Semua  

WALI MURID KELAS 8 I MTsN I BOJONEGORO BERTERIMA KASIH KEPADA WALI KELAS

RASA haru dan berterima kasih yang tiada tara ditunjukkan oleh para wali murid kepada Wali Kelas 8 I MTs Negeri I Bojonegoro, Imam Suyuti SPdI, saat penerimaan rapor kenaikan kelas pada Sabtu (21/6/2019).

Berikut komentar beberapa wali murid, di antaranya Bapoh, warga Desa Ngraseh, melalui Eko Purnomo dari Majalah FAKTA Online, mengucapkan banyak terima kasih atas tenaga, fikiran dan kasih sayang yang telah dicurahkan oleh Imam Suyuti atau yang akrab dipanggil Pak Imam kepada siswa-siswi yang diasuh di kelasnya. “Pak Imam orangnya baik, santun dan benar-benar bisa jadi panutan. Selain membimbing anak-anak yang belajar di sini, beliau juga komunikatif. Termasuk cara mengingatkan perihal kewajiban orangtua yang merasa masih punya tanggungan tunggakan kegiatan pun tidak semena-mena. Beliau sekedar mengingatkan dengan kalimat yang santun,’Permisi apabila di antara bapak ibu wali murid masih punya tanggungan kewajibannya yang sudah jadi kesepakatan, silahkan berhubungan dengan koperasi, mungkin kaos, LKS atau yang lainnya. Dan ini kami hanya membacakan bagi yang sudah lunas’. Seperti itulah. Sehingga kita sebagai wali murid merasa terharu ketika anak kami kelas 8 akan berganti wali kelas,” papar Bapoh.

Hal senada disampaikan orangtua siswi yang bernama Tri Buana Tungga Dewi. “Kami selaku orangtua sangat berterima kasih pada beliau wali kelas yang memiliki nama panggilan Pak Imam. Dan kami juga memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya. Dari cerita anak-anak kami dan ketika mengumpulkan wali murid, beliau santun dalam tutur kata, maka para wali murid pun sampai berinisiatif membuat gagasan bagaimana ruang kelas anak-anak kami ini diwarnai yang sekiranya dapat membuat suasana kelas anak-anak kami jadi nyaman, berdasarkan dari cerita yang disampaikan oleh beliau. Sehingga secara spontanitas wali murid berinisiatif, demi anak-anak kami enak dan bisa konsentrasi saat proses belajar mengajar. Pak Imam adalah bagian dari guru teladan bagi anak didiknya, sangat identik dengan julukan pahlawan tanpa tanda jasa. Menyerukan yang baik-baik mulai dari tutur kata maupun perilakunya, tanpa pamrih. Semoga ini jadi teladan bagi guru yang memiliki jiwa patriot, pendidik bagi generasi putra-putri bangsa. Terima kasih Pak Imam”.

“Kami berterima kasih kepada seluruh wali murid yang telah mempercayakan putra-putrinya dan menjadi tanggung jawab kami di kelas ini. Tak lupa bila ada salah dan khilaf, mumpung sekarang masih dalam suasana bulan Syawal, kami atas nama pribadi, keluarga dan guru-guru yang mengajar di kelas ini, kami mohon maaf lahir dan batin. Soal mendidik adalah menjadi kewajiban kami, niat kami dari sejak sebelum menjadi guru, yakni berupaya, berjuang untuk membekali para siswa, agar kelak menjadi generasi penerus perjuangan bangsa yang berakhlaqul kharimah. Kelak mereka di masa depan semoga selalu menjadi insan yang tiada bosan dan jemu untuk,selalu berfastabiqul khairrat. Sayangnya kemarin waktu lebaran kami agak keheran-heranan, karena tumplek blek berhalal bihalal dengan bersepeda motoran. Pikir kami, cah ijik umur wingi sore kok wis podho sepeda motoran. Kalau ada apa-apanya di jalan terus bagaimana ? Padahal kami tidak menyuruh mereka bawa sepeda motor. Insya Allah di kelas IX nanti juga akan dapat wali kelas yang baik. Jikalau kami diberi amanah semoga hasilnya nanti nilai anak-anak anda akan baik,” tandas Imam Suyuti SPdI. (F.463)