Nia Gadis Penjaja Goreng Keliling di Padang Pariaman, Tewas Ditangan Tetangganya Sendiri

FAKTA – Minggu Sekitar pukul 16.00 WIB langit sore yang tenang di Nagari Kayutanam, Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman,Sumbar, mendadak berubah menjadi mimpi buruk bagi keluarga Nia Kurnia Sari, Gadis penjaja goreng keliling, yang ditemukan terkubur oleh Tim Tagana bersama warga di daerah itu.

Nia Kurnia Sari berusia 18 tahun, diketahui berasal dari keluarga kurang mampu. Ia merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Sehari-hari Nia memang menjual gorengan yang dijajakan dengan berjalan kaki.

Selain itu, Nia juga penghafal Alquran 30 Juz yang sangat berbakti kepada orang tua. Ia berjualan goreng untuk membantu perekonomian keluarga. Nia kemudian dilaporkan hilang dan tidak pulang ke rumah usai menjajakan goreng sejak Jumat, 6 September 2024. Orang tua korban lalu melaporkan kehilangan Nia ini ke perangkat Nagari (Desa).  

Lalu dilakukan pencarian, tiga hari kemudian, pada Minggu 8 September 2024 tim gabungan melakukan pencarian menemukan gundukan tanah yang mencurigakan di lahan perkebunan di Korong Pasa Gelombang, Nagari Kayu Tanam. Setelah dicek, ternyata di dalamnya terkubur jasad Nia. Jasad korban bahkan dikubur dengan kedalaman satu meter tanpa busana.

Diketahui, di sekitar lokasi penemuan jasad, ditemukan juga sejumlah barang milik Nia. Seperti jilbab, kain sarung, sendal, dan tempat gorengan. Setelah dilakukan penyelidikan dan penyidikan, Nia dinyatakan adalah korban pembunuhan dari tersangka seorang pria benama Indra Septiarman berinisial IS yang berusi 28 tahun. Dia merupakan warga tetangga Nia Kurnia Sari sendiri.

Setelah 11 hari menjadi buronan, tersangka Indra inisial IS pada Kamis 19 September 2024 sekitar pukul 15.00 WIB, akhirnya berhasil diringkus oleh pihak kepolisian di daerah itu. hingga pada hari ini, Senin 7 Oktober 2024 dilakukan rekonstruksi perkara, oleh pihak Polres Padang Pariaman.

Pada rekonstruksi itu, tersangka IS memperagakan 71 adengan di 8 titik digelar di Nagari Guguak Kecamatan Kayu Tanam. Batapa sadisnya pelaku,  salah satu adengan yang diperagakan adalah saat IS menghanyutkan korban di sungai sambil memegang tubuh Nia.

Proses rekonstruksi ini menghadirkan langsung IS sebagai tersangka utama serta sejumlah saksi kunci terkait. Satu personil polisi juga dilibatkan sebagai pemeran pengganti korban.

Dalam rekonstruksi, tersangka memperagakan pembunuhan korban mulai dari tersangka membeli goreng, perencanaan pemerkosaan, pembunuhan, dan mengubur jasad korban di perkebunan warga di Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman.

Rekonstruksi ini juga dikawal ketat oleh ratusan polisi Brimob Polda Sumbar, karena banyak warga yang datang menyaksikan.

Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir SIK MSi mengatakan, rekonstruksi digelar untuk mereka ulang pembunuhan yang dilakukan tersangka IS terhadap korban.

“Kita mereka ulang kejadian ulang mulai dari awal tersangka membeli goreng, merencanakan pemerkosaan, pembunuhan dan menguburkan korban di 8 titik,” ujar Kapolres Faisol.

Kapolres mengatakan, dari rekonstruksi tersebut akan terlihat gambaran perebuatan apa yang telah dilakukan tersangka.

Sementara itu, Kajari Pariaman, Bagus Priyonggo S.H, M.H, CLA menyampaikan kegiatan ini perlu dilakukan untuk memperkuat bukti bukti.

“Ini untuk mendukung pembuktian untuk proses di persidangan nantinya,” Ujar Bagus.

Hadir saat rekonstruksi tersebut, Dirreskrimum Polda Sumbar, Kombes Pol Andry Kurniawan, Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir SIK MSi, Kajari Pariaman Bagus Priyonggo S.H, M.H, CLA bersama penuntut umum dan Sekda Padang Pariaman Rudi, R. Rilis.

Nasib nahas menimpa gadis itu, membuat keluarganya terpukul. Kenapa tidak, Nia yang sangat berbakti kepada keluarganya telah pergi dengan meninggalkan duka yang dalam bagi keluarga itu.

“Dia anak yang rajin dan pekerja keras. Untuk membantu keluarga, korban menjajakan gorengan sekaligus menabung untuk biaya kuliah,” sebut Asril orang tua Nia.

Asril menyebutkan, Nia memiliki rutinitas menjajakan gorengan di sekitar tempat tinggalnya, dan dia biasanya berangkat pukul empat sore dan kembali ke rumah pukul enam sore. Pada jumat (6/9) malam, korban tak kunjung pulang.

Hingga pihaknya melaporkan ke kenegarian (Desa) setempat dan dilakukan pencarian. Kemudian, pada Minggu sore 8 September 2024, jasad Nia ditemukan terkubur di pelosok rimba yang jarang dikunjungi warga setempat.

“Keluarga kami berharap, kalau dapat pelaku dihukum mati,” sebut dia.

Sementara itu, Wali Nagari (Kades) Guguak Ahmad Yuni Kamil menyatakan, perjuangan Nia Kurnia dalam membantu ekonomi keluarganya.

“Korban merupakan sosok yang baik, bersahaja dan ramah dengan warga setempat. Korban kami kenal begitu baik. Selama ini kami tidak pernah mendengar ada yang bermasalah dengan dia,” sebut Ahmad Yuni Kamil.

Ia terlahir sangat berbakti kepada keluarga,  sejak SMP Nia selalu membantu orang tuanya menjual gorengan. Nia berjualan sehabis pulang sekolah.

“Dari SMP itu Nia membantu orang tuanya. Di kawasan kantor Wali Nagari mereka juga berjualan. Pada pagi hari Ibu Nia yang berjualan dan sore harinya sepulang sekolah Nia mengantikan ibunya,” ujar Wali Nagari itu.

Setiap hari, tanpa rasa malu, Nia menekuni pekerjaanya guna membantu keluarga dengan menjajajakan gorengan dari rumah ke rumah di sekitar daerah tersebut. Anak ke-2 dari 4 bersaudara itu demikian tangguh untuk membantu orang tuanya.

“Dari 4 saudara itu, dialah yang paling sering mebantu orang tua berjualan,” ujar dia.

Kepergian Nia membuat haru setiap orang yang mendengar kisahnya. Terlebih, dia baru saja menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan bercita-cita ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Namun apa daya, kekuatan ekonominya tidak mencukupi sehinga ia harus banting tulang bekerja lebih keras.

Diketahui, Nia telah ditawarkan beaiswa untuk kuliah di perguruan tinggi di salah satu Universitas. Beasiswa ditawarkan lantaran dia termasuk anak yang cerdas karena selalu mendapat peringkat sewaktu sekolah.

“Benar, ada tawaran beasiswa untuk Nia. Dia mendapatkan beasiswa berupa uang untuk melanjutkan perkulihan,” ujarnya.

Namun takdir berkata lain, perjalanan hidup Nia harus berhenti di tangan penjahat yang tega menghabisi nyawa dengan kejam.

Cita-cita Nia tidak dapat diwujudkan, upayanya kandas karena tindak kejahatan. Gadis se usianya yang dipenuhi cita0cita kini telah redup. Selamat jalan Nia, surga menantimu. Dengan rasa haru Wali Nagari itu menutupi pembicaraanya.

Rekonstruksi perkara Pembunuhan Gadis Penjaja Goreng di Kayu Tanam, yang diperagakan oleh IS pelaku, Senin (7/10)

Kronologi Lengkap Pembunuhan Nia Gadis Penjual Gorengan

Sebelumnya kepolisian dari Polres Padang Pariaman mengungkap detik-detik kronologi pembunuhan yang dilakukan oleh IS.

Diungkap Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono, kronologi kejadian bermula ketika Nia Kurnia Sari berjualan gorengan sekitar pukul 16.00 WIB di sekitar lokasi.

Sekitar pukul 17.00 WIB, ada empat orang yang melihat Nia dari kejauhan.

Kemudian tiga pemuda di antaranya hendak membeli gorengan milik Nia. Setelah menjajakan dagangannya, Nia pun kembali berkeliling. Lalu, dalam kondisi hujan lebat, IS memiliki rencana buruk untuk memperkosa korban.

Sekitar pukul 18.25, IS melihat Nia Kurnia Sari berada di Pasar Gelombang menuju rumahnya. IS pun berpisah dari rombongan dan mendekati korban. Sekitar pukul 18.30 WIB, IS menghadang korban dan menyekapnya.

IS sudah menyiapkan tali rafia merah untuk mengikat korban dan memudahkan niat buruknya terlaksana. Dari hasil penyidikan, Awal korban disekap, IS tidak merencanakan untuk membunuhnya, hanya untuk memperkosanya.

Namun, Nia memberikan perlawanan sehingga IS menyekapnya selama enam menit hingga korban tidak sadarkan diri.

Setelah korban tidak sadarkan diri, IS memperkosa korban dan menguburkannya dalam waktu yang singkat sampai sekitar pukul 19.30 WIB.

Pada pukul 20.00 WIB, IS kembali ke rumahnya dan mengganti pakaian karena kotor dan basah kuyup. Setengah jam setelahnya, IS kembali ke warung tempat terakhir bertemu Nia. (ss)