Majalahfakta.id – Benar kata pepatah, untung tidak dapat raih malang tidak dapat tolak. Sepertinyapepatah ini menggambarkan nasib Syamsul (60), seorang supir truk kontainer warga Medan Sumatera Utara.
“Saya ngantri dan kawan – kawan dari pagi menunggu solar. Informasi nanti jam enam sore, ” kata Syamsul di SPBU Desa Sei Raja Batu Bara, Minggu (26/9/2021).
Menurut Syamsul, dirinya tadi membawa truk kontainer dari Pelabuhan Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara, menuju ke Kisaran Kabupaten Asahan.
“Saya singgah di SPBU Desa Pakam, Batu Bara, untuk mengisi solar. Lama saya menunggu dengan kawan – kawan yang melilihat antrian begitu panjang, solarnya pun habis sebelum giliran saya dan kawan – kawan”.
Kemudian Saya dan kawan – kawan meneruskan perjalanan yang akhirnya sampai di SPBU ini (Desa Sei Raja). “Di sini pun habis, sehingga menunggu antrian dari jam sebelas siang yang informasinya jam enam sore baru solar datang, ” jelas Syamsul.
Syamsul juga menyampaikan, bahwa kondisi kelangkaan BBM jenis solar sudah berjalan lebih kurang sebulan. “Saat ini memang hancur betul. Entah sampai kapan kelangkaan BBM ini berakhir. Kalau mau dinaikan harganya naikan aja, jangan gantung – gantung seperti sekarang ini, ” papar dia.
Tak hanya itu, hal yang sama juga dialami supir lainnya. Syamsudin Hutagalung (40) warga Cinta Damai Batu Bara, Tonang Gultom (55) warga Medan Helvetia.
Selanjutnya saat mereka para ditanya, mengapa tidak memakai dexlite, “Gak tarek pak, lebih baik kami beli solar ketengan, ” kata salah seorang dari mereka.
Di tempat terpisah, seorang pengendara sepeda motor mengatakan kalau kelangkaan BBM jenis premium sehingga muncul pertalite khusus (PLK).
“Sungguh membingungkan. Yang pastinya rakyat kecil seperti saya sangat rugi, ” ungkap sumber yang enggan disebutkan namanya.
Sementara itu, menurut pantauan di lapangan banyak antrian mobil yang akan mengisi BBM di sejumlah SPBU di Kabupaten Batu Bara.
Saat dimintai konfirmasi salah seorang Pengawas SPBU menyampaikan kalau begini terus keadaannya yang pasti pihaknya juga rugi.
“Karena operasional yang harus kita tanggung, beban listrik, gajih karyawan dan lainnya. Keadaan kelangkaan BBM ini juga dapat mengakibatkan antrian dan tidak lancarnya arus lalulintas,” jelasnya singkat. (wis/wur).






