Majalahfakta.id – Muara Enim,-Terkait pemberitaan perihal sungai Emberang desa Gunung Raja Kecamatan Empat Petulai Dangku yang diduga tercemar limbah PT GHEMMI, Pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Muara Enim mengecek langsung ke Lokasi.
Tim DLH yang juga didampingi pihak perusahaan PT. GHEMMI melihat langsung kondisi aliran sungai yang menurut warga menjadi aliran limbah.
Dalam pertemuan hari ini dinas lingkungan hidup diwakilii oleh pengawas lingkungan hidup Kabupaten Muara Enim, Anna menyampaikan bahwa mereka mendapat tugas dari kepala dinas untuk mengecek kebenaran informasi yang sempat viral beberapa hari yang lalu.
“Jadi dari hasil investigasi kita di lapangan. Namun ini bukan bentuk pernyataan (resmi) ya, hanya sebuah temuan kami di lapangan,” ujar Ana.
Selanjutnya Ana mengatakan bahwa aliran sungai yang pertama di cek kondisinya normal.
“Tadi sama kita lihat ya, kondisi aliran sungai yang pertama kita cek tidak seperti yang diberitakan kemarin. (Tidak ada indikasi pencemaran. Red). Namun setelah kita lihat disini di bagian hulunya seperti yang kita lihat ini semuanya bahwa memang ada indikasi pendangkalan sungai. Tetapi tentu kita tidak bisa langsung menjudge bahwa ini akibat operasional PT. GHEMMI. Kita akan mengkaji ini lebih lanjut lagi,” tambahnya lagi.
Selanjutnya Ana berjanji akan menyampaikan hal ini kepada pimpinannya.
“Hal ini akan kami sampaikan ke pimpinan kami, biarkan mereka nanti yang memberikan statement resminya,” tandas Ana didampingi ketiga rekannya.
Saat media ini meminta penjelasan kepada pihak perusahaan yang ada di lapangan, tak satu pun dari mereka mau memberikan statement karena menurut mereka ada yang lebih kompeten untuk hal ini.
Salah satu masyarakat warga kampung 2, Kijok, yang merasa terkena dampak dari pendangkalan dan pencemaran sungai ini menyebut bahwa memang benar kondisi sungai Emberang saat ini banyak mengalami perubahan diduga karena dampak operasional PT. GHEMMI.
“Benar pak, kondisi sungai saat ini jauh berbeda dari dulu, yang berair jernih dan dapat dikonsumsi, namun kini sungai Emberang menjadi dangkal dan tercemar,” terang Kijok.
Selanjutnya Kijok mengatakan bahwa selama perusahaan ini berdiri belum ada bantuan apapun ke masyarakat sekitar.
“Belum ada pak, bantuan apapun belum pernah kami terima. Hanya kebagian debu dan abu arang saja,” pungkas Kijok. (wis.F.389.dwi)






