
KARENA untuk desa-desa yang ada di Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, wajib untuk memiliki ikon yakni satu desa minimal satu produk, Kecamatan Padangan sudah punya semua.
Menurut Camat Padangan, Drs Sugeng Firmanto, bahwa untuk desa-desa yang ada di kecamatan produknya variatif, mulai dari alam hingga buatan, suatu misal Desa Nguken punya jajanan khas Saplak Sonorejo, Terong Dengok, Jambu Kuncen Tahu Tempe, Padangan Ledre, dan lain-lain.
“Perihal persiapan pesta demokrasi (pilkades serentak), semoga bukan sebatas sementara, tetapi hingga pasca pilkades, hendaknya selalu kondusif, ayem, adem, tentrem. Ra usah fanatik-fanatikan, namanya demokrasi, selesai voting ya sudah. Dan sudah kami wanti-wanti kenetralan panitia,” himbau Camat Sugeng Firmanto.
Disinggung perihal tambahan untuk desa, camat yang juga mantan kabid di PMD ini mengomentari bahwa hendaknya harus melakukan penerapan sesuai petunjuk penggunaan dana tidak mengesampingkan pemberdayaan. Seperti untuk penanggulangan stunting, pengurangan angka kemiskinan secara riil, bukan abal-abal. Suatu misal desa ‘A’ dari data ada 100 KK, diseleksi 10 KK yang diberi kambing sepasang untuk bergulir per tahun, sedangkan yang 90 diberi 3 babon ayam plus satu jago disuruh memelihara bukan untuk digoreng. “Itu ngaku tidak ngaku, angger tidak kena pagebluk/wabah, sudah gemrayah. Demikian juga yang dapat kambing, induk bisa digulirkan, sementara setahun sudah dapat 4 hasil peranakan pertama dan peranakan kedua. Demikian, daripada apik-apikan tugu tapi daftar warga miskin masih ‘mblader’. Lain lagi kalau semua sudah ‘on air’, mbangun tugu sak apik-apike tidak apa-apa. Fenomena realita banyak dana yang masuk ke desa, namun secara global skala nasional baru 1,4 %. Ini kemungkinan kurangnya untuk pemberdayaan masyarakat wabil khusus pemberdayaan bagi masyarakat yang membutuhkan uluran/bantuan. Kembalinya adalah mengutamakan perihal kesadaran. Intinya, ya tidak menyalahkan siapa-siapa, kemungkinan mekanismenya yang perlu disempurnakan,” pungkas Camat Padangan, Drs Sugeng Firmanto.
Sementara beberapa sumber juga mendukung adanya apa yang disampaikan oleh Camat Padangan, yakni meningkatkan prosentase pemberdayaan untuk peningkatan pendapatan warga. “Seperti naik tangga, yang miskin jadi tidak miskin, yang tidak miskin jadi setengah kaya, dan naik-naik secara komulatif. Bukan seperti lagunya pak Haji Rhoma Irama,’Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin,” ungkap sumber yang tak mau disebutkan namanya. (F.463)






