KEBEBASAN informasi yang dapat diakses melalui internet ternyata tidak saja berdampak positif melainkan negatif. Mudahnya anak-anak mengakses situs pornografi sangat sulit untuk dikontrol. Maka itu, Pemkot Surabaya sangat serius memperhatikan tumbuh kembang anak-anak agar anak-anak Surabaya tidak mudah terjerumus dalam perbuatan pornografi.
Melihat hal tersebut, Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Surabaya melakukan kampanye Internet Sehat, Rabu (3/8), di Graha Sawunggaling. Kepala Bidang Post dan Telekomunikasi, Dinkominfo, Adang Kurniawan, menjelaskan tujuan kampanye ini adalah mengajak mereka menjadi pelopor perubahan di Kota Surabaya. Perubahan dalam artian mereka mendapat tugas untuk mengajak teman-temannya tidak berbuat hal-hal negatif.
“Mereka ini nantinya akan menjadi corong pemerintah mengkampanyekan internet sehat di sekolah masing-masing. Setiap sekolah diwajibkan mengirimkan delegasi 5-10 siswa dalam acara ini. Siswa pilihan inilah yang mempunyai tugas penting untuk mengajak teman-temannya di sekolah tidak terjerumus pada kegiatan negatif. Hari ini yang mendapatkan pembinaan merupakan gelombang keenam,” tukasnya.
Rencananya, siswa yang tergabung dalam pelopor internet sehat akan dikukuhkan langsung Walikota Surabaya bertepatan pada Hari Anak Nasional. “Saat ini, siswa SMP, SMA dan SMK pasti sudah bersentuhan langsung dengan internet. Masalahnya kan tinggal mengarahkan mereka untuk berinternet yang baik agar mereka tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif yang diperoleh dari internet. Pokoknya ‘No Pornografi’, jangan sampai anak-anak Surabaya terjerumus pada yang namanya pornografi,” imbuhnya.
Jika pembinaan ini sudah selesai, Kota Surabaya akan memiliki 2.600 siswa pelopor internet sehat. Nantinya, diharapkan mereka bisa mempengaruhi teman-temannya untuk mau berinternet sehat. Setelah mendapatkan pembinaan, siswa pelopor pada gelombang pertama sudah melakukan beberapa aksi.
“Mereka sudah mulai berani bicara di hadapan teman-temannya. Ada pula yang melakukan sosialisasi dengan membuat poster yang ditempel di mading sekolah. Juga melalui media sosial, seruan, ajakan untuk berinternet sehat terus mereka kampanyekan,” cerita Adang.
Ke depan, lanjut Adang, Dinkominfo akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Surabaya untuk membuat kurikulum Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dengan cara memberikan ekstrakurikulum TIK, Dinkominfo bersama relawan TIK Surabaya siap mendukung program ini.
“Secara sumber daya manusia kita sudah siap untuk menjalankan program tersebut. Sekarang saja di lima wilayah kita sudah melakukan hal itu. Relawan yang tergabung merupakan dosen dari perguruan tinggi ternama di Surabaya. Seperti UBAYA, Narotama, ITS, dan Ciputra. Jadi, kita harus menyiapkan anak-anak sejak sekarang, supaya tidak mudah tergoda dengan hal-hal yang merugikan masa depan mereka,” pungkasnya. (Rilis)