Majalahfakta.id – Banyaknya kesimpang-siuran berita dan lebih cenderung adanya muatan tendensius terhadap sekolah di setiap tahun ajaran baru. Membuat sejumlah sekolah mengambil langkah tegas untuk menghindari berbagai praktik penyimpangan. Agar tidak memunculkan berita kegaduhan di masyarakat luas.
“Kita bekerja sesuai dengan petunjuk teknis (juknis) yang telah ditentukan pemerintah. Kalau kita mau selamat, jangan sekali-kali menyimpang dari aturan yang telah ditentukan, karena itu merupakan pegangan setiap pelaksana pekerjaan. Jadi diluar dari itu harus disingkirkan,” ujar Drs.Risman.Msi Kepala SMAN 11 di Jalan Inspektur Marzuki, Siring Agung, Kecamtan Ilir Barat I, Kota Palembang, Sumatera Selatan.
“Kalau kita selalu terbuka (transpran) tidak ada yang ditutupi. Seperti pembangunan Masjid, yang menghimpun dana ada bagiannya silakan tanya Pak Dwi,” ujar Risman.
Sementara Dwi, guru yang membidangi pembangunan masdjid ketika dimintai komentarnya dari majalahfakta ,id, memang kami sekarang ini lagi menghimpun dana untuk pembangunan masjid dua tingkat dengan membutuhkan dana sebesar Rp 1,6 milliar. Sedangkan dana baru terkumpul lebih kurang Rp 256 juta.
“Kami sangat senang sekali kalau ada orang tua wali murid yang bersedia menjadi donatur, sementara kalau kita hanya mengandalkan sumbangan siswa baru (kelas 10) sangat terbatas. Sumbangan yang diterima senilai Rp 500 riibu per orang nya. “Justru itu kami belum berani membangunnya takutnya nanti hanya terbangun pondasinya saja,” ujar Dwi.
Sementara itu bendahara dana bos, Nardar menyampaikan syukur dengan adanya Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Bantuan ini sangat terbantu sekali guna kepentingan operasional sekolah termasuk pembayaran honor guru- guru. Sementara uang komite tidak mencukupi. “Kami tidak bisa memaksakan para siswa karena kita tau sendiri situasi sekarang ini,” ujarnya. (ito)






