FAKTA – Menyikapi sebuah kebutuhan terkait angkutan yang dapat memudahkan penggunanya dengan biaya relatif ekonomis, Pemprov Jatim melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim segera meluncurkan angkutan kelas bisnis.
Satu diantaranya yang ingin segera diwujudkan Dishub Jatim yakni angkutan kelas bisnis rute Surabaya – Batu.
Rute ini dinilai sangat prospektif mengingat kunjungan wisatawan ke berbagai destinasi wisata unggulan di Kota Batu relatif tinggi.
Menjawab kebutuhan itu, Dishub Jatim segera mewujudkan angkutan kelas bisnis rute Surabaya – Batu tahun ini.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Nyono. “Segera. Segera kita wujudkan. Target kita, harus tahun ini realisasi,” ungkap Nyono.
Sesuai klasifikasinya maka armada yang digunakan rencananya menggunakan mini bus berkapasitas 35 tempat duduk.
Lebih lanjut dikatakan Kadishub Jatim, berbagai persiapan telah dilakukan untuk menunjang rencana pembukaan trayek baru Surabaya – Batu.
Nyono mengungkapkan, secara teknis dan non teknis banyak sekali instrumen yang harus dimatangkan.
Apabila seluruh instrumen penunjang dinilai sudah matang, maka saat diluncurkan bus rute Surabaya – Batu bisa langsung diterima dan diminati masyarakat Jatim, yang ingin mendapatkan kemudahan angkutan ke kota wisata Batu.
“Studi kelayakan secara teknis sudah kita lakukan. Tetapi masih akan kita lanjutkan lagi secara komprehensif bersama stake holder terkait,” rinci Nyono yang didampingi Kepala Bidang Angkutan Jalan Dishub Jatim Ainur Rofiq.
Selama ini, masyarakat Jatim yang hendak liburan ke wisata Kota Batu dihadapkan pada dua pilihan.
Yaitu naik bus Surabaya-Malang kemudian lanjut dengan angkutan kota Malang-Batu. Pola ini kendala utamanya terletak pada kecepatan dan ketepatan tiba di Kota Batu.
Alternatif lain yang bisa ditempuh para masyarakat diantaranya sewa mobil dari Surabaya langsung menuju Batu.
Pilihan kedua ini dinilai mengeluarkan biaya yang tidak murah. Selain ongkos sewa, mereka masih harus menanggung biaya BBM (Bahan Bakar Minyak). Ditambah lagi biaya keluar masuk tol Surabaya- Singosari pp.
“Kalau ada bus dengan trayek langsung dari Surabaya ke Batu maka dua masalah bisa teratasi. Cukup naik satu bus dari terminal Purabaya langsung turun di terminal Batu,” kata Nyono.
Sesampainya di terminal Batu, masyarakat yang ingin menuju sejumlah destinasi wisata maka sudah disiapkan feeder dan angkutan kota yang selama ini sudah beroperasi di kota tersebut.
Terobosan yang dilakukan Dishub Jatim menurut Nyono, mendapat respon positif dari para pengusaha angkutan di Malang.
Mereka sudah tidak sabar lagi untuk memberikan pelayanan berkelas di jalur bisnis Surabaya-Batu.
Sebab, dari perhitungan awal secara ekonomis rute Surabaya – Batu potensi bisnisnya lumayan menjanjikan.
Dishub Jatim untuk sementara baru mengalokasikan 12 unit bus. Terbatasnya jumlah ini bukan karena tidak ada armada, tetapi lebih karena pertimbangan pasar di awal-awal meluncurnya trayek Surabaya-Batu.
“PO Restu, PO Bagong, PO Tentrem, PO Menggala, PO Pelita dan beberapa perushaan juga ingin masuk di trayek baru ini,” rinci Nyono dengan menyebutkan nantinya dari Surabaya menuju Batu bus tidak boleh menaikkan penumpang. “Tetapi boleh menurunkan penumpang,” tambah Nyono.
Terbatasnya alokasi bus yang harus disiapkan otomatis jatah masing-masing PO juga terbatas.
Terkait hal itu Dishub Jatim akan menyerahkan sepenuhnya siapa saja PO yang akan melayani penumpang di jalur Surabaya-Batu ini.
Sekedar info, tarif Surabaya-Batu diestimasi tidak lebih dari Rp35 ribu per orang sekali jalan.
“Biar mereka atur sendiri. Setiap PO akan kirimkan berapa unit bus. Tapi, karena terbatasnya alokasi, Dishub Jatim menawarkan kepada mereka agar pengelola PO membentuk konsorsium,” pungkas Nyono. (nyo)






