FAKTA — Di tengah padatnya agenda peninjauan bencana banjir dan longsor yang melanda Padang Pariaman, Ketua DPRD Padang Pariaman, Aprinaldi, bersama istrinya, Ny. Yona Aprinaldi, menyempatkan langkah untuk singgah di sebuah rumah kayu kecil yang hampir roboh di Korong Jirai Baruah, Nagari Kapalo Koto, Kecamatan Nan Sabaris.
Rumah itu milik Abdulrahman, seorang pria tunanetra berusia sekitar 70 tahun yang telah hidup seorang diri selama puluhan tahun.
Kunjungan itu dilakukan dengan pendampingan langsung dari Wali Nagari setempat.
Abdulrahman kehilangan penglihatannya sejak remaja. Setelah kedua orang tuanya wafat, ia menjalani hari-hari dalam kesunyian, ditemani dinding kayu yang lapuk dan atap yang nyaris tak mampu lagi menahan hujan. Warga sekitar sesekali datang mengantar makanan, namun kondisi rumah yang memprihatinkan menjadikannya rentan terhadap cuaca dan ancaman keselamatan.
“Beliau dibantu tetangga untuk makan sehari-hari, tapi rumahnya benar-benar tidak layak huni,” ujar Wali Nagari, Rabu (3/12/25).
Saat Aprinaldi dan istrinya memasuki kediaman Abdulrahman, sambutan hangat langsung menyapa mereka. Meski matanya tak lagi menangkap cahaya, senyum Abdulrahman membuat suasana kecil itu terasa penuh ketulusan.
Ny. Yona tak mampu menyembunyikan rasa harunya. Ia memberikan bantuan sekaligus memegang tangan Abdulrahman dengan lembut, sebuah gestur yang mencerminkan empati mendalam.
“Kami sangat prihatin melihat kondisi Bapak Abdulrahman. Beliau hidup seorang diri di rumah yang sangat sederhana. Semoga bantuan kecil ini dapat sedikit meringankan beban beliau,” ucap Ny. Yona dengan mata berkaca-kaca.
Aprinaldi berharap kunjungan ini menjadi pintu masuk bagi perhatian lebih besar dari pemerintah daerah.
“Kita berharap dinas terkait dapat bergerak cepat memberi perhatian kepada Bapak Abdulrahman. Beliau bagian dari masyarakat kita yang wajib kita lindungi,” tegasnya.
Kunjungan tersebut bukan sekadar seremonial. Di gubuk yang dindingnya berlubang dan lantainya rapuh itu, Aprinaldi ingin menegaskan pesan bahwa keberpihakan kepada warga rentan harus menjadi prioritas.
“Mari kita saling membantu. Kepedulian sesama adalah fondasi masyarakat yang harmonis,” ujarnya.
Dengan sorotan dari berbagai pihak, besar harapan agar Abdulrahman dapat segera memperoleh tempat tinggal yang lebih layak,
sebuah ruang aman di usia senjanya.
Di tengah deretan bencana yang melanda daerah, kisah Abdulrahman mengingatkan bahwa selain bangunan yang runtuh, ada pula kehidupan rapuh yang menunggu untuk ditegakkan kembali.
Semoga langkah kecil ini menjadi awal perubahan besar bagi Abdulrahman dan warga lainnya yang membutuhkan uluran tangan. (SS)






