FAKTA – Jelang Pemilu 2024, tiga partai politik disebut memiliki elektabilitas tertinggi di Jawa Timur. Yakni, PDI Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Gerindra. Begitu rilis Surabaya Survey Center (SSC) pada Rabu (9/8/2023).
Dalam paparannya, Direktur SSC Mochtar W Oetomo mengatakan, elektabilitas PDI Perjuangan di Jawa Timur menempati posisi pertama dengan angka 23,7 persen, PKB sebanyak 19,8 persen, dan Gerindra 15,8 persen.
Sementara parpol lainnya, SCC menyebutkan, angka elektabilitasnya berada di bawah 10 persen. Masing-masing, Demokrat 8,7 persen, Golkar 7,2 persen, NasDem 3,8 persen, PKS 3,5 persen, PAN 3,2 persen, PPP 2,2 persen.
Perindo dan PSI masing-masing 1,8 persen dan 1 persen. Lainnya, PBB 0,3 persen, Hanura dan Ummat keduanya sama-sama 0,2 persen. Partai Buruh, Gelora, PKN, dan Garuda, sama-sama memperoleh 0,1 persen.
Dari hasil survei tersebut, SCC menyebutkan masih ada 8,2 persen responden yang memilih tidak menjawab atau menyatakan tidak tahu.
Mochtar menyebutkan, tingginya elektabilitas PDI Perjuangan menunjukkan bahwa seluruh elemen dari mesin partai banteng bermoncong putih itu telah bekerja secara optimal di Jawa Timur.
Tentang adanya undecided voters atau pemilih yang belum menentukan pilihan, sebutnya, harus digarisbawahi sebagai sebuah peluang yang relatif besar.
“Undecided voters (8,2 persen) adalah peluang besar yang masih dapat diperebutkan dan digarap oleh partai-partai lainnya. Berdasarkan data empirik, perilaku memilih undecided voters ini akan menentukan pilihan pada detik-detik terakhir menjelang hari pencoblosan,” kata Mochtar.
Selain itu, sebutnya, Gerindra punya kans atau potensi besar untuk bersaing di dua besar dengan PKB, di Jatim. Bahkan dimungkinkan menjadi juara di Jatim, karena tren Gerindra terus meningkat.
“Ibarat sepak bola, bisa dibilang Partai Gerindra ini sudah masuk Liga 1 di Jatim, bukan Liga 2. Artinya, Gerindra partai papan atas di Jatim dan trennya meningkat,” jelasnya.
Elektabilitas Gerindra yang terus meningkat, sebut Mochtar, salah satunya karena memiliki capres yakni Prabowo Subianto. Untuk mitu, jika Gerindra ingin berebut peringkat pertama, kader di Jatim harus berani bermanuver.
“Faktor besarnya karena Prabowo dan capresnya relatif paling senior dan konsisten. Persoalannya sekarang, apakah Gerindra mau melakukan expand atau hanya mengandalkan elektoral Prabowo? Kalau mengandalkan elektoral Prabowo ya hasilnya sama 2019,” ungkapnya.
“Kan banyak kader NU di Gerindra, ada Anwar Sadad yang punya jaringan luas. Itu yang harus dimanfaatkan dan dimasifkan. Jadi, kader di Jatim bertarung untuk menggenjot Prabowo dan melakukan manuver, kalau itu bisa dilakukan, besar peluang Gerindra bertarung di dua besar. Bahkan, jadi yang pertama,” tandasnya.
Survei SSC dilakukan 25 Juli-3 Agustus 2023 di 38 kabupaten/kota Jawa Timur. Jumlah responden 1.200 dengan metode pengambilan multistage random sampling. Memiliki margin of error (ambang batas kesalahan) kurang lebih 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (*)






