Daerah  

Festival Pagelaran Seni Tradisional Kab. Brebes, Ingatkan Masyarakat Jaga dan Rawat Warisan Kesenian Nenek Moyang

FAKTA – H. Ishak, S.H., M.H., M.M., anggota Komisi D DPRD Provinsi Jateng, yang membidangi seni budaya media tradisional menyampaikan bahwa seni tradisional adalah merupakan media tradisional. Ishak mengingatkan masyarakat agar menjaga dan merawat warisan kesenian nenek moyang, melalui giat sosialisasi kebijakan media tradisional dengan mengusung tema ‘Melestarikan Budaya dalam Festival Desa Wisata Pagelaran Seni Budaya Tradisional”, kasidah, hadrah dan kuda lumping yang digelar di tempat taman rekreasi Bukit Sendari Dkh Sesepan, Jumat (14/6/2024), yang mendapatkan sambutan sangat meriah dari warga sekitar.

Ishak juga meminta agar masyarakat terus mempertahankan kesenian tradisional. Dengan begitu, kaum muda bisa ikut mengenal kesenian di daerahnya masing-masing. “Dengan adanya giat ini saya berharap masyarakat dan para awak media bisa ikut membantu mengenalkan dan melestarikan kesenian tradisional yang ada, karena ini adalah warisan dari nenek moyang. Mari kita jaga dan rawat serta melestarikan,” tutur Ishak.

Lebih lanjut, budaya yang membawa nilai positif memang harus dilestarikan, karena budaya itu adalah cerminan ciri khas sebuah komunitas. Budaya tradisional itulah yang menggambarkan perjalanan komunitas tersebut. Acara desa wisata dibuka pada jam 08.00, berjalan dua sesi. Berlangsung siang dan malam harinya dengan dihadiri oleh Forkompincam Bumiayu, para perangkat desa dan unsur lembaga desa tokoh masyarakat dan tamu undangan DPRD Provinsi Jateng sektor seni dan budaya.

Dalam sambutan Rasiman, S.H., Kepala Desa Pruwatan mengatakan seni budaya tradisional adalah salah satu aset bangsa yang perlu dilestarikan. Kami telah menampilkan Festival seni budaya tradisional grup rebana. Rebana berasal dari budaya Melayu dan merupakan salah satu alat musik yang banyak digunakan di Indonesia. Rebana terbuat dari bahan kulit yang ditempatkan di atas rangka kayu atau logam.

Ditambahkan oleh Radiman, ditengah gempuran musik modern yang semakin menjamur, kesenian religi Islam hadrah masih bertahan dan terus eksis hingga saat ini di Desa Pruwatan.

Grup seni hadrah yang saat ini sedang mengisi acara festival merupakan jenis nyanyian Selawat Nabi yang dikemas dalam bentuk kesenian. Kesenian ini terdiri dari alat musik tradisional seperti rebana, tifa, bass, tam/tum dan keplak yang dipadukan dengan vokal dan gerakan-gerakan yang khas. Hadrah biasanya dipentaskan dalam acara-acara keagamaan.

Kesenian kasidah dan kuda lumping merupakan salah satu kesenian ciri khas kesenian lokal di desa kami sendiri Pruwatan Bumiayu yang sudah dikenal dari dulu kala di Kecamatan Bumiayu.

Didalam acara hari ini grup kasidah yang kami tampilkan diantaranya grup rebana/kasidah “Assalam” dari Dukuh Genteng.

Grup Arohmaniyah dukuh Penanjung dua (2). Alwahidah grup dari dukuh Penanjung satu (1) Grup Annaja grup dari dukuh Krajan. Adapun Annajah dari grup Dukuh Sesepan.

Nahdroh kelompok seni tradisional dari grub Pondok Pesantren di Matoliul miah Pruwatan.

Kelompok Almuhsinin dari Dukuh Sesepan Pruwatan dipimpin Ustaz Karim.

Almadad Dukuh Pelem dipimpin oleh Ustaz Wahyudin. Jaran ebek grup Dukuh Sesepan Dina Budaya dipimpin oleh Tarsono Wibowo.

Ditambahkan Rasiman, seni tradisional menjadi ikon tersendiri yang biasanya ditampilkan dalam acara besar maupun kegiatan yang berbau sakral.

Seni budaya tradisional, menurutnya, adalah sebuah nilai bersama yang dianut oleh sebuah komunitas berdasarkan pengalaman kolektif. Beberapa budaya mencerminkan nilai-nilai positif yang lahir dari nenek moyang turun temurun yang harus di lestarikan,” pungkas Rasiman.

Budaya kita sendiri memiliki sensasi yang berbeda jika dibandingkan dengan kemajuan teknologi sekarang yang terpenting lestarikan budaya yang positif dan bermanfaat bagi kita semua. (Dun)