Majalahfakta.id – Beberapa kelompok tani di Kabupaten Pringsewu banyak yang mengeluh terkait merosotnya harga gabah. Situasi semakin memprihatinkan tatkala para petani mengalami serangan hama tikus pada persawahan mereka.
Seperti yang diungkapkan satu diantara Kelompok Tani Subur II dari Pekon Podomoro, Kecamatan/Kabupaten Pringsewu. Saat dikonfirmasi tentang Regulasi kelompok Tani yang meminjam dana Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) juga tidak bisa mengembalikan ke Gapoktan setempat, Jumat (03/12/2021).
Anwar, Ketua Kelompok Tani dan Sungkono, bendahara mengakui pada majalahfakta.id sudah beberapa tahun belakangan ini tidak bisa mrngembalikan pinjaman dana yang dikucurkan lewat Gapoktan. Dengan alasan, sawah yang kurang lebih seperempat hektar selalu diserang hama tikus , termasuk harga pupuk yang petani beli dari penyalur pun tidak membuahkan hasil. Nasib ini juga dialami para petani lainnya.
Sungkono menambahkan, hasil panen padi yang setahun dua kali hasil selalu menurun. Padahal, sebelumnya ia bisa menghasilkan 2 ton. Kini, akibat kondisi tersebut hanya bisa memanen setengah ton saja. “Hama tikus selalu menghantui petani termasuk penggunaan pupuk dianggap masih kurang maksimal, “ beber Sungkono.
Situasi itu juga menyebabkan pihaknya dari kelompok tani terpaksa gali lubang tutup lubang. “Jadi boro-boro mikirkan untuk membayar pinjaman Rp 10 juta yang digelontorkan Gapoktan setempat, untuk makan saja susah,” ungkap Sungkono.
Dan dirinya berharap pihak dinas mau membantu untuk mengatasi serangan hama tikus di daerah tersebut. Sebab akhir-akhir ini kelompok tani di daerah tersebut tidak sedikit yang sering gagal panen. Makanya sekarang hampir sebagian banting setir selain bertani juga beternak jangkrik untuk pakan burung. (wis/her)






