Utama  

Pahit dan Manis Jadi Wartawan

Majalahfakta.id – Terasa pahit, ketika seorang wartawan sedang bertugas mengungkap sesuatu yang tertutup untuk menjadi terbuka sehingga publik memahami kebenaran yang terjadi.

Tugas seperti ini tidak jarang wartawan mendapat ancaman jiwa, cacian, hujatan bahkan orang-orang terdekat pun ikut terancam.

Tetapi wartawan profesional berpikir hanya mengabdikan diri kepada bangsa dan negara tetap mengacu pada prinsip yaitu kode etik jurnalistik. Dimana pada pasal satu poin satu wartawan harus independen.

Prinsip ini yang mendorong seorang wartawan harus gagah berani menyuarakan kebenaran tanpa ada unsur dendam pribadi atau kelompok meski risiko cukup besar di depan mata.

Manis terasa di perasaan seorang wartawan jika karya jurnalistiknya banyak mendapat pujian.

Tentu saja, pihak-pihak yang diuntungkan oleh tajamnya pena wartawan mengucapkan terima kasih, memuja dan memuji sosok wartawan tersebut.

Melihat dua rasa wartawan saat bertugas, tentu kita memahami. Karir seorang wartawan tidak semua orang mampu menjalankannya.

Karir wartawan tidak terbatas, semakin mahir mendalami menggali sumber data faktual akurat dan berimbang maka akan semakin tajam hasil tulisannya.

Pengalaman di lapangan, pengalaman menulis menjadi penentu kematangan seorang wartawan dalam menjalankan tugas.

Oleh karena itu, lahir tiga jenjang karir wartawan yaitu: Wartawan Muda, Wartawan Madya dan Wartawan Utama. Dewan Pers menetapkan jenjang wartawan ini bermaksud meningkatkan kualitas perusahaan pers yang mempekerjakan wartawan.

Romlan, salah seorang penguji Uji Kompetensi Wartawan menjelaskan ada tiga jenjang karir wartawan.

Wartawan muda : Wartawan muda adalah jenjang karir pertama wartawan. Seorang wartawan muda harus cekatan, disiplin, berani dan profesional.

Hal ini dikarenakan seorang wartawan muda harus terjun langsung ke lapangan untuk memburu bahan berita. Wartawan muda harus lulus uji kompetensi wartawan (UKW) jenjang mudah. Setelah tiga tahun berkarir di jenjang muda bisa mengikuti uji kompetensi wartawan jenjang Madya.

Jenjang karir wartawan Madya, tentu lebih sulit bahkan tanggung jawabnya lebih besar dari muda.

Seorang wartawan yang telah lulus uji kompetensi wartawan jenjang Madya ia dapat berperan sebagai Redaktur di perusahaan pers tempat ia bekerja.

Redaktur, membantu pimpinan redaksi dalam menangani mengelola bahan berita. Redaktur meminta rencana liputan harian wartawan muda, lalu mengarahkannya agar mendapatkan data yang sesuai dengan rencana liputan. Kemudian, redaktur meminta hasil liputan wartawan muda untuk dikemas menjadi berita.

Selanjutnya, redaktur melaporkan hasil olahan bahan berita kepada Pempinan Redaksi untuk diseleksi berita-berita layak siar atau tidak.

Artinya, tugas redaktur sangatlah berat. Ia harus mampu memimpin seluruh wartawan muda agar dapat bekerja profesional. Setelah bahan berita dilaporkan wartawan muda ia harus meneliti dan mengedit ulang bahan berita tersebut.

Selanjutnya, ia harus mampu meyakinkan Pempinan Redaksi (PemRed) bahwa bahan berita yang diperoleh wartawan muda layak siar atau tidak.

Ya, begitulah kira-kira susahnya menjadi seorang redaktur di perusahaan pers.

Sesulit apapun itu, dua tahun berproses di jenjang wartawan Madya ia bisa meningkatkan posisi menjadi wartawan jenjang Utama.

Jenjang wartawan utama tentu harus lulus Uji Kompetensi Wartawan Utama.

Setelah lulus (UKW) jenjang utama, wartawan bisa berkarir menjadi Pempinan Redaksi atau Pimpinan Umum di perusahaan pers tempat ia bekerja.

Hem, tetapi untuk menjadi Pempinan Redaksi atau Pimpinan Umum tentu disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dong.

Bukan berarti telah lulus UKW jenjang utama dapat dipastikan menjadi PemRed atau Pimpinan Umum. Tetapi telah memenuhi syarat untuk berkarir menjadi kedua jabatan itu.

Begitu juga dengan telah lulus UKW jenjang madya, belum tentu menjadi seorang redaktur.

Ya, saya pikir semuanya tergantung pada kebutuhan perusahaan tempat kita bekerja. Tetapi hemat saya, proses jenjang karir wartawan harus tetap dijalani agar menjadi wartawan profesional dan siap ditugaskan di manapun serta kapanpun.

Antara wartawan jenjang mudah, jenjang madya dan jenjang utama. Dalam hal mencari posisi jabatan di perusahaan pers tempat bekerja tentu sangat berbeda peluang.

Wartawan mudah, tentu memang harus lulus UKW mudah agar memperoleh sertifikat wartawan profesional.

Selanjutnya, jenjang madya. Hem, dua harapan yang dapat dicapai: Pertama jabatan struktural sebagi redaktur dan yang ke-dua dapat meningkatkan diri ke jenjang utama.

Jika sudah berada pada jenjang utama ada banyak karir yang dapat diperoleh wartawan. Selain jabatan struktural seperti pimpinan redaksi atau pimpinan umum perusahaan ia bisa menjadi ahli pers atau bisa menjadi tenaga penguji Uji Kompetensi Wartawan.

Penjelasan jenjang karir ini, kami pahami dari Pak Romlan. Ia salah seorang penguji magang pada Uji Kompetensi Wartawan yang diselenggarakan oleh PWI Provinsi Bengkulu di Hotel Adeeva Tanggal 4 – 5 Juni 2021 Kemarin.

Menggiurkan bukan? Tentu saja menggiurkan.
Jika anda sudah berposisi menjadi penguji, Hem soal pendapatan tentu tidak usah diragukan.

Begitu juga dengan seorang alhi pers. Tentu sangat seksi jika bicara pendapat. (wis)