Majalahfakta.id – Bupati Sukabumi Marwan Hamami melepas ekspor perdana Pupuk Batu Bara Futura ke Amerika, Rabu (09/02/2022). Upaya membuka ekspor ke Amerika ini bukan proses mudah. Sejarah telah mencatat bahwa Sukabumi adalah titik awal pupuk batu bara go internasional.
Demikian yang diungkapkan R Umar Hasan Saputra, seorang ahli pertanian yang kini menjadi Direktur Utama PT Bursatani Global Niaga. Ia menjelaskan, batu bara memiliki kandungan luar biasa. Apalagi, batubara itu berasal dari tanaman yang menjadi fosil. Namun tidak serta merta batu bara bisa begitu saja dibuat menjadi pupuk. Perlu adanya teknologi dan penelitian mendalam hingga akhirnya penemuan ini diakui dunia.
Di Sukabumi sendiri, salah satu pabrik yang mengolah pupuk batu bara adalah CV Debe Mitra Pratama. Sebuah unit usaha dari Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) sebuah lembaga yang fokus membina unit-unit usaha di Sukabumi yang bekerja sama sekaligus penanam saham di PT Bursatani Global Niaga di bawah pimpinan H. Ayep Zaki. Pusat pengolahannya berlokasi di kawasan Sentra Industri Sukabumi (Sentris) Desa Cibatu, Kecamatan Cisaat. Sudah beroperasi sejak 2017 silam. Bahan baku batu bara diperoleh dari Kalimantan Timur.
Direktur CV Debe Mitra Pratama Hikmat Taufik menyebutkan di pabriknya itu bisa diproduksi pupuk batu bara minimal satu ton untuk satu jam dan masih lewat pengolahan sederhana menggunakan satu mesin.
Dalam sehari bisa diproduksi hingga delapan ton pupuk batu bara yang dikemas dalam karung berkapasitas 25 kilogram. Sedangkan satu karung berkapasitas 25 kilogram dibanderol Rp 150.000 di pasaran.
Pabrik pupuk ini dalam sebulan bisa memproduksi hingga 200 ton. Hikmat juga menyebut proses produksi sangat tergantung pada cuaca dan kualitas bahan baku. Jika musim hujan bahan baku cukup basah. Meski demikian sampai saat ini ia belum menemui kendala dari sisi pasokan batu bara. Terlebih batu bara yang diterima harus berkualitas, bukan limbah yang sudah tercampur zat-zat kimia.
“Kita sudah melakukan demplot di 16 provinsi di Indonesia, dari mulai Sumatera, seluruh Kalimantan, Maluku, Jawa Barat, Banten dan Jawa Tengah. Dan hasil demplot terbukti bisa meningkatkan produktivitas tanaman hingga 20 persen. Dari tahun 2017 terus kita sosialisasikan termasuk di Kabupaten Sukabumi. Dan pupuk batu bara ini bukan hanya cocok untuk beberapa jenis tanaman saja. Untuk padi, holtikultura dan sebagainya itu sangat cocok. Namun untuk saat ini yang paling banyak itu adalah untuk sawit. Pasar yang kita bidik selain Amerika, juga ada Turki, Australia dan Afrika, khususnya Zimbabwe dan Afrika Selatan,” papar Hikmat kepada media.
Rencana sentra produksi batu bara ini akan terus diperluas hingga merambah ke kawasan lain. Seperti misalnya pembuatan pabrik di Klaten, Jawa Tengah yang sudah berjalan. Kemudian hingga ke Kalimantan Tengah untuk semakin mendekat ke market yang dinilai paling strategis dekat kebun sawit.
Di Sumatera, rencana akan dibangun di Provinsi Riau. Selebihnya, kata Hikmat, akan dibuat sentra-sentra gudang atau penyimpanan pupuk batu bara. “Untuk sekarang karena memang masih terbatas mesinnya, olahannya juga sederhana, jadi belum bisa terlalu banyak produksi. Mudah-mudahan saja ke depan bisa semakin berkembang, baik di pasar nasional maupun internasional,” pungkas Direktur CV Debe Mitra Pratama. (R01)






