Majalahfakta.id – Sejak sepekan belakangan, harga daging sapi melonjak hingga menembus Rp 130 ribu/kilogram dari harga semula Rp 120 ribu/kilogram.
Kondisi ini berimbas ke penjual baso di Kota Sukabumi. Adalah Maman Hadianin (39) salah seorang penjual baso di Jalan Bhineka Karya, Kelurahan Karamat, Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi.
Dalam menghadapi kondisi harga yang melonjak Maman mengaku, harus merogoh keuntungannya lebih dalam. Alternatif ini diambil lantaran laki-laki ini tidak ingin menaikkan harga jual basonya.
“Kalau dinaikan harga baso takutnya para konsumen kabur, apalagi mengubah ukuran baso, saya tetap bertahan saja menjaga kualitas baso, walau harga daging sapi masih belum stabil,” kata Maman Minggu (06/03/2022).
Penjual baso ini membutuhkan daging sapi sebanyak 20-25 kilogram, dan 30 kilogram kebutuhan daging ayam sebagai bahan baso cilok.
Dia berharap harga daging sapi bisa kembali normal agar laba keuntungan jualan baso kembali stabil.
“Kalau stok daging sapi aman, pasokan ke saya juga aman setiap harinya, enggak tahu juga kenapa harganya belum stabil, apakah ada permainan atau tidak, saya tidak tahu,” tuturnya.
Walau berdampak terhadap laba keuntungan hasil menjual baso, Maman tetap mensyukuri karena usahanya bisa berjalan lancar.
Setiap akhir pekan Maman bisa menjual baso mencapai 400 porsi, sedangkan hari-hari biasa sekitar 200-300 porsi baso.
“Memang harga daging sapi yang belum stabil berpengaruh terhadap modal jualan baso, apabila harga daging sapi naik terus kemungkinan ukuran baso akan diperkecil, tapi harga baso tetap normal biar pelanggan tidak kabur,” ungkapnya.
Sementara itu salah seorang tukang daging sapi, di salah satu pasar tradisional di Kota Sukabumi, Ujang (45) membenarkan harga daging sapi naik sejak sepekan lalu.
Harga semula Rp120 ribu/kilogram kini dikisaran Rp130 ribu/ kilogram.
“Untuk stok daging aman, namun kemungkinan bisa naik harganya menjelang puasa nanti,” pungkas Ujang. (R01)






