
BAGIAN Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Temayang memiliki lahan 78,18 hektar (Ha) untuk Reboisasi Hutan & Lahan (RHL) dengan berbagai jenis tanaman buah dan tanaman pohon besar serta rindang, termasuk randu. Administratur (Adm/KKPH) Bojonegoro, Dewanto SHut MSc, didampingi Asper/KBKPH Temayang, Sugianto, kepada Wartawan Majalah FAKTA (Ekopurnomo) menjelaskan bahwa untuk tahun 2019-2020 di hutan jajaran KPH Bojonegoro ada beberapa BKPH yang melaksanakan program RHL, di antaranya BKPH Temayang. “Dengan berhasilnya RHL ini tentunya nanti akan kita laksanakan lagi pada BKPH-BKPH lain yang belum. Untuk kapannya, belum tahu, karena RHL pendananya dari pemerintah pusat (APBN)”.
Asper Temayang, Sugianto, didampingi KRPH Sekonang, Sasmito, dan KRPH Madungan, Ahmaddun, serta Kaur TU.Subiyanto dan Staf TU Tutik Purwati menyampaikan bahwa untuk RHL di BKPH Temayang tersebar di 4 (empat) RPH, dengan jumlah keseluruhan sebanyak 12 anak petak, yang terluas adalah hutan lindung RPH Kalimati dengan luas 28,64 Ha. “Alhamdulillah semua yang dilaksanakan RHL tidak ada penggarap, identik tidak ada pengganggunya, walau sebenarnya tidak jauh dari pemukiman warga, kisaran terdekat 500 meter, terjauh 1 km. Jenis tanamannya juwet (anggur alas), nangka, serta trembesi, mahoni dan randu”.
“Pola kami adalah pendekatan persuasif pada warga, kebetulan di suatu organisasi seni bela diri, kami termasuk di-tua-kan, sehingga membangun komunikasi sosial tidak begitu sulit. Jika waktu sibuk kantor kok tidak begitu urgent/waktu senggang, kami ‘blusukan’ melanjutkan komsos. Terus terang, karena hutan tidak dipagari tembok tinggi, maka tak menutup mata bahwa soal hilangnya tanaman memang ada, sebulan sekali. Dan mereka lebih membutuhkan lahan daripada kayunya. Dengan kondisi demikian itulah pendekatan komunikasi yang baik dapat jadi shock teraphy dalam bertugas sebagai rimbawan. Soal berat atau tidak, itu suatu konsekwensi sebagai rimbawan. Kembali lagi bagaimana kita membangun komsos,” ungkap Asper Temayang, Sugianto.
Lebih rinci Asper kelahiran kota ‘Reog’/ Ponorogo ini menjelaskan bahwa untuk tingkat kerusakan RHL berkisar 1,2 %, secara umum kamhut relatif aman. Tradisi ‘ewuh pakewuh’ dari dampak dituakan di antaranya begitu. “Perihal pembinaan personil secara rutin sebulan sekali, bersamaan dengan kegiatan Dharma Wanita arisan, para suaminya, kita adakan rapat kerja, mulai rencana tugas, evaluasi, serta pembekalan wawasan. Dapat dari KPH lalu kita ulas, kita bahas bersama-sama. Untuk produksi nanti ada tebangan klas ‘B’, kisaran bulan Juni-Juli tahun 2019 dari target tercapai 62 %, untuk tahun ini dari luas RTT 225 Ha, target produksi 746,67 meter kubik (m3)”.
Untuk giat Bupati Bojonegoro yang di Dusun Glagahan, kaitannya dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) yakni kebersihan lingkungan dan perbaikan DAS serta penanaman bibit pohon holtikultura, meliputi pohon buah alpokat, klengkeng, nangka, dengan melibatkan di antaranya LMDH Sido Makmur untuk anggota LMDH dari BKPH Temayang. Unsur Perhutani KPH yang hadir adalah Adm/KKPH, Waka Adm, 5 KRPH (BKPH Temayang 2 KRPH dan BKPH Bareng 3 KRPH).
Kaur KTKU Subiyanto menambahkan,”Pola Pak Asper yakni jangan menunda pekerjaan, agar bila ada pekerjaan baru bisa melaksanakan dengan tidak tergesa-gesa dari tumpukan kerja/tugas lama yang belum terselesaikan. Dan bila tugas selesai tetapi belum ada tugas baru, di situlah kita bisa punya waktu untuk santai. Saraf tegang karena berpikir sehari-hari, saat santai ya santai sambil mengoreksi bila ada yang masih kurang benar, masih ada waktu. Yang penting, tidak ada kata menunda”. (F.463)






