Pemerintah Klaim Operasi Nataru Terkendali, Arus Mudik Capai 49 Persen, Fatalitas Kecelakaan Turun Signifikan

FAKTA – Pemerintah terus memperkuat koordinasi lintas sektor dalam mengawal pelaksanaan Operasi Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Kementerian Perhubungan bersama Korlantas Polri, Jasa Marga, dan Jasa Raharja menggelar analisa dan evaluasi (anev) guna memastikan angkutan Nataru berjalan selamat, aman, dan lancar hingga masa libur berakhir.

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menegaskan bahwa koordinasi antarinstansi merupakan agenda rutin dalam setiap penyelenggaraan angkutan massal, baik saat Nataru maupun Lebaran.

Evaluasi dilakukan untuk melihat perkembangan terkini sekaligus memastikan seluruh unsur siap melayani mobilitas masyarakat.

“Koordinasi malam ini kami lakukan untuk analisa dan evaluasi bersama Pak Kakorlantas. Kami juga menggelar doa bersama agar pelaksanaan angkutan Nataru dapat berjalan dengan selamat, aman, dan lancar,” ujar Dudy dalam keterangannya, Kamis malam.

Menhub juga mengingatkan masyarakat agar tetap waspada selama perjalanan dan mematuhi arahan petugas di lapangan.

Menurutnya, keselamatan pengguna jalan menjadi kunci utama keberhasilan penyelenggaraan angkutan akhir tahun.

Sementara itu, Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho menyampaikan bahwa arus mudik Nataru yang meninggalkan Jakarta menuju Sumatera dan Trans Jawa melalui jalan tol telah mencapai hampir separuh dari total proyeksi.

“Arus mudik sudah kita lewati. Sampai saat ini kendaraan yang keluar dari Jakarta sudah mencapai sekitar 201 ribu kendaraan atau 49 persen dari proyeksi,” jelasnya.

Dalam forum evaluasi tersebut, Korlantas kembali menegaskan penerapan Surat Keputusan Bersama (SKB) terkait pembatasan operasional kendaraan sumbu tiga. Larangan melintas di jalan tol dan jalan arteri diberlakukan pada jam-jam tertentu, mulai pukul 17.00 hingga dini hari, demi menjaga kelancaran lalu lintas.

“Kami mengimbau para pengusaha dan pengemudi kendaraan sumbu tiga untuk mematuhi aturan. Kami tidak segan melakukan penindakan, termasuk penilangan, karena keselamatan dan kenyamanan masyarakat adalah prioritas,” tegas Irjen Pol Agus.

Kabar positif juga muncul dari hasil evaluasi angka kecelakaan lalu lintas selama Operasi Nataru. Data sementara menunjukkan penurunan signifikan fatalitas kecelakaan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Korban kecelakaan lalu lintas dengan fatalitas meninggal dunia turun sebesar 23,23 persen,” ungkap Irjen Pol Agus.

Penurunan ini dinilai sebagai indikator membaiknya pengelolaan lalu lintas dan pengamanan perjalanan. Meski demikian, petugas tetap menyiapkan strategi lanjutan untuk menghadapi sisa Operasi Nataru, termasuk pengamanan arus balik di jalan tol, jalur arteri, penyeberangan, dan kawasan wisata.

Dari sisi operator jalan tol, Direktur Utama Jasa Marga Rivan menyebut realisasi volume kendaraan menunjukkan tren peningkatan. Dari total proyeksi 2,9 juta kendaraan selama Nataru, hingga Kamis siang tercatat 1.457.000 kendaraan atau sekitar 49 persen telah melintas.

“Angka ini meningkat sekitar 3,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 dan diperkirakan terus bertambah hingga 30 Desember,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Utama Jasa Raharja Dewi menyampaikan bahwa realisasi pembayaran santunan korban kecelakaan juga mengalami penurunan. Hingga saat ini, santunan bagi korban meninggal dunia yang telah dibayarkan mencapai Rp8,2 miliar, turun sekitar 23 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Evaluasi lintas sektor ini diharapkan mampu menjaga stabilitas layanan transportasi dan keselamatan perjalanan masyarakat hingga puncak arus balik Nataru, sekaligus memperkuat kepercayaan publik terhadap kesiapan negara dalam mengelola mobilitas nasional. (F1)