Santunan Pendidikan Dua Korban Selamat Pembunuhan Brebes

Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hikmah 1 Benda Sirampog, Brebes. Ponpes ini bersedia menerima dua anak korban selamat kasus pembunuhan di Tonjong dan membiayai sekolah secara gratis hingga jenjang SLTA.

Majalahfakta.id – Kasus pembunuhan di Brebes yang melibatkan seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) sebagai pelaku dengan korban anak kandungnya menggegerkan masyarakat. Dibalik kehebohan kasus yang viral di media sosial, kasus tersebut juga menimbulkan rasa empati dari berbagai pihak kepada dua anak korban yang selamat.

Rasa empati itu muncul dari Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hikmah 1 Benda Sirampog, Brebes. Ponpes ini bersedia  menerima dua anak korban selamat tadi dan akan membiayai sekolah keduanya tanpa dipungut biaya sepeser pun hingga jenjang SLTA.

Pimpinan Yayasan Pendidikan H. Akomadhien Shofa mengatakan hal tersebut menerima kedatangan dan berkomunikasi dengan pengurus DPC Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (AWPI) Brebes, Rabu (30/03/2022) siang.

Akomadhien Shofa yang lebih akrab disapa Gus Akom pihaknya merasa prihatin dan sangat miris begitu mendengar berita tadi. Korban saat ini  masih di rumah singgah dan belum boleh dibesuk siapa pun. Karena ada trauma mendalam, sehingga membutuhkan terapi khusus untuk mengembalikan mental untuk berbaur ke lingkungan semestinya

“Apa yang harus kita lakukan. Apapun alasannya dan apapun kondisinya, anak-anak itu butuh terapi mental khusus, ” katanya. Gus Akom menambahkan, pihaknya siap untuk membantu pendidikan gratis bagi kedua korban tadi untuk menyelamatkan masa depannya.

“Kami siap memfasilitasi pendidikan di pondok pesantren Al- hikmah secara khusus. Karena di pondok ini tersedia pendidikan dari taman kanak-kanak hingga ke jenjang sekolah tinggi, ” ujarnya

Lanjut Gus Akom, kepada para pihak sangat  welcome untuk membantu dalam hal pendidikan baik dari sisi agama atau pun akademik.

Sementara Ketua DPC AWPI Brebes, Hendrik Yosef Widodo ikut mengapresiasi penawaran dari Gus Akom. Menurut Hendrik, semakin banyak orang peduli terhadap anak – anak korban penganiayaan tersebut, akan semakin mempercepat tingkat kesembuhan dari traumatik yang mendalam.

“Semoga dengan kepedulian dan perhatian dari berbagai elemen masyarakat dapat mempercepat pemulihan terhadap kesehatan mental mereka. Sehingga, nantinya mereka dapat beraktifitas dan bersekolah kembali tanpa adanya tekanan atau trauma,” harap Hendrik. (dun/R01)