FAKTA – Tahapan rekrutmen komisioner Bawaslu Kabupaten Pacitan sudah masuk tahapan tanggapan masyarakat dari 20 besar ke tahap 10 besar, menjadi perhatian masyarakat termasuk dari kalangan millenial.
Pembatasan maksimal umur calon komisioner Bawaslu haruslah menjadi perhatian bagi panitia seleksi. Mengingat kinerja Bawaslu kedepan bebannya semakin berat, sehingga kalau calon sudah berusia di atas 65 tahun harusnya tidak diloloskan.
Tian Dwi kader melineal menyayangkan jika ‘mbah-mbah’ akan tetap diterima sebagai komisioner. Terkesan bangsa ini sudah krisis kader muda yang lebih potensial, sehingga ‘mbah mbah’ harus dipekerjakan .
“Bawaslu dalam bekerja sudah menggunakan teknologi, masa ‘mbah-mbah’ masih diterima oleh tim seleksi. Padahal kader muda yang memiliki masa depan masih bayak, sedangkan orang tua itu hanya punya masa lalu, “ kata Tian dalam sebuah diskusi.
Permasalahan dugaan KKN pada Bawaslu dan pelaksana kepemiluan di Kabupaten Pacitan harus menjadi perhatian tim seleksi. Mengingat potensi itu sangat besar, selain itu ketidakprofesionalan dalam melaksanakan tugas kepemiluan akan merobohkan pondasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Jika bapaknya menjadi komisioner Banwaslu sedangkan anaknya menjadi staff di lembaga penyelengara kepemiluan, menjadi ppk, menjadi PPS dan juga ada keponakannya dijadikan panwacam , hal ini benar benar akan mengancam demokrasi padahal anggota komisioner nampak tidak netral aja sudah tidak dibolehkan” kata tian sambil menujukan wajah seriusnya.
Dilain pihak hartono warga desa nangungan sebagai masyarakat pacitan ketika mengetahui adanya nepotisme dalam lembaga kepemiluan mereka merasa gregeten karena hal seperti adalah bentuk kejahatan dan akan membahayakan demokrasi.
Hartono menyatakan “ komisioner lembaga kepemiluan harusnya manjaga netralitas apalagi kalau ada potensi KKN maka panitia seleksi harus berhati hati agar pacitan tetap kondusif “.
“ Jika masyarakat nanti bergerak karena panitia seleksi yang sudah mendapat informasi dari masyarakat hendaknya dalam memutuskan hati hati dan cermat akan berakibat merugikan rakyat pacitan” tandas hartono. (hsr)






