuhan ekonomi masyarakat desa. Lha kalau dilihat kenapa 80 % rumah warga desa ini masih banyak yang berlantai tanah, itu karena mengacu pada umumnya, bukan karena tidak mampu atau belum mampu, tetapi ‘belum umum’ di tetangga kanan-kirinya. Namun demikian perihal ODF (jamban sehat) sudah tuntas ..tas..tas.. Sedangkan ada tambahan dana desa (DD) untuk pembangunan kantor desa yang rencananya dibuat berlantai 2 (dua)”.

Jadi kades itu, sambung Parji, identik mengukir sejarah di desa, maka hendaknya dengan warga selalu berusaha baik, baik gagasan, ucapan maupun sikap. “Itu amanatnya orangtua saya saat pertama kali saya akan ikut kompetisi pilkades tahun 2008. Akhirnya saya terpilih. Pada pilkades periode kedua, saya cukup melawan musuh dalam sarung saja alias istri sendiri. Dan, pada periode ketiga nanti, saya juga akan melawan mantan pacar sendiri yang sekarang jadi istri, he…he…he…he,” cerita Parji sebagai penerus Kades Karangmangu sebelumnya, Sungadi.

Kades Karangmangu, Parji, bersama Camat Ngambon, Drs Muridan MM.
Kades Karangmangu, Parji, bersama Camat Ngambon, Drs Muridan MM.

Soal potensi Desa Karangmangu, menurut Parji, adalah penghasil lombok/cabe jenis Cangar. Dan termasuk pemasok komoditi Lombok ke Jakarta, melalui tengkulak Ngambon lalu dibawa oleh pengepul ke Jakarta. Sebagai penyangga pendapatan atau sebagai deposito warga adalah beternak sapi secara mandiri, per rumah memiliki sapi minimal 2 ekor, belum termasuk kambing. Pertaniannya konsentrasi pada lombok, jagung, kacang hijau, tembakau, sedangkan padi relatif sedikit. “Untuk peternakan ayam juga ada 2 (dua) kandang, kelinci juga ada bahkan berbasis teknologi. Kotoran dan air kencing kelinci dibikin pupuk organik, namun masih skala kecil. Namanya yang bikin itu Agus Supriyanto, warga RT 6. Juga ada penemu pupuk hayati yaitu Saifullah Anshori juga warga RT 6,’’ urai ayah dari Lukmanul Hakim (kuliah semester 5) dan Novia Wahidattul (TK B) ini.

Dari catatan monografi Desa Karangmangu, jalan poros desanya sepanjang 15 km terdiri dari jalan poros Dusun Karangmangu, Dusun Semek, Dusun Kalongan yang terbelah menjadi 11 RT 3 RW dengan jumlah penduduk 1.483 jiwa. Adapun jumlah ternak sapi yang ada di desa tersebut sekitar 1.541 ekor, sedangkan kambing sekitar 821 ekor.

Selanjutnya nama-nama perangkat desanya yakni Sekretaris Desa masih PLT dijabat oleh Franky Agus Purnomo, Kasi Pemerintahan dijabat oleh PLT Susilo, Kaur Perencanaan, Kasi Pembangunan Parlan, Kasi Kesra Akhiran, Kaur Umum Bangki Agus Purnomo, Kasi Keuangan Pardjianto, Danton Linmas Narji, Babinsa Sodikun, Bhabinkamtibmas Bambang.

Menurut Kasi Pembangunan Parlan bahwa selama Kades Karangmangu dijabat oleh Parji, mereka bekerja merasa nyaman karena gaya kepemimpinannya yang terbuka dan selalu koordinasi apabila akan merencanakan suatu pembangunan maupun tugas-tugas yang lain. Demikian aku Parlan yang sebelum Parji jadi Kades Karangmangu, ia sudah menjadi perangkat desa tersebut.

“Soal kami punya sampingan sebagai ‘molang sapi/jual beli sapi, itu sejak masih bujangan yakni mulai tahun 1989. Ini faktor meneruskan perjuangan ayahanda saja,’’ pungkas Parji dengan senyuman yang ramah.

Camat Ngambon, Drs Muridan MM, pun mengapresiasi atas keberhasilan kepemimpinan Parji sebagai Kades Karangmangu. “Sukses dalam pembangunan, tertib dalam administrasi, warganya damai, dan bila ada undangan dinas tak pernah absen. Maka wajar jika keteladanannya hingga akan memasuki periode ketiga yang mudah tanpa ada lawan orang lain. Semoga keterbukaan dan kebaikannya dalam memberikan pelayanan pada warga jadi contoh bagi yang lain. Selamat untuk Pak Parji beserta keluarganya,’’ pungkas Camat Ngambon dengan bangga. (F.463)