Semua  

Populasi Peternakan Di Kalitidu

Camat Kalitidu, Drs Imam WS MM, didampingi Manter (Mantri Peternakan), Nanang Peristiwa.
Camat Kalitidu, Drs Imam WS MM, didampingi Manter (Mantri Peternakan), Nanang Peristiwa.
Camat Kalitidu, Drs Imam WS MM, didampingi Manter (Mantri Peternakan), Nanang Peristiwa.
Camat Kalitidu, Drs Imam WS MM, didampingi Manter (Mantri Peternakan), Nanang Peristiwa.

UNTUK populasi sapi di Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, terhitung hingga pertengahan Maret 2020 antara jantan dan betina hampir berimbang. Mengapa demikian ? Mari kita simak hasil pantauan Wartawan Majalah FAKTA, Ekopurnomo.

Camat Kalitidu, Drs Imam WS MM, didampingi Manter (Mantri Peternakan), Nanang Peristiwa, menjelaskan bahwa untuk desa yang ada Kecamatan Kalitidu hampir secara keseluruhan di pinggir jalan nasional sepanjang 14 km. Mulai dari Desa Sukoharjo sampai Desa Sumengko. ‘’Sehingga bisa dikatakan ‘umpomo ngingu’ sapi, tentunya memilih yang bersifat instan, 3 sampai 4 bulan dijual lalu dibelikan lagi untuk penggemukan. Lebih jelasnya langsung pada ahlinya sajalah, Mas Eko, monggo dilanjut dengan Pak Peristiwa,” tutur Camat Imam.

Manter Kalitidu, Nanang Peristiwa, menambahkan secara detail bahwa untuk peternakan di Kalitidu ada sapi dan kambing. Untuk jumlah sapi ada sekitar 8.000-an tersebar di 18 desa. ‘’Secara organisasi kelompok tercatat ada 10 desa, namun yang masih terjalin komunikasi aktif ada 5, yakni kelompok ternak sapi Desa Leran, Pungpungan, Pilangsari, Ngujo, Sumengko. Sedangkan untuk populasi kambing tidak terdeteksi, karena Kalitidu ada pasar kambing sehingga drafnya pasang surut. Saat didata banyak, 5 hari berikutnya usai pasaran sudah habis’’.

“Oh ya di Kalitidu ada 2 petugas, yang satu lagi bernama Purwanto. Dari jumlah sapi sekian tadi itu kami melayani kawin IB sapi sekitar 3 sampai 4 ekor. Ndak tahu kalau Mas Pur. Jenisnya terbanyak kros atau sapi merah. Sedangkan untuk sapi PO masih ada, penggemarnya itu masih beberapa peternak saja. Padahal soal ketahanan fisik jenis PO lebih tangguh, makanannya mudah, serta sapi kegemaran nenek moyang. Makanya pemerintah tetap mempertahankan populasinya, termasuk di Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo,” papar manter pindahan dari Kecamatan Kasiman ini.

‘’Saat saat ini kami juga ikut melaksanakan himbauan terkait virus corona atau Covid-19 pada kelompok. Dan pada dasarnya kita harus meningkatkan pola hidup sehat, termasuk pemberian vaksin untuk AI (Anak/Order dan Induk) sapi. Untuk yang hamil/bunting kami beri vitamin, untuk yang tidak hamil kami beri obat cacing. Semua gratis. Selain itu posyandu rutin diadakan secara bergiliran tempat, secara serentak. Sedangkan untuk asuransi sapi, di Kalitidu sudah kami sosialisasikan tetapi pesertanya belum ada . Faktornya apa ? Kami kurang jelas. Untuk sapi jenis PO ada di daerah ‘kantong/dalam’ dari jalur jalan raya. Intinya, soal program pemerintah/dinas peternakan yakni sosialisasi asuransi ternak sudah kami laksanakan. Tapi kembali pada masyarakat/pemilik sapinya,” jelasnya.

Perihal tindak lanjut sosialisasi asuransi maupun populasi sapi di UPT Kasiman yang meliputi 10 kecamatan, yakni Kecamatan Kasiman, Kedewan, Ngraho, Margomulyo, Padangan, Purwosari, Gayam, Trucuk, Malo, Kalitidu, FAKTA belum berhasil mengkonfirmasi Kepala UPTD Peternakan Dr H Lutfi MKes. (F.463)