Apresiasi Bergengsi “Batu Tourism Award 2025”, Siap Guncang Pariwisata pada Calendar of Event 2026 Kota Batu

FAKTA – Kota Batu kembali menegaskan posisinya sebagai destinasi wisata unggulan Jawa Timur melalui perhelatan akbar Batu Tourism Award (BTA) 2025 yang digelar di Singhasari Resort, Selasa (2/12/2025) malam. Acara dengan tema sentral ‘One Stop Holiday at Batu’ ini tidak hanya menjadi panggung penganugerahan bagi para insan pariwisata berprestasi, tetapi juga menjadi momentum penting peluncuran resmi Calendar of Event (CoE) 2026 yang menjanjikan agenda wisata selama setahun penuh.

Malam itu, sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan pemerhati budaya terasa kental, mencerminkan komitmen bersama untuk membawa pariwisata Kota Batu melompat dari level regional menuju kancah nasional bahkan global.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Onny Ardianto, dalam laporannya memaparkan gambaran performa pariwisata Kota Batu yang impresif. BTA 2025 merupakan bentuk apresiasi tulus kepada para pelaku pariwisata yang telah berkontribusi besar.

“Data kunjungan wisatawan periode 2021-2025 menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Meskipun data 2025 masih bersifat sementara hingga Oktober, angkanya telah menyentuh 5.034.000 sekian pengunjung. Sebagai perbandingan, di tahun 2024, Kota Batu berhasil menutup target dengan 10.852.787 wisatawan. Dan diharapkan di akhir bulan Desember ini mampu menutup target kunjungan wisatawan Kota Batu dengan baik,” ungkapnya.

Selain angka kunjungan, Onny juga menyoroti aspek ekonomi wisatawan. Hasil survei digital (WA Blast) yang disebar menunjukkan rata-rata pengeluaran wisatawan mencapai angka fantastis:

  • Rata-rata Pengeluaran Total: Rp6.204.767,- untuk durasi kunjungan rata-rata 2,86 hari.
  • Rata-rata Pengeluaran Harian: Rp2.172.842,-.

Pengeluaran ini mencakup beragam pos, mulai dari tiket daya tarik, akomodasi, kuliner, hingga transportasi dan oleh-oleh, menegaskan bahwa pariwisata adalah tulung punggung ekonomi dan penyerap tenaga kerja terbesar di Kota Batu, didukung oleh sektor akomodasi, makanan-minuman, dan perdagangan.

Dinas Pariwisata juga melakukan analisis tingkat kepuasan wisatawan berbasis media digital dan media sosial (TikTok, Instagram, Facebook, X, Threads). Hasilnya sungguh membanggakan:

  • Mayoritas tingkat kepuasan wisatawan berada pada kategori “Sangat Baik” hingga “Baik”.
  • Secara sentimen, 52% komentar terkait layanan wisata di media sosial adalah positif, dengan hanya 13% yang bersifat negatif.
  • Kota Batu menduduki urutan pertama sebagai destinasi dengan pemberitaan pariwisata (gosip baik) terbanyak di media sosial, dan di urutan ketiga untuk media online konvensional.
  • Isu-isu yang paling banyak dibicarakan adalah rekomendasi destinasi wisata, akomodasi, dan festival Bantengan Nuswantoro.

Menariknya, profil pengguna yang paling banyak memberikan komentar positif adalah kaum bapak-bapak dengan rentang usia rata-rata 22 hingga 30 tahun, mayoritas berasal dari Jawa Timur.

Dalam sambutannya, Wali Kota Batu, Nurochman, menekankan bahwa BTA 2025 adalah momentum sinergi luar biasa antara pemerintah, pemilik usaha, pemerhati budaya, dan seluruh stakeholder.

“Awarding malam hari ini adalah sebagai bentuk apresiasi kami terhadap apa yang panjenengan sudah tunaikan bersama-sama, membangun Batu, mencitrakan Batu, membuat harmonisnya Batu, membuat nyamannya Batu. Ini adalah karya kita bersama, pemerintah tidak mampu sendiri,” ujar Wali Kota.

Wali Kota juga memberikan penekanan serius pada isu lingkungan, menyerukan agar pariwisata Kota Batu dilakukan tanpa mengeksploitasi potensi lingkungan. Ia menegaskan pentingnya komitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan dan tata kelola sampah.

Menyikapi tantangan efisiensi anggaran, Wali Kota juga menantang para pelaku industri, khususnya PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia), untuk lebih kreatif dalam menciptakan dan mendukung event agar tetap berkelanjutan tanpa sepenuhnya bergantung pada APBD. Ia bahkan mengaku telah menjadi ‘sales’ tidak langsung bagi akomodasi dan restoran di Batu dengan selalu mempromosikan dan meminta kementerian-kementerian untuk mengadakan acara di Kota Batu.

BTA 2025 menganugerahkan total 19 penghargaan yang tersebar di empat bidang utama, antara lain:
Di Bidang Ekonomi Kreatif (EKRAF), penghargaan diraih oleh KMP Let’s Play Game Studio (Sub Sektor Permainan), Film Pendek Ngayahi (Sub Sektor Film), Anjani Batik Gallery (Sub Sektor Kriya), dan Grub Keroncong Monies (Sub Sektor Musik). Komunitas Batu Total Indiependent (BTI) juga diakui sebagai Komunitas Program Terinspiratif.

Bidang Destinasi mengapresiasi Kelurahan Sisir (Wisata Edukasi Pengelolaan Sampah Mandiri) dan beberapa desa/kelurahan berprestasi seperti Desa Gunungsari (Wisata Edukasi), Desa Pandanrejo (Agrotourism), Desa Tulungrejo (Sustainable Tourism), Kelurahan Songgokerto (Sport Tourism), dan Desa Mojorejo (Wisata Digital).

Sementara di Bidang Pemasaran, penghargaan bergengsi diberikan kepada De Lobby Hotel dan Desa Wisata Punten atas ketertiban laporan data kunjungan. Kawasan Wisata Gunung Banyak dinobatkan sebagai Destinasi Alam Terfavorit, sementara Warung Sidik meraih gelar Wisata Kuliner Legenda. Aston Inn Batu menjadi Hotel Terfavorit, dan penghargaan Lifetime Achievement diberikan kepada Ir. Edy Antoro, Founder Kusuma Agro, atas dedikasi dan kontribusinya.

Penyerahan hadiah bagi penampil terbaik Batu Art Flower Carnival 2025 juga menjadi bagian dari rangkaian acara, di mana Juara 1 berhasil diraih oleh Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kota Batu, juara 2 Desa Pendem, Juara 3 Desa Pesanggrahan dan Juara 4 Desa Bumiaji.

Puncak apresiasi budaya juga terwujud dalam penyerahan SK Penetapan Cagar Budaya Tingkat Kota Batu. Hotel Aster di Kelurahan Songgokerto, Yoni Punden Mbah Bawok (Kelurahan Temas), serta Arca Nandi, Yoni, Lumpang Batu, dan Umpak Batu Punden Pendem (Desa Pendem) resmi diakui dan dilindungi sebagai warisan budaya Kota Batu.

Acara ditutup dengan peluncuran Calendar of Event (CoE) 2026 yang menyuguhkan 24 agenda wisata unggulan, seni budaya, olahraga, dan kegiatan tematik yang dinanti sepanjang tahun 2026.

CoE 2026 ini diharapkan menjadi panduan strategis dan upaya penguatan branding Kota Batu, sekaligus menjadi daya tarik berkelanjutan bagi wisatawan regional maupun global. Meskipun jumlah event dikurangi karena efek efisiensi, semangat untuk berkolaborasi dengan dunia usaha untuk menyukseskan 24 agenda tersebut ditekankan demi dampak ekonomi yang signifikan bagi UMKM masyarakat Kota Batu.

Wali Kota Nurochman optimis, dengan terus memperkuat sinergi dan kolaborasi, pariwisata Kota Batu akan terus tumbuh dan adaptif terhadap selera wisatawan. (Fur)